Menelepon untuk Bertanya
Menelepon untuk Bertanya
Ji Jinchuan meletakkan majalah yang ada di tangannya di sisi tubuhnya. Kedua kakinya ditumpuk dan kedua telapak tangannya menutupi kakinya. Dengan ekspresi wajah yang dingin, dia berkata, "Ini yang terakhir kali."
Bai Shiyan meletakkan tasnya di samping, kemudian menatap pria yang begitu luar biasa di depannya. Dia ingin lebih mendekat lagi, tetapi dia tidak berani. Akhirnya, dia duduk dengan sikap yang benar, kemudian bersuara dan mencoba melembutkan suaranya, "Aku tahu, terima kasih."
Melalui jendela mobil, Bai Shiyan melirik paparazi yang bersembunyi di kegelapan, dengan senyum di mulutnya. Setengah bulan yang lalu, karena tersebarnya adegan yang menyalahi aturan atas perintah sutradara, karirnya mengalami kemerosotan drastis. Ada banyak penghinaan dan pelecehan yang harus diterimanya di internet, bahkan ada ancaman bahwa dia akan dikeluarkan dari dunia industri hiburan. Manajer perusahaannya juga sudah memberikan tanda-tanda untuk mengakhiri kontrak dengannya. Dia pun tidak punya pilihan lain selain menemui Ji Jinchuan, dia berharap cinta lama bersemi kembali untuk bisa membantu dirinya.
Sebenarnya, Ji Jinchuan tidak ingin ikut campur secara langsung dalam urusan semacam ini, apalagi bernostalgia dengan masa lalu. Akan tetapi, dia dan wanita itu dulunya adalah teman dekat. Itulah alasan mengapa hari ini Bai Shiyan datang ke International Mall dan mengapa dia menjemputnya.
Keesokan harinya, pasti berita mengenai mereka berdua sedang berkencan akan terpampang di halaman depan majalah edisi hiburan. Dengan nama Ji Jinchuan, Bai Shiyan kemungkinan besar akan bisa mengembalikan kontrak kerjanya.
Bai Shiyan diam-diam menatap Ji Jinchuan, pria yang acuh tak acuh dan tampak tidak menyenangkan dari luar. Faktanya, hanya dia yang tahu bahwa namanya adalah salah satu nama paling tabu yang terukir di lubuk hati yang paling dalam pria yang ada di depannya.
Xue Ling melihat ke bagian belakang mobil dan bergumam, "Mobil itu sepertinya tidak asing."
Chen Youran hanya diam, dia memilih untuk tidak mengatakan sepatah kata pun.
Sesaat kemudian, Xue Ling tiba-tiba berteriak, "Aku ingat, itu adalah mobil Presiden Ji!"
Chen Youran bersikap tenang seolah tidak terkejut sama sekali, kemudian berkata sambil tersenyum, "Ya, itu adalah mobil Ji Jinchuan."
Xue Ling mencengkeram tas yang ada di tangannya dengan keras. Sorot matanya menampakkan perasaan iri dan juga cemburu. Dia berkata dengan marah, "Wanita itu akan keluar dari dunia industri hiburan. Kali ini, dia bahkan berhasil menemui Presiden Ji Jinchuan lagi."
Chen Youran tersenyum dan tidak berbicara. Menurutnya, orang yang sedang dilanda perasaan cemburu selalu mengerikan. Dan ekspresi Xue Ling saat ini bisa dibilang sangat garang.
Setelah meninggalkan International Mall, mobil Maybach hitam berbelok di tikungan. Ji Jinchuan menurunkan Bai Shiyan di persimpangan.
Bai Shiyan menatap mobil mewah yang terus menjauh dari hadapannya, dia menghentakkan kakinya dengan langkah marah. Dia merasa sangat bingung dan sulit untuk memahami perasaan pria yang berada di dalam mobil itu. Ji Jinchuan mau menjemput dan menemui Bai Shiyan hanyalah berniat untuk membantu wanita itu. Dan menurutnya, usaha yang sudah dilakukan untuk membantunya adalah usaha terbaik yang bisa dia lakukan.
Setelah berpisah dengan Xue Ling, Chen Youran menghentikan taksi. Setelah naik ke dalamnya, dia menelepon Ji Jinchuan. Telepon berdering selama sekitar 10 detik sebelum akhirnya terhubung. Terdengar jelas suara dingin seorang pria seperti biasanya, yang berkata, "Halo?"
Chen Youran mencibir Ji Jinchuan dengan berkata, "Presiden Ji, sepertinya kamu akan menjadi berita utama besok."
Ji Jinchuan sedikit terkejut, suaranya yang dalam terdengar dingin tetapi juga seksi mengatakan, "Kamu melihatnya?"
Hari ini, Chen Youran sedang berada dalam suasana hati yang baik, dia bahkan berbicara dengan suara pelan, "Mana yang kamu maksud? Melihat Nona Bai masuk ke dalam mobilmu ataukah melihat paparazi yang memotret kalian?"
Ji Jinchuan mengangkat alis dan berkata, "Jadi kamu menelepon untuk bertanya?"
Chen Youran tidak menjawab pertanyaan itu dan malah balik bertanya, "Bukankah seharusnya begitu?"
Ji Jinchuan tidak marah, sebaliknya dia malah tersenyum. Dia tersenyum sangat pelan, suaranya terdengar sangat dalam dan sangat lembut, "Kamu ada di mana?"
Chen Youran yang berada di ujung telepon ragu-ragu dan bertanya-tanya dalam hati apakah dia salah dengar. Meskipun dia baru saja mengenal Ji Jinchuan, tetapi dia selalu mendengar bahwa pria itu tidak berperasaan dan selalu bersikap dingin. Dia juga telah menyaksikan sendiri pada pesta hari ulang tahun Kakek Chen. Dia melihat pria itu melihat dan menyapa semua orang dengan senyum sopan, tetapi senyumnya terasa dingin. Kemudian, dia melihat keluar jendela taksi dan berkata dengan jujur, "Dalam perjalanan pulang."
Ji Jinchuan berkata, "Ayo makan siang bersama."