Tidak Ada Bonus untuk Bekerja Ketika Sakit
Tidak Ada Bonus untuk Bekerja Ketika Sakit
"Baik…" jawab Bibi Wu sambil memberikan termometer kepada Chen Youran.
Setelah itu, Chen Youran langsung membuka dua kancing atas baju tidurnya dan meletakkan termometer di bawah ketiaknya. Sementara Ji Jinchuan kembali duduk di sofa. Dia mengenakan kemeja tipis berbentuk V-neck yang memperlihatkan tulang selangkanya yang seksi. Dia kini tengah makan dengan pelan dan elegan.
Bibi Wu duduk di samping tempat tidur dan menunggu Chen Youran mengukur suhu tubuhnya. Wanita paruh baya itu secara naluriah mengingatkannya, "Nyonya Muda, apa pun yang terjadi Anda harus menjaga tubuh Anda sendiri. Kemarin malam hujan turun dengan sangat deras dan Anda adalah seorang wanita yang sedang hamil. Bagaimana bisa Anda terkena hujan hingga basah kuyup begitu?"
"Kemarin malam ponselku mati. Aku tidak bisa menghubungi siapa pun. Jadi, terpaksa aku harus pulang saat hujan," jawab Chen Youran sambil bersandar pada bantal. Meskipun dia sedang berbicara dengan Bibi Wu, tetapi matanya melirik pria yang duduk di sofa.
Bibi Wu masih meragukan jawabannya, lalu kembali bertanya, "Bagaimana dengan luka lepuh di kulitmu itu?"
Kemarin aku sudah mengukur suhu air yang pas dan sesuai. Bagaimana bisa tubuhnya mengalami lepuhan yang besar? Batin Bibi Wu.
"Bibi Wu, aku haus. Bisakah Bibi menuangkan segelas air untukku?" pinta Chen Youran yang berusaha mengganti topik pembicaraan.
Bibi Wu memberikan jawaban 'ya' dan segera turun sambil membawa gelas. Sekitar dua menit kemudian, dia kembali dengan membawa segelas air hangat di tangannya.
Chen Youran pun mengucapkan terima kasih dan mengambil alih gelas berisi air hangat di tangan Bibi Wu. Kemudian, Bibi Wu masih menasihatinya dengan mengatakan bahwa para wanita harus menjaga tubuh mereka. Sepertinya dia mungkin lupa dengan luka lepuh di tubuh Chen Youran.
Sedangkan Ji Jinchuan saat ini meletakkan sumpitnya setelah makan beberapa suap. Dia lalu pergi ke samping tempat tidur, menatap Chen Youran dan berkata, "Sudah hampir waktunya…"
Chen Youran mengeluarkan termometer dari ketiaknya dan menyerahkannya pada Ji Jinchuan.
Ji Jinchuan mengambil termometer tersebut, melihat hasilnya dan berkata, "38,2 derajat. Masih demam."
Setelah itu, Ji Jinchuan menatap Bibi Wu dan memerintahkan, "Oleskan alkohol lagi ke seluruh tubuhnya."
Dengan segera Bibi Wu mengambil handuk dan alkohol, sementara Ji Jinchuan membawa laptop dan juga dokumen di atas meja, dia bersiap pergi ke ruang kerjanya. Saat tiba di depan pintu, dia menghentikan langkah kakinya dan mengingatkan, "Ada luka di tubuhnya, jadi oleskan dengan perlahan. Kalau ada sesuatu yang terjadi, datanglah ke ruang kerja dan panggil aku."
"Baik, Tuan Muda," jawab Bibi Wu.
Setelah itu, Ji Jinchuan melangkah pergi ke ruang kerja. Sesampainya di sana, dia mengambil dokumen dan membukanya. Setelah beberapa saat, dia hanya melamun dan tidak membaca sepatah kata pun pada dokumen itu. Dia mengeluarkan sekotak rokok dari laci dan menyalakannya, lalu meletakkannya di mulutnya.
Saat ini, Bibi Wu tengah menyeka tubuh Chen Youran dengan alkohol dan juga memberi obat pada lukanya. Setelah itu, dia pergi untuk melakukan pekerjaannya yang lain.
Demam Chen Youran belum juga mereda dan kepalanya masih sedikit pusing. Dia pun akhirnya tertidur. Entah sudah berapa lama dia tertidur saat ranjang di sampingnya tiba-tiba terasa tenggelam. Dia tanpa sadar menempelkan tubuhnya pada pria itu dan bergumam, "Kesibukanmu sudah selesai?"
Ji Jinchuan baru saja berbaring di samping Chen Youran, dia langsung memeluknya. Demam di tubuh wanita dalam pelukannya belum juga mereda, kini seluruh tubuhnya terasa seperti api yang menyala-nyala. Karena takut akan membangunkannya, jadi dia tidak menyalakan lampu saat masuk ke dalam kamar. Kamar itu pun sangat gelap. Dia memeluk istrinya dengan lembut dan meletakkan tangannya di lengannya, sehingga dirinya tidak akan jatuh dalam kegelapan dan melukai luka di tubuh wanita ini.
"Sudah, ayo tidur," tutur Ji Jinchuan.
Kepala Chen Youran terkubur di dalam dada Ji Jinchuan. Kemudian, dia berkata dengan suara pelan, "Jangan lupa membangunkanku untuk bekerja besok. Tinggal di rumah saja akan terasa sangat membosankan."
Orang yang sedang sakit tubuhnya pasti lemah. Suara Chen Youran pun terdengar sangat pelan dan lembut, seperti bulu halus yang menggelitik hati Ji Jinchuan.
"Aku memberimu izin cuti selama tiga hari," kata Ji Jinchuan.
Chen Youran memberikan jawaban dengan berdeham yang terdengar berat dan sengau. Selama satu menit, dia mengalami penundaan reaksi terhadap apa yang dikatakan oleh Ji Jinchuan. Setelah memahaminya dengan jelas, kepalanya langsung mendongak dari dadanya dan berkata, "Besok aku akan baik-baik saja. Dan aku akan pergi bekerja."
Ji Jinchuan mendorong kepala Chen Youran dan kembali menguburnya ke dalam dadanya. Lalu, dia berkata, "Tidak ada bonus untuk bekerja ketika sakit."
"Tapi…"