Memiliki Anak Lagi (9)
Memiliki Anak Lagi (9)
Ji Wenqing melihat ekspresi tegas di wajah Chen Youran dan berkata, "Apa kamu benar-benar ingin mengorbankan hidup Nuonuo?"
"Aku akan terus berusaha mencari donor sumsum tulang belakang yang cocok untuknya. Tidak peduli berapa besar biayanya, aku bersedia membayarnya, tetapi aku tidak bisa memiliki anak lagi dengan Ji Jinchuan!" Ekspresi wajah Chen Youran tetap tegas dan tidak berubah sama sekali.
"Hidup Nuonuo hanya tersisa tiga tahun, itu pun kalau dia masih terus dalam kondisi stabil. Kalau kondisinya tiba-tiba memburuk maka akan terlambat bahkan kalau kamu ingin menyelamatkannya dengan darah tali pusar."
Tidak peduli seberapa berdarah dinginnya seorang wanita, anaknya tetaplah darah daging yang berasal dari tubuhnya. Mereka tidak akan bisa mengabaikannya.
Chen Youran terdiam. Tangannya yang mencengkeram pegangan tas sedikit mengencang. Bulu matanya yang melengkung bergetar beberapa saat. Di malam awal musim dingin, meskipun belum terlalu dingin, angin yang bercampur dengan kesejukan menembus kulit dan melewati rasa sakit di hatinya. Dia menurunkan pandangan matanya dan menutupi suasana hatinya dengan bulu mata hitamnya.
"Aku akan memanfaatkan waktu dengan baik untuk menemukan donor sumsum tulang belakang yang cocok."
Melihat bahwa Chen Youran begitu acuh tak acuh terhadap apa pun, hati Ji Wenqing menjadi dingin, dia berkata, "Apa kamu benar-benar tidak memikirkannya?"
"Itu tidak mungkin terjadi!" Chen Youran menjawab tanpa ragu-ragu.
Ji Wenqing tidak melanjutkan untuk membahasnya lagi dan berkata, "Kalau begitu, anggap saja aku tidak pernah mencarimu untuk membahas ini."
Chen Youran berbalik dan melihat dua pria beberapa langkah jauhnya. Dia berhenti sebentar, tetapi dengan cepat menutupi sikap linglung dirinya saat ini. Dia berjalan dengan wajah dingin, melewati mereka, dan keluar dari rumah sakit itu.
Ji Shaoheng melirik kembali ke sosok wanita yang perlahan menghilang, lalu menatap pria dengan wajah dingin di sampingnya. Dia menggerakkan bibirnya, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Ji Wenqing mendekati mereka dan memandang Ji Jinchuan dengan napas berat, "Kamu baru saja mendengar kalau metode ini tidak bisa dilakukan."
"Dia membenciku," balas Ji Jinchuan dengan nada yang tidak diragukan lagi betapa sedihnya. Ekspresinya tidak berubah. Suaranya yang pelan seolah menyatu dengan sunyinya malam.
Ji Shaoheng dan Ji Wenqing saling memandang, tetapi tak satu pun dari mereka yang berbicara. Begitu mereka tiba di luar kamar pasien Ji Nuo, mereka mendengar suara dari dalam. Ji Jinchuan sedikit mengernyit dan membuka pintu kamar pasien. Xie Suling dan Ji Yangkun sedang berdiri di samping tempat tidur pasien. Wajah mereka penuh dengan ekspresi bahwa mereka tidak tahu harus berbuat apa.
Di lantai tengah kamar pasien tergeletak sebuah apel besar dengan kulitnya yang sudah dikupas. Sementara di atas tempat tidur, Ji Nuo masih mengubur kepalanya. Ji Jinchuan melangkah maju dengan cepat, mencengkeram bagian belakang leher Ji Nuo dan mencoba mengangkat kepalanya. Namun, bocah kecil itu sama keras kepalanya seperti dia. Ji Nuo membenamkan kepalanya lebih rendah lagi.
"Ji Nuo! Kendalikan amarahmu!" Tangan Ji Jinchuan menjadi lebih kuat dan dia ingin anaknya itu memohon belas kasihan. Namun hari ini, Ji Nuo sangat emosi dan bahkan menggertakkan giginya.
"Jangan sakiti dia," ujar Xie Suling yang bergegas maju.
"Minta maaf dan akui kesalahanmu pada kakek dan nenekmu!" kata Ji Jinchuan yang tidak melepaskan tangannya. Nada suaranya terdengar sangat dingin.
"Aku tidak salah. Kalian yang menipuku lebih dulu!" Ji Nuo berkata dengan keras kepala.
"Ji Nuo…" Mata Ji Jinchuan tiba-tiba menjadi gelap dan dalam. Alisnya berkerut dan semakin menyatu. "Akui kesalahanmu!"
Dengan meningkatnya kekuatan tangan Ji Jinchuan, wajah Ji Nuo semakin berkerut menunjukkan bahwa cengkeraman itu menyakitinya. Namun, dia tidak meminta belas kasihan sedikit pun. Saat melihat ayah dan putranya yang semakin keras kepala, Ji Yangkun menghela napas sedikit berat. Tidak ada keraguan bahwa ekspresi yang dimiliki keduanya itu adalah turunan darinya.
Karena takut Ji Nuo akan lebih marah, Xie Suling tidak ingin Ji Jinchuan melakukan sesuatu yang serius sampai menyakiti cucunya yang masih kecil. Dia pun berkata dengan nada sedikit tidak sabar, "Jinchuan, lepaskan dia… Dia masih sakit. Jangan sakiti dia."