Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

1Chen Youran menahan napas karena ketakutan yang masih tersisa. Wajahnya yang baru saja terlihat rileks, saat ini kembali menjadi pucat pasi. Sementara Ji Jinchuan tengah menatap ke arah toko obat. Saat ini, Xiao Cheng keluar dari mobil dan masuk ke dalam toko obat tersebut. Setelah beberapa menit, dia kembali ke mobil dengan membawa tas berisi air disinfektan dan penyeka kapas medis.     

Zhou Xianglun yang duduk di sebelah kursi pengemudi menatap ke sekeliling. Bahkan, kalau dia ingin membeli disinfektan, apa dia tidak bisa memberitahu dengan tidak begitu mengejutkan? Ini juga menyangkut hidup semua orang, batinnya.     

Ji Jinchuan mengambil alih air disinfektan dari tangan Xiao Cheng. Kemudian, dia berkata kepada Chen Youran, "Berbaliklah."     

Tubuh Chen Youran awalnya menghadap ke depan. Setelah mendengar perkataan Ji Jinchuan, dia menghadapkan tubuhnya ke samping. Ji Jinchuan memutar tutup botol air disinfektan, membasahi kapas dengan cairan itu, lalu menyeka lukanya.     

Orang yang paling tenang di dalam mobil adalah Xiao Cheng. Sedangkan mata Zhou Xianglun yang terbelalak seakan hampir copot, seolah sesuatu yang mengejutkan sedang terjadi.     

Ketika kapas menyentuh dahi Chen Youran, tubuhnya seketika menjadi kaku dan matanya menatap pria yang ada di depannya. Bulu mata gelap milik pria itu menghiasi matanya yang dalam, membuat matanya seolah tanpa sadar terlihat semakin dalam. Bibirnya yang dingin dan tipis dikatupkan dengan lembut dan garis bentuk rahangnya seindah patung. Posisi mereka saat ini sangat dekat satu sama lain. Sampai-sampai, hidung Chen Youran mencium aroma tembakau ringan yang bercampur dengan aroma mint pada tubuh pria itu. Sangat menenangkan. Semua ini terasa seperti mimpi baginya, tetapi rasa dingin di dahinya seolah membuatnya sadar bahwa semua ini adalah fakta.     

Chen Youran membiarkan Ji Jinchuan membersihkan lukanya dengan perasaan hampa. Pijaran sinar matahari terbenam tampak berwarna oranye di luar jendela, sehingga punggung Ji Jinchuan seolah diwarnai dengan cat warna yang membuatnya tampak lebih megah dan tak terdefinisikan.     

Ketika Ji Jinchuan menangani luka di dahi Chen Youran, matanya yang dalam tiba-tiba tidak sengaja menabrak tatapan mata wanita yang ada di depannya itu. Sudah terlambat untuk menarik kembali tatapannya, wanita itu pun hanya bisa tersenyum canggung.     

Ji Jinchuan bersandar pada sandaran kursinya. Dia mengencangkan tutup botol, meletakkan tas yang berisi perlengkapan dari toko obat di sela antara mereka berdua dan memasukkan cairan disinfektan ke dalamnya. Lalu, dia berkata, "Seka lukamu setiap hari."     

"Baik…" Mulut Chen Youran terangkat dan matanya tampak sangat cerah seperti bulan sabit.     

Mata Ji Jinchuan tampaknya tidak sengaja bertabrakan dengan mata Zhou Xianglun. Hal ini membuat Zhou Xianglun terkejut dan jakunnya bergerak karena menelan air liurnya. Sebelumnya, dia merasa sangat penasaran sehingga tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat ke belakang. Tetapi saat menerima tatapan dingin Ji Jinchuan, dia dengan cepat langsung berbalik menghadap ke depan dan tidak berani menghadap ke belakang lagi. Akan tetapi, telinganya tetap siaga untuk mendengarkan pergerakan yang ada di belakang.     

Chen Youran menyeruput air mineral lagi, lalu setelahnya berkata dengan suara lembut, "Bagaimana kamu bisa tahu aku ada di kantor polisi?"     

Mendengar pertanyaan itu, Ji Jinchuan hanya terdiam. Sementara Xiao Cheng yang berada di kursi pengemudi depan berkata, "Aku kebetulan melewati tempat kejadian kecelakaan pada saat itu."     

Chen Youran akhirnya mengerti mengapa Ji Jinchuan pergi ke kantor polisi dan menghubungi pengacara untuknya. Dia sangat terkejut. Ketika mereka memiliki hubungan spesial sebelumnya, dia tidak pernah melihat pria ini bertindak begitu baik kepadanya. Dia kemudian sedikit mencondongkan tubuhnya dan menatap Ji Jinchuan yang terlihat keren. Lalu, dia berkata sambil tersenyum, "Bagaimana bisa Presiden Ji bertindak terlalu baik kepada karyawannya? Tidak hanya datang ke kantor polisi secara langsung, tetapi juga membantu menyewa pengacara. Aku benar-benar beruntung bisa bekerja di perusahaan Grup Zhongsheng."     

Kata-kata Chen Youran yang terdengar seolah sedikit mencibir berhasil memprovokasi Ji Jinchuan. Namun, dia tidak berkata apa-apa, dia hanya menoleh dan menatap tajam mata jernih wanita itu. Mata wanita itu sangat indah, bersih dan cerah. Matanya itu bahkan lebih jernih dari langit pada saat musim gugur. Saat ini, juga ada cahaya indah yang terpantul pada wajah polosnya. Dia lalu menarik kembali pandangannya sambil menggosok telapak tangannya dengan tangan lainnya. Sorot matanya yang dalam tampak penuh rahasia.     

Zhou Xianglun tidak bisa menahan diri. Dia terkekeh dan berkata dengan makna yang dalam, "Nona Chen, tidak semua karyawan di perusahaan Grup Zhongsheng mendapat perlakuan khusus seperti ini."     

Firma hukum Zhou Xianglun telah bekerja sama dengan perusahaan Grup Zhongsheng selama hampir lima tahun. Sejauh ini, selain kepada Chen Youran, dia belum pernah melihat kepedulian Ji Jinchuan kepada karyawan lainnya. Menurut pengamatannya, Presiden Ji memiliki hubungan lebih dengan wanita itu. Setidaknya, itu lebih dari sekedar hubungan antara bawahan dan atasan.