Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Mengapa Menyakiti Dirimu Sendiri?



Mengapa Menyakiti Dirimu Sendiri?

2Ketika Ji Jinchuan tiba di kamar mandi, dia tidak bisa melihat sosok Chen Youran dengan jelas melalui pintu kaca buram. Dia hanya bisa melihat kabut di dalamnya. Dia pun mengerutkan kening dan segera mendorong pintu kamar mandi. Dia terkejut ketika melihat bahwa ruangan sempit itu dipenuhi dengan air yang panas. Dia melangkah beberapa kali untuk mematikan shower. Ekspresi wajahnya tampak suram dan menakutkan.      

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Ji Jinchuan.     

Chen Youran sama sekali tidak merasa malu ketika Ji Jinchuan tiba-tiba masuk dan dalam posisinya yang sedang tidak memakai apa-apa di tubuhnya. Dia hanya menatap pria itu dengan tatapan kosong.     

Ji Jinchuan kemudian melihat bercak merah karena air panas di dada Chen Youran. Lalu, tatapan matanya menjadi sangat dingin saat ini. Bahkan meskipun kamar mandi dipenuhi dengan suhu panas dari air, namun wajah Chen Youran tetap seputih kertas, tanpa ada sedikit pun bekas kemerahan di sana. Dia pun mengambil handuk untuk membungkus tubuh putih wanita itu. Dia lalu memapahnya keluar kamar mandi dan melemparkan tubuhnya ke tempat tidur dengan marah.     

Tempat tidur mereka sangat empuk, jadi tidak akan terasa sakit ketika tubuh jatuh di atasnya dengan keras. Sebelum Chen Youran bisa bereaksi, Ji Jinchuan sudah berada di atasnya. Salah satu tangannya berada di samping untuk menahan tubuhnya, sementara tangan lainnya memegang rahang wanita yang ada di bawahnya.     

"Kenapa kamu menyakiti dirimu sendiri?" Suara dingin Ji Jinchuan dipenuhi dengan amarah yang sedari tadi ditahannya. Dia menatap tajam ke arah Chen Youran.      

Mata gelap Chen Youran yang awalnya seolah tidak memiliki titik fokus, berangsur-angsur jernih dan bisa melihat dengan jelas setelah mendengar suara Ji Jinchuan. Saat ini, dia sudah kembali ke kesadarannya. Dia seketika terkejut saat merasakan sakit di dadanya dan secara refleks menyentuh tempat yang terasa sakit itu. Namun, tangannya langsung ditangkap oleh Ji Jinchuan.     

Mata hitam Ji Jinchuan tertutup kabut hitam. Dia kemudian berkata dengan sangat dingin, "Apa kamu tahu, melihat kamu yang seperti ini, rasanya aku ingin mencekikmu?"     

"Jinchuan…" Chen Youran tiba-tiba memanggil namanya. Baik sebelum ataupun sesudah menikah, dia belum pernah memanggil namanya dengan begitu intim dan seolah penuh kasih. Ini adalah pertama kalinya. Suara lembutnya terdengar sangat halus dan rendah, juga sedikit serak.     

Ji Jinchuan melihat mata Chen Youran yang gelap seperti lubang tanpa dasar. Rahangnya tetap terkatup rapat sepanjang waktu meski mendengarkan panggilan itu.     

Chen Youran membuka mata hitamnya dan menatapnya dengan tatapan bingung. Lalu, dia menjawab, "Rasanya terlalu dingin, jadi aku menyalakan air panas."     

Sorot mata Chen Youran yang polos dan tampak sedih akan membuat orang merasa kasihan kepadanya. Ji Jinchuan pun mengangkat tangannya untuk menutupi mata Chen Youran dan menghalangi pandangannya. Dia menekan sedikit amarah di dadanya. Lalu, suaranya yang berat dan sedikit dingin terdengar bertanya, "Katakan padaku, apa yang sebenarnya terjadi?"     

Tangan Ji Jinchuan menutupi matanya, jadi Chen Youran hanya bisa melihat kegelapan di depannya. Dia mengerutkan bibir putihnya dan tidak mengatakan apa-apa. Bulu matanya yang panjang berkedip dan menyapu telapak tangan Ji Jinchuan. Ada sedikit rasa gatal yang ditimbulkan. Lalu, setelah beberapa saat menunggu dan tak kunjung mendengar jawaban dari mulut Chen Youran, amarah Ji Jinchuan kembali melonjak.     

Saat ini, Bibi Wu datang ke kamar itu dengan membawa wedang jahe. Karena kamar tidur tersebut hanya tertutup setengah, dia tidak mengetuk pintu dan langsung masuk. Ketika melihat postur tubuh Ji Jinchuan dan Chen Youran, dia mengira mereka sedang ingin bercinta dan seketika membalikkan tubuhnya. Kemudian dia berkata, "Tuan Muda, pada usia tiga bulan pertama, kondisi janin masih belum stabil. Jadi, tidak boleh… bercinta."     

Kedua orang itu hanya terdiam. Tidak ada satu pun dari mereka yang mencoba menjelaskan. Ji Jinchuan menarik napas dalam-dalam dan menarik tubuhnya dari atas tubuh Chen Youran.     

Mendengar suara gerakannya, Bibi Wu membalikkan badan dan memberikan wedang jahe kepada Chen Youran. Dia kemudian melihat kulit wanita itu yang melepuh, dia pun terkejut dan berkata, "Nyonya Muda, kamu… Ini…"     

Tubuh Chen Youran saat ini sudah dibungkus oleh handuk mandi, namun kulit di dada bagian atasnya masih terbuka lebar, sehingga memperlihatkan kulit seputih saljunya yang berwarna merah tua.      

Ji Jinchuan melepaskan kancing mansetnya dan menyingsingkan lengan bajunya. Kemudian dia mengambil alih wedang jahe di tangan Bibi Wu dan berkata, "Ambilkan obat untuk kulit melepuh."     

Kotak obat ada di ruang tamu lantai bawah. Bibi Wu memberikan jawaban dan lalu keluar dari kamar dan turun lagi ke lantai bawah untuk mengambil obat tersebut.     

Wedang jahe yang dibuatkan oleh Bibi Wu masih panas, jadi Ji Jinchuan meletakkannya di laci samping tempat tidur. Setelah itu, dia mengambilkan baju tidur untuk Chen Youran dari lemari.     

Chen Youran pun mengambil alih baju tidur dengan model yang cukup terbuka yang berada di tangan Ji Jinchuan dan ingin mengatakan sesuatu. Namun, melihat raut wajah pria itu yang tampak tidak bagus, dia terpaksa harus memakainya. Lagi pula, tidak ada orang lain di rumah itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.