Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Tidak Hanya Ada Satu Gu Jinchen



Tidak Hanya Ada Satu Gu Jinchen

2"Hadiah ucapan terima kasih darimu ini sangat luar biasa," kata Chen Youran dengan senyum dingin. Dia malas menebak apa yang sekiranya akan dikatakan oleh Ji Jinchuan. Lalu, dia berteriak, "Berhenti!"     

Xiao Cheng melihat wajah Ji Jinchuan melalui kaca spion sebelum akhirnya dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Chen Youran pun mendorong pintu dan keluar dari mobil. Pada saat yang sama, Ji Jinchuan juga turun dari mobil. Dia dengan cepat melangkah maju dan menggenggam pergelangan tangan wanita itu. Wajah sampingnya yang dingin dan tegas terlihat sangat dalam di bawah sinar lampu jalan kuning yang redup.     

"Hal gila apa yang akan kamu lakukan?" tanya Ji Jinchuan.     

Chen Youran melirik Ji Jinchuan dengan samar, sudut mulutnya menunjukkan senyuman sarkastik. "Apa pun hal gila yang akan aku lakukan tidak ada hubungannya denganmu!"     

Ji Jinchuan mengetahui bahwa Chen Youran sedang dalam suasana hati yang buruk, jadi dia melembutkan nada bicaranya, "Masuklah ke dalam mobil. Aku akan mengantarkanmu pulang."     

Chen Youran melepaskan diri dari telapak tangan Ji Jinchuan yang besar dan menarik napas dalam-dalam. Gerakan cepat di dadanya berangsur-angsur mereda, lalu dia membalas, "Aku akan naik taksi sendiri."     

Ji Jinchuan merasa kesal karena ketidakpekaan itu. Matanya tertuju pada tubuh Chen Youran, dia mengangkat pergelangan tangan kirinya dan mengarahkan jari telunjuk kanannya pada benda mahal yang ada di tangannya. "Kamu lihat ini sudah hampir jam berapa. Apa kamu belum cukup untuk membuat masalah?"     

Mulut Chen Youran terangkat, lalu mencibir, "Tidak ada yang memintamu untuk menemaniku. Wanita gila ini hanya ingin membuang-buang waktu di sini."     

Ji Jinchuan merasa bahwa Chen Youran benar-benar tidak waras. Matanya yang dalam ditutupi oleh lapisan kabut hitam, lalu dia berkata dengan dingin, "Kalau begitu, kamu bisa terus menjadi gila di sini!"     

Setelah itu, Ji Jinchuan berjalan menuju ke Maybach hitam miliknya dengan langkah kaki panjang. Dia langsung masuk ke dalam mobil dan berkata kepada Xiao Cheng yang berada di kursi pengemudi depan, "Jalan!"     

Xiao Cheng menatap Chen Youran yang berada di luar mobil dan melihat matanya yang merah. Meskipun dia tidak tega melihatnya, tetapi dia tetap mengendarai mobil untuk menuruti perintah Ji Jinchuan.     

Saat sedang menunggu lampu merah lalu lintas di persimpangan jalan, terdengar suara dering ponsel di dalam mobil yang sepi. Xiao Cheng melihat ke belakang melalui kaca spion. Dering ponsel tersebut aneh, bukan miliknya ataupun Ji Jinchuan.     

Ji Jinchuan melirik ponsel putih yang ada di sampingnya. Serangkaian angka aneh tertera di layar. Ponsel itu berdering selama hampir satu menit dan akhirnya tenang. Sekitar 30 detik kemudian, ponsel itu berdering lagi. Penelepon itu rupanya sangat gigih. Nampaknya, selama pemilik ponsel tidak mengangkat telepon, orang itu akan terus menelepon. Hanya dalam beberapa menit, sudah ada lima atau enam panggilan tak terjawab.     

Saat itu, waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Hanya ada sedikit pejalan kaki dan bahkan sedikit kendaraan di jalanan. Malam yang sunyi itu terasa sedingin air. Tubuh Chen Youran merosot, dia terduduk lemah di area hijau dan membenamkan kepalanya di lututnya. Suara isak tangisnya terdengar samar di malam yang sunyi itu. Dia mengira bahwa dirinya sudah mengubur dalam-dalam rasa cintanya pada masa lalu. Dia tidak ingin mendengar pertanyaan Gu Jinchen walaupun tidak begitu bahaya. Pasalnya, dengan begitu akan membuat hatinya terpuruk ke bagian yang paling menyakitkan. Cerita masa lalu itu seperti tumor baginya, seolah telah tertanam di sumsum tulangnya. Sehingga setiap kali mengingatnya, dia akan tetap merasakan sakit pada jantung dan paru-parunya.     

Lin Mo'an pernah berkata kepadanya, "Tidak hanya ada satu Gu Jinchen di dunia ini. Kalau kamu mencoba melupakannya, kamu akan menemukan bahwa ada orang yang lebih baik dan yang layak untuk kamu cintai. Dan dia hanya akan menjadi kenangan di masa muda mu. Setelah itu, semua akan terkikis, kemudian menghilang."     

Tetapi bahkan jika akan ada banyak Gu Jinchen di dunia, pria itu adalah orang yang pernah Chen Youran cintai dengan sepenuh hati dan jiwanya. Dan pria itu telah meninggalkan bekas luka yang dalam di masa mudanya, yang tidak dapat dilupakannya dengan mudah dalam hidupnya. Jika tidak, pada tahun-tahun saat dia hidup di California, dia tidak akan mungkin hidup seperti hantu dan bukan manusia normal. Kemerosotan, kebejatan moral, membolos, minum-minum dan nongkrong di bar sepanjang hari.     

Pada saat itu, Chen Youran sering berpikir, Gu Jinchen dulu mencintainya. Jika pria itu melihat dia menjadi kacau seperti itu, apakah itu akan terasa menyakitkan baginya, lalu membuatnya berubah pikiran dan kembali padanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.