Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Undangan Terang-terangan



Undangan Terang-terangan

1Mata Ji Jinchuan yang dalam serta sipit tampak tenang dan gelap. Sekarang kedua matanya memantulkan bayangan sosok Chen Youran. Nada bicara Ji Jinchuan yang serius tadi, membuat mata Chen Youran terasa panas. Kabut yang mulai mengambang di pelupuk matanya pun, ditekan sedemikian mungkin olehnya. Chen Youran dengan lembut memegangi tangan kanan pria itu. Ujung jarinya yang ramping mengelus kain kasa yang membalut tangan pria itu. Tatapannya tampak getir. Kali ini, kalau dia tidak menemukanku tepat waktu, aku pasti akan mati, batinnya.     

Ji Jinchuan menggunakan tangan kirinya untuk menyentuh wajah Chen Youran yang pucat dan cantik. Lalu, dia berkata, "Kamu pasti lapar… Tadi pagi Bibi Wu membawakan sup ayam hitam. Aku akan mengambilkannya untukmu."     

Setelah itu, Ji Jinchuan menggerakkan kursi rodanya menuju ke meja. Kemudian, dia membuka rantang dan menuangkan sedikit sup ayam ke dalam mangkuk. Tangan kanannya yang terbalut kain kasa memegangi mangkuk, sementara tangan lainnya menggerakkan kursi roda dan kembali ke tempat tidur.      

"Masih panas," tutur Ji Jinchuan.     

Chen Youran pun mengambil alih mangkuk sup tersebut dan meneguk beberapa suap. Namun, ayam di dalam mangkuk itu tidak berkurang sama sekali. Ji Jinchuan melihat bahwa istrinya itu memiliki nafsu makan yang buruk dan enggan untuk makan banyak di malam hari. Dia pun mengambil kembali mangkuk sup dan meletakkannya di atas meja.     

"Ini baru jam satu, masih sangat pagi… Ayo tidur lagi."     

Setelah tidur sekian lama, Chen Youran tidak merasa mengantuk saat ini. Dia lalu bertanya, "Di mana kamu tidur di malam hari?"     

Ji Jinchuan mengangkat dagunya ke arah sofa. Meskipun ini adalah kamar pasien VIP, cuacanya cukup dingin di akhir musim gugur dan tidak ada selimut tambahan. Jadi, akan sangat dingin jika hanya tidur di sofa pada malam hari.     

Tempat tidur pasien di kamar pasien VIP lebih besar dari di kamar pasien biasa, jadi Chen Youran menggeser tubuhnya sedikit dan meninggalkan ruang kosong untuk suaminya. Dia pun berkata, "Ayo tidur bersama…"     

Ji Jinchuan menatap Chen Youran sambil tersenyum dan berkata, "Apa undangan terang-terangan seperti ini merupakan isyarat untukku?"     

"Seriuslah sedikit," ucap Chen Youran sambil membelalakkan matanya dengan marah.     

"Kamu tidur duluan saja. Aku akan menjagamu." Ji Jinchuan memunculkan senyum ejekan dari dasar matanya.     

Sofa itu dapat dikatakan pendek dan kecil. Sementara itu, masih ada luka di kaki Ji Jinchuan, sehingga pasti tidak nyaman untuk tidur di sana. Chen Youran menggigit bibirnya dan tidak menatap suaminya. Telinganya tampak agak merah, lalu suaranya yang lemah terdengar, "Aku sudah terbiasa tidur dengan dipelukanmu…"     

Ji Jinchuan melihat kecanggungan di mata Chen Youran. Dengan senyum ringan, dia berdiri dan tangannya bertumpu pada sandaran tangan kursi roda. Chen Youran lalu membantunya untuk naik ke tempat tidur pasien. Dia melepas mantelnya sebelum berbaring di tempat tidur pasien itu. Kemudian, tangannya melingkar pada pinggang istrinya dan memeluknya.     

Melalui lapisan tipis pakaian mereka, Chen Youran bisa merasakan suhu tubuh Ji Jinchuan yang cukup panas yang membuatnya merasa nyaman. Dia lalu berkata, "Kalau menara sinyal yang bagus runtuh, para pekerja pasti membuat jalan pintas saat membangun menara itu."     

Ji Jinchuan menyentuh kepala istrinya dengan lembut. Hidungnya mendengungkan kata, 'hmm'. Saat ini, kelopak matanya terasa berat dan dia sangat mengantuk.     

Chen Youran bergerak dalam pelukan Ji Jinchuan dan berkata, "Kenapa aku merasa suhu tubuhmu begitu tinggi?"     

Namun, Ji Jinchuan memeluk Chen Youran lebih erat, sampai-sampai tidak lagi bisa bergerak. Lalu, dia berkata, "Sudah larut malam, tidurlah…"     

Mendengar suara Ji Jinchuan yang lemah, Chen Youran bertanya, "Apa kamu mengantuk?"     

Ji Jinchuan mengeluarkan suara berdeham yang samar, sepertinya dia mengantuk dan tidak memiliki kekuatan untuk berbicara lagi. Chen Youran pun meringkuk dalam pelukan suaminya dan tidak mengganggu istirahatnya lagi. Kemudian, rasa kantuk melonjak dalam dirinya dan dia juga memejamkan mata, lalu tertidur.     

***     

Ketika hari sudah menjelang subuh, Chen Youran dibangunkan oleh suhu tubuh yang panasnya sudah seperti panas kompor. Karena Ji Jinchuan telah memeluknya sepanjang malam, suhu tubuh mereka menyatu sama satu sama lain. Keadaan tubuh Chen Youran sendiri sedikit buruk, jadi hal yang pertama dilakukannya adalah memegang dahinya untuk memeriksa suhu tubuhnya sendiri. Namun, saat merasakan bahwa suhu tubuhnya normal, dia langsung melihat Ji Jinchuan. Dia melihat wajah dingin pria itu dengan lingkaran merah yang abnormal. Dia lalu menyentuh dahi suaminya dan dapat merasakan suhu tubuhnya sepanas air mendidih saat ini. Dia pun memanggil namanya dengan panik, tetapi suaminya itu tidak menanggapinya.     

Chen Youran akhirnya hendak beranjak untuk memanggil dokter. Namun, ketika dia bangun dari tempat tidur, dia menjatuhkan kursi roda di samping karena panik.     

Mendengar hal itu, Qiu Shaoze bergegas masuk dan bertanya "Ada apa?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.