Pertemuan Orang Tua
Pertemuan Orang Tua
Ji Jinchuan biasa menyimpan rokok di sakunya. Saat ini, ketika dia merogohnya, ternyata sakunya kosong. Tidak ada rokok di dalamnya. Dia lalu berkata dengan sedikit meninggikan suaranya dan nada bicara yang tegas, "Kalau aku mengambil langkah lebih lanjut, kamu tahu apa yang akan terjadi, kan?"
Meskipun mereka berdua tidak berada di dalam tempat kejadian pada saat itu, tetapi mereka bisa menebak bagaimana situasinya. Terutama ketika Xiao Cheng menemukan kaki Ji Jinchuan terluka. Mereka semakin bisa membayangkan seberapa bahaya situasinya.
Zhou Xianglun tidak berbicara. Sementara tatapan mata Ji Jinchuan sangat dingin, seolah dipenuhi dengan lapisan es dan salju. Bibir dinginnya lalu mengeluarkan kalimat dengan nada suara yang juga terdengar dingin, "Dia hampir mati di sana…"
Zhou Xianglun menarik napas dalam-dalam, lalu melontarkan sebuah kalimat, "Masalah ini tidak ada kaitannya dengan kakakku."
"Zhou Xianglun…" Ji Jinchuan tiba-tiba memanggil namanya dengan nada bicara yang tenang. Akan tetapi, matanya tampak mendung. "Kamu belum pernah mengalami perasaan itu sendiri. Dan kamu juga belum pernah berada dalam situasi antara hidup dan mati. Jadi, kamu tidak akan mengerti. Kamu seharusnya sudah tahu. Kalau ibu dan anak dalam kandungannya itu mati, Zhou Hong tidak akan bisa meninggalkan perusahaan majalah itu dengan mudah."
Zhou Xianglun mengatupkan bibirnya erat-erat. Dia menebak-nebak jalan selanjutnya yang harus ditempuh olehnya. Namun, tidak ada ruang untuk membalikkan masalah ini. Dia datang menemui Ji Jinchuan dengan memberanikan diri dan mencoba untuk menyelesaikan masalah ini secara damai. Namun, hasil yang didapatkannya sudah bisa ditebak olehnya sebelumnya.
Chen Youran sudah kembali setelah mengambil obat dan hanya ada Ji Jinchuan di kamar pasien. Dia pun bertanya, "Mereka pergi begitu cepat?"
Ji Jinchuan mengangkat alisnya dan berkata, "Kalau tidak, apa mereka harus tinggal di sini untuk makan?"
Setelah mendengar sebuah kalimat keluar dari mulut Ji Jinchuan, Chen Youran tidak bisa berkata apa-apa lagi. Dia mengambil ketel dan menuangkan segelas air. Setelah mendiamkannya selama beberapa menit, suhunya menjadi pas. Kemudian, dia mengambil obat sesuai dengan petunjuk yang tertera pada wadahnya. Total seluruhnya ada sekitar 10 butir kapsul dan tablet. Setelah itu, dia memberikan semua obat itu pada pria yang terbaring di tempat tidur pasien.
Ji Jinchuan pun memasukkan obat ke dalam mulutnya dan meneguk air di tangannya, kemudian menelannya. Setelah melihat itu, Chen Youran bertanya, "Apa kamu ingin makan buah?"
"Kamu bisa bermain-main sendirian. Aku akan menangani beberapa dokumen," jawab Ji Jinchuan sambil menggelengkan kepalanya.
Mendengar ucapan suaminya, Chen Youran hanya bisa menganggukkan kepalanya. Dia duduk kembali di sofa dengan headphone yang terpasang dan menonton melalui ponselnya. Sementara Ji Jinchuan memegang laptop untuk menangani e-mail.
Setelah menonton, Chen Youran mengambil ketel untuk menuang air. Ketika dia kembali, ada dua orang lagi di kamar pasien itu. Dia memandang Tang Huiru dan Chen Shuna dengan tatapan heran.
"Ibu, Kakak, kenapa kalian datang?"
Jika bukan karena Gu Jinchen yang menghubungi ke kediaman Keluarga Chen, Tang Huiru tidak akan mengetahui bahwa Chen Youran dirawat inap. Dia lalu menjawab, "Aku mendengar kalau kamu masuk rumah sakit. Jadi, aku dan kakakmu ingin datang untuk menjengukmu."
Chen Youran sudah berganti pakaian dan mengenakan pakaiannya sendiri, bukan pakaian rumah sakit, sehingga dia tidak tampak seperti seorang pasien saat ini. Sepertinya, tidak ada kendala besar yang terjadi pada dirinya. Sebaliknya, yang lebih tampak seperti seorang pasien adalah Ji Jinchuan.
"Kejadian kali ini sangat berbahaya. Syukurlah, kalian tidak apa-apa," ucap Chen Shuna sambil mengambil alih ketel di tangannya.
Kali ini, Chen Youran memang benar-benar sangat beruntung. Jika Ji Jinchuan terlambat sedikit untuk menemukannya, dia tidak tahu apa yang akan terjadi pada dirinya. Dia pun mengangguk dan berkata, "Aku baik-baik saja. Tetapi, Ji Jinchuan yang menyelamatkanku malah terluka."
"Apa kata dokter?" tanya Tang Huiru yang memandang Ji Jinchuan yang berada di tempat tidur pasien.
Saat Tang Huiru dan Chen Shuna datang, Ji Jinchuan menyisihkan laptopnya. Dia kemudian menyahut dengan nada bicara yang santai, "Tidak ada masalah serius, hanya luka kecil, kok."
Karena kaki Ji Jinchuan berada di dalam selimut dan hanya tangan kanannya yang terlihat dibalut dengan kain kasa, Chen Shuna dan Tang Huiru percaya pada perkataannya. Banyak hal yang mungkin telah didengar mereka dari Gu Jinchen. Tang Huiru yang mendengarkan ceritanya saat itu merasa sangat terkejut. Sekarang, saat melihat bahwa mereka berdua tidak terluka parah, dirinya merasa lega.
"Syukurlah, kali ini tidak ada luka serius," tutur Tang Huiru.
Tang Huiru mengobrol sebentar dengan mereka, kemudian dia bangkit berdiri dan bersiap untuk pergi. Namun, tiba-tiba pintu kamar pasien didorong terbuka dan seorang wanita berjalan masuk dengan anggun.
Chen Youran seketika tercengang. Secara refleks dia menatap Ji Jinchuan yang ada di atas tempat tidur. Ji Jinchuan sendiri sedikit mengerutkan kening. Dia menyapa wanita itu dengan sebutan 'ibu', lalu berkata, "Kenapa ibu datang ke sini?"