Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Memiliki Anak dengan Wanita Lain (7)



Memiliki Anak dengan Wanita Lain (7)

2Setelah mengatakan itu, Su Ning menarik roknya dengan gerakan tangan yang agak kaku dan menundukkan kepalanya dengan malu-malu. Wajahnya terlihat memerah. Dia menunggu cukup lama, tetapi Ji Jinchuan tidak mengatakan apa-apa. Dia mengangkat matanya dan diam-diam menatap pria itu.     

Ji Jinchuan menghabiskan rokok terakhirnya dan membuang puntungnya ke tanah. Dia mengangkat kakinya untuk menginjaknya. Dia membalas, "Tapi, aku yang keberatan."     

Su Ning tercengang. Tampak ekspresi terkejut di wajahnya. Ji Jinchuan kembali berkata dengan pelan, "Kamu terlalu muda untuk menjadi pasanganku."     

"Meskipun aku masih muda, tetapi pikiranku cukup dewasa. Aku rasa aku masih bisa untuk menempati posisi sebagai pasanganmu." Ketika mengucapkan kalimat terakhir, Su Ning sepertinya secara sengaja menonjolkan dadanya.     

Bagaimana mungkin Ji Jinchuan tidak tertarik padaku? Matanya menyapu dadaku yang berada tepat di depannya. Hanya ada empat kata untuk menggambarkannya, dia sedang terangsang sekarang, pikir Su Ning.     

"Nona Su, aku belum menceraikan istriku. Apa kamu mau menjadi orang ketiga dalam hubunganku?"     

Su Ning membeku sesaat, tetapi senyum manis segera muncul di wajahnya, "Semua orang tahu kalau Nyonya Ji telah menghilang. Bahkan kalau kamu belum melalui prosedur perceraian, aku tidak keberatan."     

Ji Jinchuan membuka pintu pengemudi dengan sedikit kedinginan di wajahnya yang pucat lalu duduk. Su Ning melihat pria itu sudah naik ke dalam mobil dan hendak mendekatinya. Dia ragu-ragu sejenak, tetapi akhirnya berjalan mengitari bagian depan mobil ke sisi lain dan menarik pintu kursi penumpang depan. Akan tetapi, pintu itu terkunci.     

Su Ning mengetuk jendela dan memberi isyarat kepada Ji Jinchuan untuk membuka kunci. Tanpa memandang wanita muda itu, Ji Jinchuan memasukkan kunci ke lubang, menyalakan mesin, lalu putar balik dan pergi.     

Setelah Ji Jinchuan menyalakan mobil, Su Ning dengan cepat mundur ke satu sisi dan melihat Maybach hitam putar balik. Mobil itu pun sudah keluar dari gerbang meninggalkannya. Dia hanya bisa mengentakkan kakinya dengan marah.     

Maybach hitam itu melaju pergi keluar dari gerbang berukir, Su Ning kemudian berbalik dan melihat pengurus rumah menatapnya di tangga beranda rumah. Dia segera berpura-pura menjadi seorang wanita anggun dan tersenyum pada pengurus rumah.     

Nyonya Su secara tidak sengaja mendongak, dia melihat Su Ning muncul di pintu ruang bermain catur dan kartu dengan wajah sedih, "Ningning, kenapa kamu kembali?"     

Beberapa wanita paruh baya lainnya memandangnya. Su Ning memaksakan senyum lagi di wajahnya yang sebenarnya sangat hancur. Dia berkata, "Presiden Ji memiliki sesuatu yang harus dilakukan terlebih dahulu."     

Xie Suling menatap ke arah belakang Su Ning. Pengurus rumah yang berdiri di ambang pintu ruang bermain catur dan kartu menggelengkan kepalanya. Dia tahu bahwa putranya memang tidak mudah untuk dihadapi.      

Melihat bahwa Su Ning tidak mengeluh, tetapi berbicara dengan baik untuk Ji Jinchuan, Xie Suling semakin menyukainya. Dia memandang pengurus rumah dan berkata, "Pergi dan panggil Tuan Muda Kedua…"     

"Baik…" jawab pengurus rumah itu. Dia pun kemudian naik ke lantai 3.      

Setelah beberapa saat, Ji Shaoheng muncul di pintu ruang bermain catur dan kartu, "Apa ibu mencariku?"     

"Gantikan aku untuk bermain kartu sebentar." Xie Suling meletakkan kartu yang dipegangnya di atas meja. Dia bangkit dan menatap Su Ning, "Nona Su, kamu pasti merasa bosan duduk diam di sini tanpa melakukan apa-apa. Ayo, ikut aku dan mengobrol denganku."     

Orang-orang yang duduk di sana seperti peramal. Mereka tahu bahwa kedua orang itu hendak berbicara mengenai apa yang baru saja terjadi.     

Su Ning bangkit dan berkata pelan, "Asalkan Nyonya Ji tidak menganggap kalau aku membosankan dan tidak bisa diajak bicara, aku akan sangat senang dan tidak keberatan."     

"Panggil saja aku bibi." Setelah mengatakan itu, Xie Suling berjalan keluar.     

Ji Shaoheng mengangkat alisnya dan melirik Su Ning, yang berdiri di seberangnya. Dia punya tebakan di hatinya.      

Sementara itu, mendengar bahwa Xie Suling memintanya untuk mengobrol dengannya, Su Ning merasakan ledakan kegembiraan. Namun, dia berusaha untuk tidak memperlihatkannya dengan jelas. Dia menekan kegembiraannya dan mengikuti Xie Suling.     

Ji Shaoheng pun duduk dan menggantikan Xie Suling untuk bermain. Kemudian, Nyonya Zheng berkata, "Tuan Muda Kedua, kamu harus berbelas kasih dan bermain lembut."     

Sudut bibir Ji Shaoheng memunculkan senyum jahat dan mata tajamnya penuh pesona. Dia berkata, "Dibandingkan dengan kalian, aku hanyalah seorang pemula."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.