Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Itu Adalah Prinsipnya



Itu Adalah Prinsipnya

1Secara naluriah, He Zimin mengerti apa maksud gelengan kepala asistennya. Acara amal yayasan baru saja berakhir dan mungkin masih ada wartawan yang berada di sana. Kini, dia sedang berdebat dengan dua orang dari kantor majalah, sementara baru-baru ini dia menjadi kandidat sebagai calon Wakil Gubernur. Jika sampai majalah-majalah memberitakan berita buruk mengenai dirinya, itu akan membuatnya gagal menjadi Wakil Gubernur.     

"Tuan Qiu, Nona Chen, kalian sudah membawa masalah bagiku. Tunggu saja, besok kantor majalah kalian akan menerima surat dari pengacaraku!" kata He Zimin dengan dingin.     

Chen Youran dan Qiu Shaoze terdiam. Mereka merasa gelisah karena jika He Zimin benar-benar mewujudkan perkataannya adalah Ketua Redaksi Zhou bukan hanya tahu bahwa mereka tidak berhasil mewawancarainya, tetapi kantor majalah juga akan mendapat surat gugatan. Ketua Redaksi Zhou pasti akan sangat marah kepada mereka berdua.     

Di sisi lain, Xiao Cheng pergi ke tempat parkir untuk mengambil mobil, sementara Ji Jinchuan berdiri di tangga untuk menunggunya. Terdapat pula beberapa bos perusahaan yang menunggu asistennya untuk mengambil mobil. Mereka semua menggunakan pakaian yang sama-sama mahal, tetapi hanya penampilannya yang sangat memesona. Dia adalah yang paling menonjol di antara beberapa bos lainnya yang dengan sengaja mengajaknya berkomunikasi selama menunggu. Namun, wajahnya datar dan tidak banyak merespons sehingga beberapa orang yang menyapanya merasa malu ketika tidak mendapat respons darinya.     

Ji Jinchuan tidak sengaja menoleh ke belakang dan melihat beberapa orang yang bersitegang di luar hotel. Matanya bergerak ke sana kemari seakan mencari sesuatu. Dia bertanya kepada seseorang, "Apakah kamu melihat Presiden Gu?"     

Seseorang di sebelah kanan Ji Jinchuan, seorang bos perusahaan yang tidak sengaja mendengar perkataannya memberitahunya, "Saya melihat Presiden Gu pergi ke kamar mandi pada akhir acara amal yayasan tadi."     

Ji Jinchuan mengangguk pelan, mengangkat tangannya dan melihat arlojinya. Tepat saat itu, Xiao Cheng berhenti di depannya, dengan cepat sopirnya itu keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untuknya. Dia membungkukkan badan, masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi penumpang belakang.     

Begitu Xiao Cheng duduk di kursi pengemudi, dia mendengar bosnya berkata, "Aku ingin mengundang Wali Kota He untuk minum teh besok."     

Xiao Cheng pun terkejut. Bisnis dan politik adalah dua bidang yang tidak saling berhubungan, dia merasa seharusnya bosnya itu tidak perlu minum teh dengan Wali Kota He. Terlebih lagi, ada pertemuan penting besok sore, dia pikir bosnya tidak mungkin lupa dengan pertemuan itu. Meskipun dia tidak mengetahui dengan pasti apa alasan bosnya ingin minum teh dengan He Zimin, selama bertahun-tahun dia bekerja di sampingnya, yang dia tahu bosnya itu memiliki kedisiplinan kerja yang kuat dan juga prinsip 'bekerja lebih banyak, berbicara lebih sedikit'.      

"Kalau begitu, pertemuan besok jam tiga…" Xian Cheng bertanya sembari melirik bosnya lewat kaca spion.     

"Tunda sampai lusa pagi," ucap Ji Jinchuan sambil bersandar pada sandaran kursi dengan kaki terlipat. Dia menutup matanya yang lelah dan beristirahat.     

Xiao Cheng melirik beberapa orang yang sedang bertikai di luar pintu hotel melalui jendela. Saat itu, dia juga menjawab perkataan Ji Jinchuan dan mulai melajukan mobilnya.     

Sementara itu, Gu Jinchen yang baru saja keluar dari hotel dan melihat Chen Youran serta Qiu Shaoze terkunci dalam pertikaian dengan He Zimin langsung mendekati mereka. Tangannya sedikit mengepal dan alisnya mengkerut. Sebelum dia sempat berbicara, sang wali kota sudah tidak tahan untuk mengatakan kepadanya, "Sebagai kakak ipar Nona Chen, saya harap Anda bisa mendisiplinkannya dengan baik. Dia telah membawa banyak masalah untuk saya!"     

'Kakak ipar' adalah sebutan yang cukup menyakitkan bagi Chen Youran. Dalam lubuk hatinya, dia enggan mengakui bahwa Gu Jinchen adalah kakak iparnya, bahkan jika itu adalah fakta yang tidak dapat diubah. Dia menyelipkan rambut ke telinganya sembari berkata, "Wali Kota He, jika kamu bukan seorang wali kota, aku tidak ingin membuang-buang waktuku untuk berbicara denganmu. Terus terang, kamu hanya bisa mengandalkan identitasmu sebagai wali kota."     

Chen Youran tidak pernah disukai oleh para tetua keluarga Chen sejak dia masih kecil. Meski selalu berperilaku lembut, tetapi dia mendapat perlakuan sebaliknya. Setelah dia mengenal Gu Jinchen di Wuzhen, mereka berdua saling jatuh cinta. Semua perasaannya diberikan kepada pria itu.     

Sayangnya, tiga tahun yang lalu, mereka harus mengucapkan selamat tinggal pada kisah cinta pertama saat mereka putus. Chen Youran melarikan diri ke California, tempat di mana-mana terdapat hantu, tanpa satu pun orang yang menyayanginya. Perlahan-lahan dia bisa mengendalikan perasaannya, namun rasa cinta itu tetap ada di dalam hatinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.