Memahami Seleranya
Memahami Seleranya
"Ke atas…" Terdengar suara rendah di ujung telepon dengan sedikit kehangatan. Ji Jinchuan hanya mengucapkan dua kata sederhana, dia bahkan tidak memberi kesempatan kepada Chen Youran untuk bertanya apa alasannya dan langsung menutup telepon.
Chen Youran tetap memegang ponsel di telinganya dan mendengar semburan suara 'tut tut tut'. Dia tampak bingung. Lalu, dia menghela napas pasalnya dia tidak bisa menolak perintahnya karena pria itu adalah bosnya. Kemudian, dia mengikat rambutnya membentuk ekor kuda dan berjalan keluar dari kamarnya dengan membawa ponsel dan kartu kamarnya. Melihat ada terlalu banyak orang yang sedang menunggu lift, dia memutuskan untuk naik tangga saja. Bagaimanapun juga, kamar pria itu itu hanya berada satu lantai di atas kamarnya.
Di luar kamar presidential suite…
Chen Youran langsung mengetuk pintu setelah sampai di depan kamar Ji Jinchuan. Pintu tersebut ditarik terbuka dari dalam. Ji Jinchuan melihatnya sekilas dan kembali berjalan masuk ke dalam kamar.
Kemudian Chen Youran mengikutinya masuk ke dalam kamar dan menutup pintu. Dia lalu bertanya, "Presiden Ji, apa yang bisa aku lakukan untukmu?"
Ji Jinchuan baru saja mandi. Saat ini, dia mengenakan kemeja putih dengan tiga kancing di dadanya yang dibiarkan terbuka, sehingga memperlihatkan tekstur kulitnya. Bagian bawah kemejanya tidak dimasukkan ke dalam celana yang dikenakannya. Dia tampak santai dan malas. Sementara itu, rambut hitamnya basah, bahkan masih meneteskan air di ujung rambutnya. Dia pun mengambil handuk di sofa dan menyeka rambutnya. Dia mengusap rambut hitamnya dengan asal-asalan.
"Jiangcheng memiliki ciri khas makanan manis. Aku tidak terbiasa dengan itu. Lalu, ada dapur di sini. Xiao Cheng saat ini sudah pergi membeli sayuran, jadi kamu bisa memasaknya nanti," tutur Chen Youran.
Wajah Chen Youran seolah dipenuhi dengan menu makanan. Jadi, maksudnya dia memintaku datang ke Jiangcheng adalah untuk mengurus kehidupan sehari-harinya? Batinnya.
Melihat Chen Youran tidak mengucapkan sepatah kata pun dalam waktu yang cukup lama, tangan Ji Jinchuan yang sedang mengusap rambutnya seketika berhenti. Dia berbalik, menatap wanita itu dan bertanya, "Apa ada pertanyaan?"
"Tidak ada," jawab Chen Youran. Mana mungkin aku berani mengatakannya? Aku tidak berani, batinnya lagi.
Xiao Cheng dengan cepat membeli bahan makanan, lalu kembali ke kamar Ji Jinchuan. Sementara Chen Youran membawa tas berisi belanjaan itu ke dapur dan meletakkan barang-barang yang tidak dia butuhkan ke dalam lemari es. Xiao Cheng tidak mengetahui masakan apa yang akan dimasak oleh Chen Youran. Jadi, dia membeli banyak barang hingga di dalam lemari es penuh.
Di malam hari, Chen Youran berencana memasak beberapa hidangan sesuka hatinya. Pada saat-saat itu, ketika berada di California, dia tinggal sendirian di sebuah rumah kontrakan kecil. Dia makan tiga kali sehari dan belajar memasak seiring berjalannya waktu. Kalaupun dia pandai dalam hal memasak, itu adalah makanan barat. Dia tidak pandai memasak makanan Tiongkok, tapi dia sudah memasaknya beberapa kali dan tidak sulit untuk melakukannya.
Ji Jinchuan sendiri kini sedang duduk di sofa di ruang tamu. Dia mengganti stasiun televisi sesuka hati. Dia mendengar suara air mengalir dari dapur, matanya yang tajam pun melihat ke arah sana. Tampaklah bayangan sosok yang indah sedang sibuk memasak di sana. Rambut hitamnya diikat menjadi ekor kuda yang sedikit melengkung. Dia mengenakan T-shirt tipis pada bagian atas tubuhnya dan celana jeans ketat yang membentuk kakinya pada bagian bawah tubuhnya. Terlebih lagi, kakinya ramping. Bagian kaki yang tidak tertutup celana tampak berwarna putih dan kurus, tidak setebal lengannya.
Chen Youran mencuci piring dan mulai memasak. Dia ingat bahwa dia lupa bertanya apakah Ji Jinchuan memiliki pantangan dalam hal makanan atau tidak. Saat membalikkan tubuhnya, dia terkejut. Sosok Ji Jinchuan telah bersandar di pintu dapur dengan kancing atas kemejanya yang masih terbuka. Dia selalu terlihat tegas dan kaku pada hari kerja, namun saat ini, dia lebih lembut dan santai dalam balutan busana yang elegan. Matanya yang hangat dan dingin, berubah berwarna hitam dan cerah secara bergantian. Chen Youran hanya bisa menatapnya dengan samar. Menurutnya, pria itu tampak sangat seksi, sehingga dia bahkan tidak bisa menggerakkan matanya.
Saat ini, Chen Youran bisa merasakan pipinya terbakar, dia pun membuang muka dan bertanya, "Apa kamu memiliki sesuatu yang tidak kamu sukai?"
Mata Ji Jinchuan yang dalam nan sejuk tampak tenang dan tidak bergelombang. Dia tidak merasa bahwa Chen Youran sedang merayu orang lain untuk melakukan kejahatan. Lalu, dia menjawab, "Jangan menaruh bawang putih."
Barusan Chen Youran berpikir untuk membuat brokoli dengan bawang putih. Untungnya, dia bertanya kepada Ji Jinchuan terlebih dahulu. Dia pun berkata, "Oke…"
Chen Youran keluar dari dapur dan ingin bertanya pada Xiao Cheng apa yang tidak dia sukai untuk dimakan. Dia melihat sekeliling untuk mencari tahu di mana ada bayangan Xiao Cheng di ruangan itu. Dia pun hendak bertanya pada Ji Jinchuan. Namun, pada saat menoleh, dia hampir menabraknya.