Melindungi Istri Orang Lain (4)
Melindungi Istri Orang Lain (4)
Hari ini, ketika hendak meninggalkan perusahaan, Chen Youran tiba-tiba teringat akan peristiwa ini dan bertanya dengan santai. Asisten Tang berkata bahwa Presiden Qian akan datang ke klub malam ini, jadi dia membawa sekelompok orang ke sini.
Di dalam mobil berwarna merah itu, Asisten Tang sedang duduk di kursi pengemudi. Dia melirik wanita yang duduk di kursi penumpang belakang melalui kaca spion. Wanita itu sedang beristirahat dengan mata tertutup. Sementara itu, di gang yang terbuka dan sepi, ada seorang pria yang melolong seperti babi.
"Asisten Tang, apa kamu tidak penasaran kenapa aku melakukan ini?" Chen Youran berkata pelan tanpa membuka matanya.
Asisten Tang menggelengkan kepalanya. Menyadari bahwa Chen Youran tidak dapat melihat gerakannya, dia berkata, "Anda pasti memiliki alasan tersendiri."
Asisten Tang adalah asisten yang dipilih oleh Lin Mo'an sendiri. Sejak awal, dia memang tidak banyak bicara. Dia memiliki keterampilan yang baik dan juga kemampuan bela diri yang kuat. Asisten Tang memang seorang asisten yang memenuhi syarat. Dia hanya mematuhi perintah dan tidak pernah bertanya alasan mengapa bosnya melakukan atau memerintahkan sesuatu.
Chen Youran membuka matanya dan melihat ke dalam gang. Dia tidak bisa melihat apa-apa dan hanya mendengar tangisan seorang pria yang semakin lama semakin lemah.
"Apa itu sudah berlangsung sepuluh menit?" tanya Chen Youran.
Asisten Tang melirik waktu dan berkata, "Sudah sepuluh menit."
"Sudah cukup," kata Chen Youran dengan suara pelan.
Asisten Tang pun mengerti makna perkataan Chen Youran dan membunyikan klakson sebanyak tiga kali. Empat pengawal itu tiba-tiba keluar dari gang, dengan cepat naik ke mobil van di depan mereka, lalu pergi dari dana.
"Ayo kita pergi juga." Suara Chen Youran terdengar sedikit lelah.
"Baik…" jawab Asisten Tang, lalu menyalakan mobil dan melaku pergi.
Melihat mobil merah itu pergi semakin jauh, Ji Jinchuan melihat ke belakang dan berjalan ke gang tersebut.
"Apa yang mau akan kamu lakukan?" tanya Lu Jingnian dengan berteriak.
"Aku mau pergi ke sana dan melihat apa orang itu sudah mati atau belum." Suara ringan Ji Jinchuan yang bercampur dengan angin dingin hampir tidak terdengar.
Lu Jingnian tidak bisa lagi memahami temperamen teman baiknya itu. Mana mungkin ada orang yang suka menonton orang mati. Namun, bagaimanapun juga, itu tidak akan menjadi masalah. Jadi, dia juga mengikuti Ji Jinchuan untuk bergabung dalam menonton kesenangan tanpa melanggar hukum.
Salah satu petugas parkir valet itu melihat Ji Jinchuan berjalan mengarah ke gang gelap tersebut. Dia ragu-ragu sejenak, lalu akhirnya dia menarik seorang teman untuk melihat apa ada yang bisa mereka lakukan untuk Presiden Qian di dalam gang itu.
Suasana di gang itu sangatlah gelap. Ji Jinchuan mengeluarkan ponselnya dan menyalakan fitur senter. Dia mendengar suara langkah kaki di belakangnya, tetapi tahu bahwa Lu Jingnian yang mengikutinya.
"Apa kamu ingin bertaruh?"
"Apa yang dipertaruhkan?" tanya Lu Jingnian.
"Bertaruh apakah dia sudah mati atau belum." Suara dingin Ji Jinhuan tidak berubah menjadi lembut.
"Tidak perlu ada perjudian," balas Lu Jingnian sambil menggelengkan kepalanya. Kota A adalah wilayah Ji Jinchuan. Jika tidak mati, Ji Jinchuan akan menghabisi orang itu dan membuat dirinya kalah taruhan.
Dua petugas parkir valet di dekat mereka saling menatap. Bukannya mereka harus segera pergi untuk melihat apa ada sesuatu yang salah terjadi sekarang ini? Bagaimana bisa mereka sempat-sempatnya untuk bertaruh? Pikir kedua petugas itu. Jika masih memiliki kesempatan, mungkin para petugas parkir valet itu bisa menyelamatkan orang tersebut dengan menghubungi nomor telepon darurat lebih awal.
"Kamu benar-benar tidak mau bertaruh?" Nada bicara Ji Jinchuan sedikit menyesal.
Alis Lu Jingnian terangkat, dia bertanya, "Sejak kapan kamu menjadi orang yang begitu bertele-tele?"
"Lupakan saja…" Ji Jinchuan berjalan ke gang dengan bantuan cahaya senter dari ponselnya. Lu Jingnian pun mengikutinya.
Setelah mengambil beberapa langkah, lampu senter ponsel Ji Jinchuan mati. Dia memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celananya. Kemudian, Lu Jingnian bertanya dari belakang, "Ada apa?"
"Baterainya habis," jawab Ji Jinchuan.
Lu Jingnian pun mengeluarkan ponselnya. Setelah membuka kunci, layar menyala. Ji Jinchuan tiba-tiba mengambilnya begitu saja sebelum pemiliknya menyalakan fitur senter. Dia menekan tombol layar kunci di sisi telepon dan layar menjadi hitam, kemudian dia mengembalikan ponsel itu kepada Lu Jingnian.
"Silakan dibawa lagi, aku sudah tidak memerlukannya."