Aku Ingin Melepaskannya, Itu yang Terbaik Bagi Semuanya
Aku Ingin Melepaskannya, Itu yang Terbaik Bagi Semuanya
"Bibi Mo, masalah perasaan tidak bisa dipaksakan. Aku sangat senang Anda begitu menyukaiku, tapi ..." Suara Shen Rou perlahan-lahan terdengar semakin melemah, dan nada bicaranya berubah kecewa.
Ibu Mo mendengar maksud kalimat Shen Rou yang seolah sudah ingin melepaskan perasaannya dan bersiap untuk mundur. Seketika hal ini membuat ibu Mo panik. "Rourou, kau ... apakah kau sudah tidak ingin menyukai A Si lagi? Apakah kau sudah bersiap untuk menyerah?"
Shen Rou terdiam beberapa saat, tak lama ia baru menjawab dengan nada bicaranya yang rendah, "Bibi Mo, bukan aku yang ingin menyerah, tapi aku terpaksa menyerah. Beberapa hari ini, aku sudah memikirkan banyak hal. A Si sudah menikah. Selain itu, sekarang dia juga hidup dengan bahagia. Aku seharusnya tidak berharap apapun padanya. Aku ingin melepaskannya, dan aku rasa itu yang terbaik untuk semuanya."
"Tidak, Rourou ..." Ibu Mo sedikit panik. "Kau tidak boleh menyerah. Bukankah aku pernah mengatakan bahwa bibi akan membantumu memikirkan solusinya? Kau menyukai A Si selama bertahun-tahun, apakah kau benar-benar akan mundur begitu saja? Apakah kau rela?
"Dengarkan kata-kataku. Masalah ini bukan sama sekali tidak bisa diselesaikan. Selama kau bersedia, bibi pasti akan membantumu mencari solusinya dan membuat kau bisa bersama dengan A Si."
"Tapi, Bibi Mo ..."
"Aku hanya butuh kau menjawab pertanyaan bibi. Apakah kau masih menyukai A Si, dan apakah kau ingin bersama dengannya?" desak ibu Mo.
"Ini ..." Setelah Shen Rou terdiam beberapa saat, ia berkata, "Aku tentu saja menyukainya dan juga sangat ingin bersama dengannya. Bibi Mo, sejak kecil aku sudah menyukainya, aku bermimpi suatu hari bisa menikah dengannya dan menjadi istrinya. Tapi ..."
"Ya sudah kalau begitu." Ibu Mo menyela. "Kau adalah gadis yang tumbuh besar di bawah pengawasan bibi. Bibi juga hanya ingin kau yang menjadi menantuku. Kau tidak perlu memedulikan apapun. Pokoknya, bibi akan mencari solusi supaya kau bisa bersama dengan A Si. Aku tidak mungkin membiarkan Qiao Mianmian menjadi menantuku. Dia tidak pantas untuk putraku," kata ibu Mo.
*
Di luar, Mo Yesi mengetuk pintu kamar. Di dalam, ibu Mo yang masih bicara dengan Shen Rou terdiam, ia menjauhkan ponselnya sedikit dan berseru, "Siapa?"
"Ibu, ini aku, ayo kita bicara baik-baik."
Ekspresi ibu Mo berubah setelah mendengar suara Mo Yesi, kemudian ia berbicara pada orang di ujung telepon, " A Si datang, aku akan menutup teleponnya dulu."
Ibu Mo menutup teleponnya. Lalu ia berjalan sampai ke pintu dan membukanya.
"Ibu." Mo Yesi menatapnya, memanggilnya pelan.
Wajah ibu Mo masih cemberut. Sepertinya amarah di hatinya sedikit pun belum menghilang. "Untuk apa kau datang?"
"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," Mo Yesi berhenti beberapa detik, lalu melanjutkan, "mengenai Mianmian."
Sekarang, begitu mendengar nama Qiao Mainmian, ibu Mo merasa sangat marah. Wajahnya semakin menggelap karena tidak suka. "Apa lagi yang perlu dibicarakan? Bukankah kalian mengatakan bahwa itu adalah kesalahpahaman dan aku menyakiti perasaannya? Mengapa? Apakah kau memaksaku untuk meminta maaf padanya?"
Mo Yesi menutup mulut dan terdiam selama beberapa detik, lalu mengulurkan tangan dan mengusap alisnya. "Tidak."
"Lalu apa lagi yang ingin kau katakan."
"Bu, bisakah ibu mengizinkan aku masuk dulu? Apakah kita harus berdiri di depan pintu dan berbicara seperti ini?"
Ibu Mo menatapnya dengan dingin, lalu menggeser tubuhnya ke samping. Setelah Mo Yesi berjalan masuk, ia mencari tempat duduk sesuka hati.
"Jika kau datang karena ingin membantu istrimu berbicara, lebih baik tidak usah. Aku tidak ingin mendengarnya." Ibu Mo ikut berjalan masuk dan juga duduk sesuka hati.