Melindungi Istri Orang Lain (1)
Melindungi Istri Orang Lain (1)
"Ayah, apa Ranran akan datang menemuiku hari ini?" tanya Ji Nuo sambil melihat ke luar jendela ke pemandangan langit yang gelap.
Setiap kali memikirkan Chen Youran, Ji Jinchuan secara refleks menyentuh cincin yang melingkar di antara jari-jarinya. Hanya dengan cara ini dia bisa merasa nyaman. Dia berkata, "Bukannya dia sering datang?"
"Tapi, aku mengatakan hal yang salah kemarin," kata Ji Nuo dengan mulut datar.
Memikirkan Ji Nuo yang sangat marah kemarin, mungkin saja anak itu mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak dikatakannya. Ji Jinchuan pun mengerutkan kening dan bertanya, "Apa yang telah kamu katakan?"
"Aku bilang aku tidak akan menyukainya lagi. Saat dia pergi, aku juga tidak mengucapkan selamat tinggal padanya," balas Ji Nuo dengan wajah sedih sambil meremas jarinya.
Ji Jinchuan duduk di samping tempat tidur pasien dan berkata kepada anaknya dengan sangat serius, "Kamu boleh tidak menyukai siapa pun yang tidak kamu sukai, tetapi kamu tidak boleh tidak menyukainya. Kamu boleh menyakiti hati siapa pun, tetapi kamu tidak boleh menyakiti hatinya, mengerti?"
Ji Jinchuan jarang sekali berbicara pada Ji Nuo dengan nada seperti ini. Jadi, Ji Nuo tampak linglung sejenak dan menatap ayahnya.
Melihat anaknya tidak menjawab, Ji Jinchuan bertanya lagi, "Apa kamu mengerti?"
Ji Nuo mengangguk. Dia berpikir sejenak dan membalas, "Aku tidak menyangka pria tua sepertimu akan bisa begitu mencintai calon istrinya. Kalau begitu, aku merasa lega…"
Ji Jinchuan melihat ekspresi Ji Nuo yang tercengang dan bertanya-tanya apa ekspresinya terlalu serius dan membuat anaknya itu takut. Namun, saat mendengar kalimat ini, dia benar-benar tidak bisa tertawa atau menangis. Setelah itu, dia berkata, "Baiklah, nenek akan menemanimu di rumah sakit. Ayah harus pergi menemui seorang teman."
Ji Jinchuan baru saja hendak bangkit berdiri, tetapi dia merasakan lengan bajunya ditarik. Ternyata, Ji Nuo yang menariknya, kemudian bertanya, "Teman pria atau wanita?"
"Apa yang kamu tanyakan?" Alis Ji Jinchuan berkerut.
"Aku ingin mengawasi ayah untuk Ranran," jawab Ji Nuo.
"Ayah mau menemui Paman Lu-mu." Ji Jinchuan tersenyum mencibir. Alisnya yang berkerut serta matanya yang menyipit semakin terlihat jelas.
"Jangan bohong padaku. Kalau ayah berani berhubungan dengan wanita lain di luar, aku tidak akan membantumu mendapatkan Ranran." Ji Nuo berkata dengan serius.
"Kapan ayah membohongimu?" Ji Jinchuan melirik anaknya itu dengan ringan.
"Ayah menyembunyikan kondisiku yang sebenarnya dan berbohong kepadaku dengan mengatakan kalau itu hanya pemeriksaan fisik!" Ji Nuo mengerang dengan penuh semangat.
"..." Ji Jinchuan seketika tercengang.
"Ayah, kamu sering mengajariku kalau aku harus meminta maaf saat melakukan kesalahan, tetapi kali ini ayah tidak meminta maaf kepadaku."
"..." Ji Jinchuan semakin tidak bisa berkata-kata. Ekspresinya tampak sedikit salah tingkah. Dia terbatuk dan berkata, "Ayah pergi dulu..."
Kemudian, Ji Jinchuan mengambil kunci mobil di atas meja dan meninggalkan kamar pasien. Ketika dia menarik pintu kamar pasien, dia secara tidak sengaja menoleh ke samping dan melihat bahwa Xie Suling sedang berbicara dengan dokter yang merawat Ji Nuo. Keningnya pun sedikit mengerut.
Jarak antara mereka agak jauh sehingga Ji Jinchuan tidak dapat mendengar apa yang mereka katakan. Namun, dia dapat melihat bahwa ekspresi Xie Suling sedikit serius. Dokter itu tampaknya menjelaskan sesuatu kepada ibunya.
Xie Suling bertanya kepada dokter yang merawat Ji Nuo tentang kemungkinan pengobatan darah tali pusar dari saudara tiri. Dokter pun memberitahunya penjelasan detailnya.
"Bagaimana kalau operasinya gagal?" tanya Xie Suling.
Dokter memasukkan tangan ke dalam saku jas putih yang dikenakannya. Dengan nada suara yang terdengar sedikit putus asa, dia berkata, "Itu akan sangat disayangkan."
Meskipun kata-kata dokter itu tidak menyatakan sesuatu dengan jelas, tetapi Xie Suling mengerti makna dari perkataannya dan merasa sedikit bingung. Melihat Xie Suling yang khawatir, dokter itu pun mencoba untuk menenangkannya, "Operasi apa pun itu akan ada risikonya. Meskipun rumah sakit tetap berusaha mencari donor sumsum tulang yang cocok untuk cucu Anda, saya sarankan Anda mempertimbangkan untuk menggunakan metode darah tali pusar untuk pengobatan. Ada juga kemungkinan keberhasilan sebesar 20% dengan menggunakan darah tali pusar dari saudara tiri."
Xie Suling terdiam sejenak, kemudian dia berkata, "Terima kasih…"
"Sama-sama, Nyonya…" balas dokter itu sebelum akhirnya beranjak pergi.
Xie Suling berdiri di posisinya sebentar dan perlahan mencerna apa yang baru saja dikatakan dokter. Saat dia berbalik dan mendongak ke atas, dia melihat Ji Jinchuan berdiri di luar kamar pasien. Seketika dia tercengang. Ji Jinchuan menarik kembali pandangannya dan berjalan menuju lift.