Kakak Iparku Bisa Menjadi Penjamin
Kakak Iparku Bisa Menjadi Penjamin
Satu setengah jam kemudian, Presiden Liang dan yang lainnya keluar dari hotel. Chen Youran pun mendorong pintu dan keluar dari mobil. Dia menyapanya, "Presiden Liang, saat ini pasti Anda sudah punya waktu luang."
"Tidak punya waktu luang," kata Presiden Liang tanpa ragu-ragu.
Bahkan, walaupun Chen Youran kembali merasa malu, tetapi dia tetap tersenyum dan berkata, "Kita bisa mencari kedai teh dan berbicara sambil minum teh. Aku tidak mengusik waktumu, hanya minum teh dan makan malam sembari mengobrol. Kita bisa melakukan dua kegiatan dalam satu waktu."
Presiden Liang akhirnya kehilangan kesabaran, dia pun berkata dengan sinis, "Apakah ayahmu terlalu malu untuk datang sendiri sehingga menyuruhmu datang menemuiku?"
Chen Youran datang menemui Presiden Liang tanpa sepengetahuan Chen Yaoting. Hanya saja, ketika dia melewati kamar tidur Chen Yaoting dan Tang Huiru kemarin malam, dia mendengar orang tuanya itu sedang berdiskusi untuk merencanakan pernikahannya karena urusan bisnis. Tang Huiru selalu merasa bersalah pada Chen Youran, jadi dia jelas menentangnya. Namun, Chen Yaoting menjelaskan kepadanya mengenai situasi krisis perusahaan Keluarga Chen saat ini. Jika keluarga mereka tidak melakukan pernikahan bisnis, dikhawatirkan perusahaan Keluarga Chen tidak akan bisa bertahan.
"Ayahku sangat sibuk akhir-akhir ini. Nantinya dia pasti akan mengajak Presiden Liang untuk makan dan minum teh untuk menghargai Anda," ujar Chen Youran. Dia menarik napas dalam-dalam. Ini menyangkut masa depannya, jadi walaupun berulang kali dipermalukan, dia harus tetap bisa menahan amarah.
"Nona Chen, hari ini aku akan menjelaskan apa yang ingin aku katakan. Perusahaan Keluarga Chen akan bangkrut. Tanpa jaminan apa pun, Bank Huifeng tidak bisa memberikan pinjaman kepadamu. Bahkan kalau kamu datang untuk menemuiku setiap hari, hasilnya akan sama. Jadi, kamu tidak perlu membuang-buang waktumu untuk menemuiku."
Chen Youran pun melembutkan suaranya, "Kakak iparku adalah Gu Jinchen. Dia yang akan menjadi penjamin."
Gu Jinchen menikahi putri tertua Keluarga Chen, semua orang di Kota A tahu akan hal itu. Akan tetapi, melihat perusahaan Keluarga Chen akan bangkrut, sementara Gu Jinchen tidak melakukan gerakan apa pun. Presiden Liang berpikir, jika pria benar-benar ingin menjadi penjamin, seharusnya dia sudah lama datang untuk menemuinya.
Presiden Liang adalah orang yang cerdas. Tentu saja dia memiliki pikiran seperti itu. Dia akhirnya berkata, "Kalau Presiden Gu punya waktu, kita bisa membuat janji untuk makan bersama."
Presiden Liang adalah orang yang sudah tua, tetapi masih sangat tegas. Chen Youran pun menghela napas dan berkata, "Dia sedang berada dalam perjalanan bisnis di luar saat ini. Dan baru akan kembali beberapa hari ke depan."
"Kalau begitu, tunggu sampai Presiden Gu kembali dan kita akan membicarakan mengenai hal itu," balas Presiden Liang. Saat ini, Asisten Presiden Liang telah mengambil mobil dari tempat parkir. Presiden Liang melewati Chen Youran dan meneruskan langkahnya yang sempat terhenti.
Melihat situasi perusahaan Keluarga Chen saat ini, entah berapa lama lagi mereka bisa bertahan. Sementara Gu Jinchen tidak memiliki keakuratan waktu kapan akan kembali dari perjalanan bisnisnya. Chen Youran memegang ponselnya di tangannya. Dia sempat beberapa kali ingin menelepon kakak iparnya itu, tetapi pada akhirnya dia hanya memegang ponselnya tanpa melakukan panggilan telepon. Bahkan jika Gu Jinchen sedang dalam perjalanan bisnis di luar, akan menjadi hal baik jika pria itu menelepon Presiden Liang secara pribadi.
Chen Youran merasa bimbang selama beberapa saat, tetapi pada akhirnya dia tidak memiliki keberanian untuk menelepon. Dia mematikan layar ponselnya dan memasukkannya kembali ke dalam tasnya. Kemudian, dia berlari menuju mobilnya sendiri untuk mengejar Presiden Liang.
Asisten Presiden Liang melihat ada sebuah mobil yang mengikuti mereka dari belakang melalui kaca spion, lalu berkata, "Bos, Nona Chen mengikuti kita."
"Jangan memedulikan dia," jawab Presiden Liang dengan kening yang mengerut.
Chen Youran mempercepat kecepatan mobilnya hingga melebihi kecepatan mobil Presiden Liang. Namun, Asisten Presiden Liang tidak siap untuk menghindarinya. Tiba-tiba, Chen Youran merasa bingung. Dia lupa menginjak rem dan ketika ingat, dia langsung buru-buru menginjaknya. Untungnya, dia memutar setir ke samping dengan cepat.
Brak!
Terdengar suara hantaman yang sangat keras. Di dalam mobil, kepala Chen Youran terbentur setir mobil. Terasa ada cairan hangat yang mengalir yang membuat pandangannya kabur. Dia menggelengkan kepalanya, namun masih merasa pusing. Dia pun mengepalkan telapak tangannya dan memaksa dirinya untuk bangun. Dia mendorong membuka pintu mobil dan keluar dari mobil.
"Presiden Liang..."