Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Menikah dan Menjadi Ibu Tiri



Menikah dan Menjadi Ibu Tiri

1Ketika Chen Youran mendengar Xu Chengyan berbicara, dia akhirnya mengetahui bahwa mereka tidak bertarung secara fisik satu lawan satu, tetapi mereka bertarung untuk minum anggur. Jika kondisi Xu Chengyan yang memiliki kemampuan sangat baik dalam minum anggur, bisa dipastikan kondisi He Jiashan pasti tidak akan lebih baik darinya.     

"Jangan datang ke tempat seperti ini lagi di masa depan." Suara hangat dan lembut Gu Jinchen terdengar di telinga Chen Youran. Dia menyipitkan matanya dan wajahnya tampak polos dan tampan.      

Akan tetapi, setelah menatap Gu Jinchen selama beberapa saat, Chen Youran mengalihkan pandangannya. Dia mengalihkan pandangannya ke bawah dan berkata, "Aku hanya sedang mencari seorang teman."     

"Kamu adalah wanita yang baik. Tempat ini terlalu kacau, jadi tidak aman bagimu untuk datang ke sini." Sudut mulut Gu Jinchen memunculkan senyum meyakinkan.     

Penampilan Chen Youran seketika berubah seolah dia sedang kesurupan. Dulu, Gu Jinchen selalu mengelus rambut panjangnya dan berkata dengan lembut, "Kamu adalah gadis yang baik. Kamu harus patuh. Ketika kamu sakit, kamu harus patuh untuk minum obat."     

Chen Youran bisa mengingatnya dengan jelas. Saat itu, dia masih berada di Wuzhen. Ketika dia sakit dan tidak mau minum obat, Gu Jinchen sering membujuknya agar mau minum obat dan menghiburnya dengan berbagai cara.     

Kedua orang yang berada di sisi kanan dan kiri Xu Chengyan membantunya untuk keluar dari Sands Bay Club. Kemudian, mereka memasukkannya ke dalam mobil Gu Jinchen.      

Setelah itu, Gu Jinchen menutup pintu mobil dan kembali menatap Chen Youran sambil berkata, "Masuklah ke dalam mobil. Aku akan mengantarmu pulang."     

Mulut Chen Youran sedikit ternganga mendengar hal itu. Wajahnya terlihat sedikit pucat, tetapi tetap memunculkan senyum yang dipaksa. Dia pun menjawab, "Aku membawa mobil sendiri ke sini."     

Gu Jinchen juga tidak lagi bersikeras untuk memaksanya. Dia lalu berkata, "Menyetirlah dengan hati-hati di malam hari. Setelah tiba dengan selamat…"      

Ketika kalimat, 'kirimi aku pesan atau telepon aku' hendak keluar dari mulutnya, tiba-tiba Gu Jinchen menghentikan perkataannya. Dia perlahan mengerucutkan bibirnya dan tidak melanjutkan perkataannya.     

Chen Youran sedikit menundukkan kepalanya dan berkata dengan suara lembut, "Kalian berhati-hatilah juga."     

Xu Chengyan sudah mabuk berat saat ini. Gu Jinchen sendiri mengetahui bagaimana temperamen Tuan Xu. Jadi, dia tidak akan mengantarkannya pulang ke rumah Keluarga Xu, tetapi membawanya kembali ke vila miliknya.     

Setelah sampai di vila, Gu Jinchen membawanya ke dalam salam satu kamar dan meletakkan tubuh Xu Chengyan di tempat tidur. Penampilan pria yang ada di tempat tidur itu sangat berantakan dan terus meneriakkan nama He Jiashan tanpa henti. Pria itu mengancam akan melawannya selama 300 putaran lagi.     

Gu Jinchen menyelimuti tubuh Xu Chengyan dengan selimut yang baru saja dikeluarkannya dari dalam lemari. Setelah itu, dia berjalan keluar meninggalkan kamar. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya dan berniat untuk menelepon Chen Youran. Dia menekan nomor telepon wanita itu dan berpikir sejenak. Setelah beberapa saat, dia akhirnya memasukkan kembali ponselnya dan masuk ke kamar tidur utama yang berada di sebelah kamar tamu.     

***     

Di sebuah kafe yang menghadap ke danau dan dengan lingkungan yang tenang. Terdapat pohon willow yang sangat rimbun di tepi danau itu. Ranting pohon yang menggantung seolah menyapu permukaan danau. Jika angin bertiup, ranting itu akan berayun dengan lembut.     

Di bawah lingkaran sinar matahari, Chen Youran dan Xu Chengyan duduk berhadapan. Mereka masing-masing memesan secangkir kopi. Chen Youran menatap pria itu dengan tenang dan berkata, "Hari ini kamu menyuruhku ke sini, memangnya ada apa?"     

Hari ini, Xu Chengyan mengenakan setelan kasual. Bagian atas tubuhnya adalah kemeja dengan pola kotak-kotak berwarna gelap. Penampilannya terlihat lebih santai dari biasanya. Mata mungilnya yang sedikit lebar tampak seperti bunga persik yang mekar dan berkilau. Dia lalu membalas, "Kalau tidak ada apa-apa, memangnya tidak boleh aku mengajakmu keluar untuk minum kopi?"     

"Bukan itu masalahnya. Hanya saja, ini tidak biasa," jawab Chen Youran. Dia sudah cukup lama kembali ke rumah sejak kedatangannya dari California, tetapi Xu Chengyan tidak pernah sekalipun mengajaknya keluar. Tiba-tiba, hari ini pria itu mengajaknya keluar. Siapa pun pasti akan merasa bahwa itu adalah hal yang aneh.     

"Aku dengar, ayahmu mengatur banyak kencan buta untukmu?" tanya Xu Chengyan sambil menyandarkan tubuhnya ke belakang. Dia menyentuh rahangnya dengan jari-jarinya. Sorot matanya tampak penuh dengan kecermatan dan keceriaan.     

Seluruh orang di Kota A mengetahui bagaimana kondisi perusahaan Keluarga Chen pada saat ini. Jadi, jika mereka melakukan pernikahan untuk urusan bisnis sekarang adalah hal yang sangat normal. Chen Youran tidak mengalami kesulitan untuk berkata dengan jujur. Jadi, dia dengan tenang menjawab, "Bukannya kalian semua sudah tahu? Kenapa masih bertanya padaku?"     

Xu Chengyan menggelengkan kepalanya dengan ekspresi wajah sedikit menyesal, lalu berkata, "Aku dengar kalau orang yang dipilih ayahmu adalah Tuan Zhou dari Baohua. Meskipun dia tidak memiliki kebiasaan yang buruk, tetapi dia pernah bercerai dan memiliki seorang anak. Apa kamu benar-benar ingin menikah dengannya dan menjadi ibu tiri?"     

Pipi putih Chen Youran sama sekali tidak menunjukkan perubahan gejolak emosi. Dia memegang sendok dan perlahan mengaduk kopinya. Dia lalu berkata dengan nama bicara yang terdengar sangat rileks, "Tidak ada salahnya menjadi ibu tiri. Aku dengar sangat menyakitkan ketika melahirkan seorang anak. Kalau ceroboh sedikit bahkan bisa menyebabkan kematian. Sementara Presiden Zhou sudah memiliki seorang anak. Jadi, dalam beberapa tahun terakhir, kami dapat mempertimbangkan untuk tidak memiliki anak dulu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.