Kita Bisa Bercinta
Kita Bisa Bercinta
Sejak tadi hingga sekarang, pikiran Chen Youran sedang mengembara. Seolah mengetahuinya, Ji Jinchuan bertanya dengan tenang, "Pertanyaan apa yang kamu miliki?"
"Aku merasa…" Chen Youran menundukkan kepalanya. Bulu mata hitam dan panjangnya menutupi emosi di matanya. "Ini terlalu tidak nyata."
Ji Jinchuan menoleh ke samping dan membiarkan Chen Youran bersandar di bahunya. Suara acuh tak acuh dan tenangnya terdengar di telinga wanita itu, "Bawalah semua surat identitasmu saat kamu pergi kerja besok. Ayo kita mendaftarkan diri untuk menikah."
Ji Jinchuan membawa Chen Youran untuk makan malam ke restoran Prancis dan mengantarkannya pulang setelahnya. Mobilnya saat ini berhenti di luar kediaman Keluarga Chen.
"Aku sudah sampai," ucap Chen Youran sambil membuka sabuk pengamannya.
Kemudian, Ji Jinchuan mengulurkan lengannya yang panjang, mendorong lehernya ke samping, menundukkan kepalanya dan mencium kening Chen Youran. Dia berkata, "Ciuman selamat tinggal…"
Pipi Chen Youran tiba-tiba menjadi merah. Mereka bahkan telah melakukan hal-hal yang lebih intim, tetapi jantungnya berdetak lebih kencang saat Ji Jinchuan hanya mencium keningnya. Wajah putih kecilnya tampak sangat cantik. Dia dengan ragu-ragu berkata, "Kamu menyetirlah dengan hati-hati dalam perjalanan pulang."
Setelah mengucapkannya, Chen Youran membuka pintu mobil. Saat dia hendak keluar dari mobil, pergelangan tangan kirinya digenggam erat. Dia pun berbalik dan menatap pria yang menggenggam tangannya. Matanya yang hitam pekat mengandung senyuman yang dangkal dan membuat matanya tampak semakin hitam dan cerah.
"Jangan lupa membawa surat identitasmu besok," kata Ji Jinchuan mengingatkan.
Chen Youran mengangguk pelan, kemudian dia membuka pintu mobil dan berjalan dengan cepat memasuki halaman rumah. Sementara Ji Jinchuan hanya menatap punggung wanita itu yang semakin menjauh. Beban berat yang mengganggu pikirannya akhir-akhir ini pun telah tersapu. Bibir tipisnya kini melengkung membentuk sebuah senyuman.
Saat Chen Youran memasuki ruang tamu, Tang Huiru melihat wajah anaknya itu memerah dan bertanya dengan heran, "Youran, ada apa denganmu? Apa kamu demam?"
Tang Huiru lalu mengulurkan tangannya untuk memegang dahinya. Namun, Chen Youran dengan cepat menampik pernyataan ibunya dan berkata, "Seharusnya hanya sedikit kedinginan. Aku akan kembali ke kamarku dan minum obat."
Setelah selesai berkata, Chen Youran dengan cepat naik ke lantai dua dan masuk ke dalam kamarnya. Kemudian, dia langsung menjatuhkan dirinya ke kasur yang empuk dan mencerna segala sesuatu yang telah terjadi hari ini. Segalanya terlalu tiba-tiba hari ini. Jika Ji Jinchuan tidak mengetahui bahwa dia sedang hamil atau membuat keputusan lain, dia seharusnya masih terbaring di rumah sakit saat ini. Dia berpikir secara liar selama beberapa saat. Dengan sedikit keraguan, dia mengambil ponsel dan mengirim pesan teks kepada Ji Jinchuan.
'Apa kamu yakin ingin menikah denganku hanya karena seorang anak?', tulis Chen Youran. Dia membeli ponsel saat pulang kerja kemarin dan memindai kartu telepon sebelumnya.
Saat ini, Ji Jinchuan baru saja sampai di rumahnya. Ketika dia mengganti sepatunya di pintu masuk, dia mendengar dering pesan teks masuk. Setelah mengganti sepatunya, dia mengeluarkan ponselnya dan membukanya. Ketika melihat isi pesan itu, dia mengerutkan alisnya.
Chen Youran tidak melihat waktu saat itu. Dia pikir Ji Jinchuan masih dalam perjalanan pulang dan tidak akan memiliki waktu untuk membalas pesan teks darinya. Jadi, dia membawa piyama ke kamar mandi. Hal pertama yang dia lakukan saat keluar dari kamar mandi adalah membaca pesan teks masuk. Dia hanya berada di dalam kamar mandi selama tiga menit dan Ji Jinchuan sudah membalas pesannya.
'Apa yang aku katakan tidak cukup jelas?', ucap Ji Jinchuan dalam pesan itu.
Kepala Chen Youran tiba-tiba teringat dengan kata-kata Ji Jinchuan tadi, 'Aku punya perasaan khusus untukmu'.
Entah kenapa, sekarang ini ketika memikirkan kembali kalimat itu, wajah Chen Youran yang cantik langsung menjadi merah. Sebelum dia tahu harus membalas apa, Ji Jinchuan sudah mengirimkannya pesan lagi.
'Kamu mengatakan kalau kamu tidak suka pernikahan tanpa cinta. Tidak masalah, kita bisa bercinta'.
Kali ini pipi Chen Youran semakin merah, semerah udang matang. Pria ini benar-benar tidak bisa hanya dilihat dari penampilan luarnya. Siapa yang menyangka Presiden Ji yang bermartabat bisa begitu tidak tahu malu? Batinnya.
Chen Youran pun langsung mengirimkan pesan protes yang berisi, 'Aku sedang hamil sekarang!'.
Ji Jinchuan seolah bisa melihat penolakan dan penampilan malu Chen Youran melalui pesan teks yang dikirimnya. Dia lalu melepaskan dasinya dan pergi ke ruang kerjanya di lantai dua.