Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Aku Khawatir Tidak Akan Ada Kesempatan Seperti Itu (2)



Aku Khawatir Tidak Akan Ada Kesempatan Seperti Itu (2)

2Lu Jingnian merasa bahwa Chen Youran yang sekarang ini benar-benar sulit untuk dihadapi. Awalnya, dia ingin menumpang mobil wanita ini untuk menjelajahi hubungannya dengan Ji Jinchuan. Tetapi, sepertinya wanita ini sama sekali tidak ingin mengakrabkan diri dengannya.     

"Kalau begitu, aku pergi dulu." Lu Jingnian memandangnya sejenak dan berpamitan pada Chen Youran. Dia kemudian melangkah ke samping untuk menghentikan taksi.     

Setelah Lu Jingnian pergi, Chen Youran menunggu di dalam mobilnya sekitar setengah jam lagi. Namun, Sun Xiaoxiao masih belum keluar juga. Dia pun mengemudi kembali ke tempat parkir.     

Saat ini, waktu sudah menunjukkan pukul 20.30, hanya perawat yang bertugas yang ada di meja depan. Dia lalu bertanya, "Halo, apa ada pasien bernama Sun Xiaoxiao yang baru saja datang?"     

Perawat itu menggelengkan kepalanya. Chen Youran seketika merasa curiga. Sun Xiaoxiao tidak mengambil antrian apa pun dan sepertinya juga tidak mungkin datang untuk menjenguk pasien.     

"Dia adalah wanita berusia sekitar dua 26 tahun, dengan rambut pendek dan mengenakan mantel berwarna hitam," ujar Chen Youran yang berusaha menggambarkan karakteristik Sun Xiaoxiao kepada perawat tersebut.     

Perawat itu tiba-tiba menyadari sesuatu dan berkata, "Maksud Anda wanita yang baru saja dikirim ke ruang gawat darurat?"     

"Bagaimana kondisinya?" tanya Chen Youran yang merasa sedikit terkejut.     

"Tadi seorang wanita pingsan di lobi dan segera dibawa ke ruang gawat darurat," jawab perawat itu.     

Setelah itu, Chen Youran pergi ke ruang gawat darurat. Dia menunggu selama sekitar dua menit sebelum akhirnya pintu ruang gawat darurat terbuka. Orang yang pertama keluar adalah dokter, diikuti oleh dua perawat yang mendorong tempat tidur pasien.     

Chen Youran segera melangkah maju dan menatap orang yang ada di tempat pasien. Orang itu benar-benar Sun Xiaoxiao yang masih dalam keadaan tidak sadar. Wajahnya tampak seputih kertas, sementara rambutnya basah oleh keringat dan menempel di wajahnya.     

Dokter memandang Chen Youran dan bertanya, "Apa Anda anggota keluarga pasien?"     

Chen Youran awalnya ingin menggelengkan kepalanya. Namun, dia lalu menganggukkan kepalanya dengan ragu-ragu, "Aku temannya. Bagaimana kondisinya sekarang?"     

"Dia sepertinya menyantap makanan yang salah, yang membuatnya sangat kesakitan dan hampir keguguran. Untungnya, dia datang ke rumah sakit tepat waktu. Sekarang anak di dalam kandungannya telah berhasil diselamatkan," jawab dokter tersebut.     

Chen Youran, yang juga pernah hamil, secara alami tahu betapa berbahayanya hal tersebut. Dia kembali bertanya dengan ragu-ragu, "Sudah berapa bulan usia kehamilannya?"     

"Sudah lebih dari dua bulan," jawab dokter itu.     

Dua bulan lalu, Sun Xiaoxiao adalah pacar Qiu Shaoze. Jadi, kemungkinan besar anak ini adalah anak Qiu Shaoze.     

"Terima kasih," ucap Chen Youran dengan pelan.     

"Sama-sama," balas dokter itu, kemudian berjalan pergi meninggalkan Chen Youran.     

Saat mereka berbicara tadi, perawat sudah membawa Sun Xiaoxiao ke kamar pasien. Chen Youran pergi untuk membayar biaya rawat inap, kemudian datang ke kamar pasien. Salah satu perawat saat ini sedang memasangkan infus untuk Sun Xiaoxiao. Chen Youran berjalan ke samping tempat tidur pasien dan berdiri dalam diam. Dia menatap wanita yang terbaring di atas tempat tidur sejenak. Setelah memikirkannya, dia memutuskan untuk menelepon Qiu Shaoze.     

Chen Youra pun mengambil ponselnya sembari berjalan ke jendela. Dia mencari nomor telepon Qiu Shaoze dan menekan ikon hijau untuk menghubunginya. Telepon tersebut ternyata terhubung dengan cepat.     

"Youran?"     

"Aku di rumah sakit," ucap Chen Youran lirih.     

"Apa kamu sakit?" Ada sedikit keterkejutan dalam suara Qiu Shaoze.     

Mendengar suara pintu tertutup, Chen Youran berbalik untuk melihat ke arah tempat tidur pasien, perawat itu ternyata telah pergi. Wanita yang terbaring di tempat tidur masih tak bergerak. Cairan bening perlahan menetes ke dalam selang infus transparan berwarna putih dan mengalir ke pembuluh darah biru di punggung tangannya.     

"Bukan aku, tapi Sun Xiaoxiao," jawab Chen Youran.     

"Ada apa dengannya?" Suara Qiu Shaoze terdengar sedikit cemas.      

"Kalau kamu datang ke sini, kamu akan tahu."     

Setelah menutup telepon, Chen Youran berdiri di depan jendela sambil memegang ponselnya. Dia melihat ke pemandangan luar yang gelap, merasakan kehampaan sesaat di hatinya.      

Setengah jam kemudian, Chen Youran menerima telepon dari Qiu Shaoze. Pria itu berkata, "Aku sudah sampai. Kamu ada di kamar pasien nomor mana?"     

Chen Youran memberi tahu Qiu Shaoze nomor kamar pasien Sun Xiaoxiao. Sekitar lima menit kemudian, pintu kamar pasien didorong terbuka, Qiu Shaoze datang dengan tergesa-gesa. Dia berjalan memasuki kamar pasien, menatap Chen Youran sekilas lalu dengan cepat berjalan ke depan tempat tidur pasien. Dia menatap Sun Xiaoxiao yang terbaring, kemudian mendongak dan bertanya pada Chen Youran, "Apa yang terjadi dengannya?"     

"Dia pacarmu. Apa kamu tidak tahu apa yang terjadi dengannya?" Chen Youran menatap Qiu Shaoze dengan kedua tangan terlipat di dadanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.