Pulang ke Rumah Keluarga Chen Sendirian
Pulang ke Rumah Keluarga Chen Sendirian
Ada sebuah bukit kecil di sebelah barat resor yang di bawahnya terdapat danau buatan. Chen Youran duduk di atasnya dan menyaksikan pemandangan. Dia mengambil beberapa foto dan mengirimkannya ke sosial media untuk teman-temannya. Dalam waktu kurang dari dua menit, seseorang memujinya.
Qiu Shaoze meninggalkan pesan di bawah foto itu, 'Aku masih berjuang untuk bekerja, tetapi kamu masih punya waktu luang untuk pergi berlibur. Tuhan sangat tidak adil. Dia membatasi langkahku dalam mengejar cita-citaku'.
Dulu, Qiu Shaoze pernah memberitahu Chen Youran bahwa cita-citanya adalah menjadi seorang fotografer. Dia menantikan perjalanan tanpa akhir melalui setiap kota di Tiongkok. Dia ingin mengambil foto dari setiap pemandangan dan menjadi fotografer top di dunia.
Lalu, Qiu Shaoze menambahkan komentarnya, 'Akan lebih baik kalau berselingkuh dalam perjalanan, sehingga kamu bisa membunuh dua burung dengan satu batu, liburan dan juga berkencan'.
Ketika Qiu Shaoze mengatakan hal itu, Chen Youran berkedip padanya dengan marah. Lalu, memberikan jawaban tepat di bawah komentarnya, 'Aku sedang cuti karena sakit'.
Setelah satu menit, Qiu Shaoze mengirimkan pesan di WeChat padanya, 'Menyakiti diri sendiri?'
Melihat tiga kata yang Qiu Shaoze kirimkan, Chen Youran marah sekaligus tertawa. Orang ini benar-benar tidak memiliki hari yang serius, batinnya.
Waktu berlalu dengan cepat. Pada pukul empat sore, dia kembali ke toko buku untuk berpamitan pada Ji Wenqing dan meninggalkan resor. Dia kembali ke pusat kota pada pukul 5.30. Sebenarnya, dia ingin menghubungi Ji Jinchuan dan menanyakan apakah pria itu sedang sibuk bekerja atau tidak. Lalu, dia juga ingin bertanya apa mereka akan makan malam bersama atau pulang bersama.
Setelah mengeluarkan ponselnya, Chen Youran memikirkan hubungan yang sedang renggang di antara mereka saat ini. Saat dia ragu apakah akan menghubunginya atau tidak, ponselnya tiba-tiba berdering. Itu adalah nomor telepon rumah dari kediaman Keluarga Chen.
Ketika Chen Youran menyambungkan telepon, terdengar suara Bibi Zhang dari ujung telepon yang berkata, "Nona Kedua, Kakek Chen telah kembali dari Oukland. Beliau ingin Anda pulang ke rumah sendirian."
Kakek Chen telah kembali dari Oukland. Bukannya ingin melihatnya bersama dengan Ji Jinchuan, tetapi pria itu malah menyuruhnya untuk kembali ke kediaman Keluarga Chen sendirian. Chen Youran mungkin sudah bisa menebak apa yang akan terjadi di rumah.
Rumah…
Kata itu terasa berat baginya. Berat karena tidak ada yang peduli dengan perasaannya. Chen Youran juga tidak bisa merasakan sentuhan kehangatan di dalamnya. Bahkan walaupun dia membocorkan kepada Chen Yaoting rencana penawaran tanah Perusahaan Huaxin yang telah dibuat oleh Ji Jinchuan, dia tetap tidak bisa mendapatkan cinta seorang ayah seperti yang didapatkan oleh Chen Shuna. Dia memejamkan mata dengan senyum mengejek diri sendiri di sudut mulutnya. Dan ada kesedihan di bagian bawah matanya.
Butuh setengah jam untuk sampai ke kediaman Keluarga Chen dari pusat kota. Ketika dia memasuki ruang tamu, Bibi Zhang menyapanya dan mengambil alih jaket serta tasnya.
Tang Huiru menoleh ke belakang dan melihat bahwa putri keduanya benar-benar pulang sendirian. Dia sangat khawatir dan bertanya, "Di mana Ji Jinchuan?"
Chen Youran mengetahui apa yang dikhawatirkan oleh ibunya. Karena dia diminta untuk pulang sendirian, dia akan menghadapi semuanya sendiri.
"Dia ada jamuan makan malam ini," ucap Chen Youran.
Ekspresi wajah Tang Huiru tampak cemas. Dia ragu-ragu sejenak dan akhirnya berkata, "Kakekmu ada di ruang kerja. Dia memintamu naik saat kamu datang."
"Oke bu, aku akan naik dulu," jawab Chen Youran sambil mengangguk.
Tang Huiru pun tak lupa memberikan wejangan, "Apa pun yang kakekmu katakan, jangan membantahnya sedikit pun. Cukup dengarkan saja dia dengan patuh…"
Chen Youran mengerucutkan bibirnya. Dia mengangguk, kemudian menaiki tangga. Ketika sampai di ruang kerja, dadanya agak sesak dan punggungnya terasa kaku. Dia berdiri di depan pintu untuk sejenak. Saat dalam perjalanan, dia sudah memikirkan dengan jernih apa yang sekiranya akan dihadapinya. Dia menarik napas dalam-dalam dan akhirnya membuka pintu ruang kerja.
Sebelum mengambil langkah, Chen Youran mendengar suara 'pyar'. Sesuatu tiba-tiba jatuh ke kakinya. Dia melihat ke bawah dan menemukan itu adalah vas porselen biru dan putih yang bagus, yang dikatakan antik dari zaman Qianlong. Itu adalah hadiah ulang tahun ke-80 yang diberikan oleh Chen Yaoting untuk Kakek Chen. Benda itu didapatkan dari pelelangan dengan harga tinggi.