Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Mempermalukannya



Mempermalukannya

1"Kamu…" Wajah Ji Yangkun tampak dingin. Di depan banyak orang, putranya tidak menghargainya sama sekali.     

Ji Jinchuan menutup mata terhadap amarah ayahnya dan memperkenalkan Chen Youran kepada para kerabat yang lain. Chen Youran pun menyapa satu per satu kerabat yang hadir. Meskipun pernikahan mereka belum dikonfirmasi, tetapi dia telah menyapa para kerabat dengan sopan. Meskipun para kerabat itu belum menerimanya, tetapi mereka tetap tersenyum dan mengangguk agar tidak membuatnya merasa malu seperti sebelumnya.     

Hari ini, ada lebih banyak orang yang datang dan hanya ada satu kursi kosong. Ji Jinchuan membawa Chen Youran dan menuntunnya untuk duduk. Sementara dirinya sendiri duduk di sandaran tangan sofa tepat di sampingnya.     

"Aku mendengar kalau Nona Chen merupakan mahasiswi lulusan dari Universitas San Diego, California. Apa itu benar?" tanya bibi Ji Jinchuan.     

"Aku pergi ke California setelah tahun keduaku menjadi mahasiswi," jawab Chen Youran sambil tersenyum.     

Bibi Ji Jinchuan yang lain, Nyonya Shen, berkata dengan sinis, "Orang yang meminum tinta asing seharusnya memiliki pengendalian diri yang baik. Tetapi mereka malah mendapatkan akta nikah tanpa persetujuan orang tua mereka. Bukannya ini tampak seperti kelakuan orang yang tidak berpendidikan?"     

Ekspresi wajah Chen Youran tidak berubah. Dia hanya tertawa dan tidak berbicara. Kalau aku mengatakan sesuatu saat ini, orang-orang ini pasti akan mengatakan aku tidak tahu bagaimana cara menghormati orang yang lebih tua, batinnya. Terlihat jelas bahwa orang-orang itu ada di sini untuk mempermalukannya hari ini.     

Tangan kanan Ji Jinchuan berada di sandaran sofa di belakang Chen Youran. Jika dilihat dari samping, tampak Chen Youran yang sepertinya sedang dipeluk olehnya. Mereka berdua terlihat sangat serasi, layaknya pasangan yang baru saja menikah.     

"Pendidikan?" Sudut mulut Ji Jinchuan membentuk senyuman. Sebuah senyum yang sangat dingin, yang seolah dipenuhi dengan kabut pagi di musim dingin. Semua orang tidak dapat melihat suasana hatinya yang sebenarnya, tetapi mereka dapat merasakan hawa dinginnya. Dia melanjutkan, "Dibandingkan dengan pendidikan bibiku di tahun-tahun sebelumnya, pendidikan kami benar-benar tidak sebanding dengan kalian."     

Kata-kata Ji Jinchuan terasa seperti tamparan keras di wajah para kerabat itu. Wajah Nyonya Shen pun berubah menjadi biru dan putih dalam sekejap. Dia menggigit bibirnya dengan marah. Sebelum menikah dengan suaminya, Nyonya Shen mengetahui bahwa suaminya memiliki seorang kekasih. Dia tidak ragu-ragu meminta keluarganya untuk menekan suaminya. Untuk mempertahankan bisnis keluarga, Tuan Shen harus putus dengan kekasihnya dan menikahinya. Pada saat itu, kekasih Tuan Shen sedang hamil. Nyonya Shen memaksanya untuk melakukan aborsi yang hampir menjadi masalah besar. Akhirnya, Keluarga Ji maju untuk membantunya.     

Ji Jinchuan adalah pemimpin Keluarga Ji sekarang ini. Justru karena nepotisme itulah karir perusahaan Keluarga Shen bisa bertahan hingga detik ini. Jadi, meskipun Nyonya Shen sudah tua, dia tidak berani mengganggu Ji Jinchuan. Dia segera menemukan cara untuk menyelamatkan dirinya dan berkata sambil tersenyum, "Hehe, aku hanya bercanda dengan Nona Chen. Melihat kegugupan dirimu, sepertinya kamu merasa khawatir dia akan dianiaya."     

Ji Jinchuan tidak setuju dengan kalimat terakhirnya. Dia pun berkata, "Dokter mengatakan kalau wanita hamil harus menjaga suasana hati yang baik dan memperlakukan janin di dalam perutnya dengan baik. Selain itu, kalau dia dianiaya, aku harus merayunya untuk waktu yang lama. Seperti yang bibi ketahui, aku tidak pandai dalam merayu wanita. Jadi, aku akan mencegah apa pun yang sekiranya membuatnya merasa tidak bahagia."     

Nada bicara Ji Jinchuan terdengar tenang. Nyonya Shen pun tidak lagi berani berbicara dan menutup mulutnya rapat-rapat. Sementara itu, melihat perlindungan Chen Youran dari Ji Jinchuan, hati Xue Ling merasa semakin iri. Rasa irinya seperti pohon anggur yang tertutup racun, menyebar dan tumbuh dengan cepat.     

Tangan Ji Jinchuan yang ada di atas sofa jatuh ke bahu Chen Youran. Kemudian, dia matanya menatap Xue Ling dan berkata, "Bagaimana bisa orang luar berada di sini hari ini?"     

Kata 'orang luar' dari mulut Ji Jinchuan membuat Xue Ling seketika merasa malu. Wajahnya berubah menjadi putih dalam sekejap dan dia mengepalkan tangannya dengan erat, seolah kuku-kukunya menusuk ke dalam daging tubuhnya.     

Melihat ekspresi wajah Xue Ling berubah, Xie Suling menepuk punggung tangannya, lalu mendongak dan berkata, "Xue Ling adalah putri Bibi Jian yang sudah kuanggap seperti anak perempuanku sendiri."     

Ji Jinchuan sedikit mengerutkan kening mendengar hal itu, namun dia tidak mengatakan apa-apa.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.