Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Hanya Ingin Memelukmu



Hanya Ingin Memelukmu

1Ji Jinchuan mencengkeram bahu Chen Youran dan membalikkan tubuhnya. Dia lalu memeluk dan menciumnya. Meskipun baru saja merokok, tetapi dia hanya mengisap sebanyak dua kali, jadi tidak banyak aroma tembakau di mulutnya. Hanya ada sedikit aroma anggur yang ringan.     

Kamar mandi tersebut kini berkabut karena suhu panas air yang menyengat. Pintu kaca diwarnai dengan kabut dan tetesan air. Sementara suhu air naik secara bertahap.     

Ji Jinchuan membawa tubuh Chen Youran sedikit ke samping. Keduanya pun kini berdiri di bawah pancuran, sehingga pakaian mereka basah dan menempel di tubuh mereka masing-masing. Lekuk tubuh keduanya juga terlihat dengan jelas. Bahkan otot perut seksi Ji Jinchuan juga bisa terlihat dengan sangat jelas.     

Setelah beberapa saat kemudian, Ji Jinchuan melepaskan pelukannya dan menempelkan kepalanya di dahi Chen Youran dengan napas yang terengah-engah. Chen Youran juga sedikit susah bernapas. Pipinya merah seperti cahaya di pagi hari dan juga seperti bunga-bunga yang mekar di malam hari. Bahkan, bisa dikatakan lebih cantik dari itu semua.     

Chen Youran mencoba menstabilkan napas dan mematikan pancuran air. Lalu, dia berkata, "Pada akhirnya, orang yang akan menderita adalah dirimu sendiri. Katakan, kamu mau mengalah atau tidak?"     

Melihat senyum licik di mata jernih Chen Youran, Ji Jinchuan kembali menarik napas lagi. Kali ini, dia seperti ingin menghukum wanita itu karena sombong. Ketika pertahan istrinya melemah, dia menyeretnya ke arah bathtub dan masuk ke dalam bersama-sama dengan dirinya. Air di dalam bathtub pun meluap.     

Pada akhirnya, Chen Youran menemani Ji Jinchuan mandi seperti layaknya adegan di film porno yang mandi bersama. Setelah beberapa saat berada di dalam bathtub, kakinya kini terasa lemah ketika keluar dari kamar mandi. Kini dia berbaring di tempat tidur dan mendengar suara air yang keluar dari pancuran di dalam kamar mandi. Dia mengkhawatirkan tubuh Ji Jinchuan, jadi dia berteriak, "Jangan bilas dengan air dingin. Itu akan berdampak buruk untuk kesehatanmu."     

Setelah beberapa menit kemudian, Ji Jinchuan keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang basah. Saat melihatnya keluar, Chen Youran mengetahui bahwa suaminya telah membilas tubuhnya dengan air dingin.      

"Bagaimana kalau kamu masuk angin?" tanya Chen Youran.     

"Kalau aku tidak membilas dengan air dingin, kamu tidak akan bisa tidur nyenyak malam ini." Ji Jinchuan berkata sambil tersenyum.     

Wajah Chen Youran seketika menjadi merah. Akan tetapi, dia benar-benar khawatir Ji Jinchuan akan masuk angin. Dia pun hendak turun ke bawah untuk mengambil obat sebagai upaya pencegahan. Namun, Ji Jinchuan yang melihatnya memakai sandalnya bertanya, "Apa yang akan kamu lakukan?"     

"Aku akan mengambilkan obat untukmu dan minumlah terlebih dahulu sebelum tidur untuk mencegah agar tidak masuk angin," jawab Chen Youran.     

Saat Chen Youran melewatinya, Ji Jinchuan langsung menarik pergelangan tangannya dan berkata, "Tidak perlu, aku bukanlah manusia lemah."     

"Tapi…" Bagaimana kalau kamu benar-benar sakit? Chen Youran melanjutkan kalimatnya dalam hati.     

Melihat keraguan di mata Chen Youran, Ji Jinchuan menyipitkan matanya dan membalas, "Aku masih memiliki kekuatan untuk berjalan nihhh… Nihhh…"     

Ji Jinchuan sengaja memperpanjang kalimat terakhirnya, yang seolah memiliki makna tersendiri. Sementara Chen Youran memikirkan adegan di kamar mandi barusan dan pipinya seketika memerah. Dia pun segera melompat naik ke tempat tidur.     

"Terserah kamu…" kata Chen Youran.     

Setelah itu, Ji Jinchuan mengeringkan rambutnya dan berbaring di sampingnya. Chen Youran mengulurkan tangannya untuk mematikan lampu. Lalu, terdengar suara Chen Youran yang bergetar di kegelapan malam, "Jangan sentuh tanganku."     

Ji Jinchuan membungkuk di atas telinganya dan terkekeh, "Jangan gugup… Aku hanya ingin tidur dengan memelukmu. Apa yang kamu pikirkan?"     

Mendengar tawanya, telinga Chen Youran terasa terbakar. Dia menenggelamkan kepalanya dalam pelukan pria di sampingnya. Dia kemudian juga menggumamkan sepatah dua patah kata tentangnya, "Terkadang kamu adalah orang yang menyebalkan. Terkadang juga jahat."     

"Jahat?" tanya Ji Jinchuan yang berbaring di sampingnya dan menatapnya.     

"Tentu saja," jawab Chen Youraan sambil menganggukkan kepala untuk menegaskan.     

Mata dalam Ji Jinchuan terlihat semakin dalam. Dia pun bertanya dengan ekspresi serius yang dibuat-buat, "Kalau begitu katakan, kapan aku jadi orang yang jahat?"     

Mengetahui bahwa Ji Jinchuan sedang menggodanya, Chen Youran berkata dengan marah, "Lihat, kamu menganiaya diriku. Kamu adalah orang yang jahat sekarang ini. Kamu tahu bagaimana cara menindasku."     

Mendengar tawa dari dada pria ini, Chen Youran merasa lega. Tak berapa lama kemudian, matanya yang lelah mulai menyipit.     

"Aku tidak akan menganiaya dirimu seumur hidupku. Dan aku juga tidak akan membiarkan orang lain melakukannya," ucap Ji Jinchuan sembali mengeratkan pelukannya.     

Karena sudah terlalu mengantuk, Chen Youran tidak mendengar apa yang dikatakan oleh Ji Jinchuan dengan jelas. Dia akhirnya tertidur lebih dulu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.