Hancurkan Jika Kamu Tidak Bisa Mendapatkannya
Hancurkan Jika Kamu Tidak Bisa Mendapatkannya
Ketika mendengar Ji Jinchuan bertanya tentang kehidupan sehari-harinya selama di California, Chen Youran terdiam. Tiga tahun di California, bisa dikatakan adalah hari-hari terburuk dan tersulit dalam hidupnya. Bahkan dia saat itu berpikir bahwa jika dia mati di luar negeri, tidak akan ada yang mengetahuinya. Saat itu, dia sangat bodoh. Dia terus menyakiti dirinya sendiri dan membuat tubuhnya penuh dengan lubang. Tujuannya saat itu hanyalah untuk membuat seorang pria di masa lalunya melihat penderitaannya dan kembali padanya, tetapi ternyata itu semua sia-sia.
Ji Jinchuan melihat wajah pucat wanita di depannya dan tiba-tiba teringat pada data investigasi Xiao Cheng. Chen Youran pernah menjalin hubungan cinta yang romantis dengan Gu Jinchen. Hubungan mereka berdua sangat erat. Namun karena Gu Jinchen menikah dengan Chen Shuna, mereka akhirnya berpisah. Adapun mengapa Gu Jinchen tiba-tiba ingin menikahi Chen Shuna, dia tidak meminta Xiao Cheng untuk menyelidikinya. Namun, dari sudut seorang pengusaha, Gu Jinchen mendapat lebih banyak keuntungan dengan menikahi Chen Shuna dibandingkan menikah dengan Chen Youran, yang tidak disambut baik oleh Keluarga Chen. Dia tidak menyangkal bahwa Gu Jinchen adalah orang yang sangat baik di pasar bisnis. Dan perusahaan Keluarga Gu berkembang pesat saat berada di tangannya, tetapi kemampuannya tidak cukup kejam.
Sejak Ji Jinchuan memasuki pasar bisnis, dia percaya pada kata pepatah, kebaikan pada musuh adalah kekejaman terhadap diri sendiri. Karena itu, dalam pekerjaannya, dia selalu tegas dan tidak pernah memberi kesempatan kepada pihak lain untuk bernapas.
Setelah selesai makan, Ji Jinchuan pergi ke balkon untuk merokok. Sementara Chen Youran merapikan sumpit dan peralatan makan lainnya. Lalu, dia membawa semua itu ke dapur, mencucinya dan membersihkan sisa busa sehabis mencuci. Setelah itu, dia meletakkan sumpit dan peralatan makan lainnya ke dalam lemari. Dia pun keluar dari dalam dapur usai menyelesaikan pekerjaannya. Tadi dia makan terlalu kenyang, jadi dia berniat membiarkan tubuhnya mencerna makanannya di kamar.
Sementara Ji Jinchuan bersandar di balkon untuk merokok. Satu tangannya ditekuk di pagar sambil melihat Chen Youran yang berjalan di sekitar kamar. Tatapan matanya menjadi lebih lembut dari biasanya. Chen Youran tampak sedang memakai headphone, sementara jari-jarinya meluncur di layar ponsel. Dia sepertinya sedang mendengarkan lagu, dadang-kadang diikuti dengan sedikit senandung. Kuncir kuda yang menjuntai pun ikut bergoyang ketika dia berjalan. Dia terlihat lebih cantik dan menawan.
Mata Ji Jinchuan tertuju pada tubuh Chen Youran. Dia mengepulkan asap tajam. Matanya terpesona pada sosok wanita itu, seolah ada embusan angin yang membuatnya terpana dalam sekejap. Rambut hitam pendeknya juga menjadi sedikit acak-acakan. Ketika masih kuliah dulu, dia telah melakukan banyak hal gila. Sekarang ini, dia telah melewati usia impulsif, tetapi kepalanya masih mengeluarkan ide gila dalam sekejap. Wanita itu, kalau tidak bisa mendapatkannya, lebih baik menghancurkannya, pikirnya.
Chen Youran mengeluarkan sebotol air mineral dari lemari es. Ketika dia membuka tutup botolnya dan hendak minum, dia teringat bahwa ada orang lain yang sedang bersamanya. Dia mengambil satu botol lagi, menutup lemari es dan mendatangi pria yang ada di balkon.
"Apakah kamu mau?" tanya Chen Youran sambil menyerahkan botol air yang belum dibuka di tangannya.
Ji Jinchuan mengapit rokok di mulutnya, mengambil alih botol air dari tangan Chen Youran dan meletakkannya di pagar balkon. Matanya yang dalam ditutupi oleh rambut yang tertiup angin di depan dahinya, sehingga membuat tatapan matanya terlihat lebih gelap.
Chen Youran membuka tutup botol di tangannya, mengangkat kepalanya dan menyeruputnya. Ketika dia mendongak ke atas, terlihat lehernya yang putih dan rampingnya. Kulit putihnya itu tampak sehalus giok Lanolin.
Pemandangan kamar presidential suite lebih terbuka dibandingkan kamar biasa. Dari sana, bisa terlihat seluruh bagian laut. Kapal-kapal yang melaju pelan di laut pun dapat terlihat dengan jelas. Bahkan gedung-gedung bertingkat tinggi di seberang tepian juga tampak cukup spektakuler.
Melihat pemandangan indah itu, Chen Youran tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluh, "Pemandangan di kamarku tidak terlalu bagus."
Setelah mendengar keluhan itu, Ji Jinchuan memiringkan kepala dan menatapnya. Pandangannya jatuh pada wajah kecil Chen Youran yang lembut. Tiba-tiba, dia merasa seolah tidak bisa menjauh darinya. Sinar terang datang dari arah yang berlawanan dengan wajah wanita itu dan menyinari wajah putih mungilnya. Sementara rambutnya yang terbelah di kedua sisi berayun karena tertiup angin. Ada sedikit pesona asmara yang menawan dari dirinya.