Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Bersikap Baiklah Kepadanya (1)



Bersikap Baiklah Kepadanya (1)

1"Ayah, jari Ranran terpotong," ucap Ji Nuo sambil menatap Ji Jinchuan.     

Ji Jinchuan meninggalkan kamar pasien tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Setelah beberapa saat, dia kembali dengan membawa disinfektan, kapas, dan plester di tangannya. Dia berjalan ke Chen Youran dan mengeluarkan tangannya dari mulutnya.     

"Tangani lukanya dulu," kata Ji Jinchuan.     

"Aku akan melakukannya sendiri," balas Chen Youran.     

Ji Jinchuan tetap meraih jari Chen Youran dan berkata dengan suara hangat, "Jangan bergerak…"     

Sudut mata Chen Youran melihat sekilas Ji Nuo yang menatap mereka. Alis dan matanya sedikit membeku. Dia tiba-tiba menarik kembali tangannya dan menempelkan plester secara langsung tanpa membersihkan lukanya. Mata hitam Ji Jinchuan menatap wajah Chen Youran lekat-lekat, dia hanya mengerucutkan bibirnya yang tipis dan tidak berbicara.     

Tatapan Ji Nuo yang mengarah Chen Youran kemudian beralih pada Ji Jinchuan. Matanya menyapu pada dua orang itu beberapa kali. Dia selalu merasa ada yang aneh di antara mereka. Terlebih lagi, ayahnya tampak sangat berhati hangat malam ini. Dia belum pernah melihatnya memperlakukan orang lain dengan baik seperti itu.     

Dengan terbukanya pintu kamar pasien, kecanggungan di ruangan itu pecah. Ji Wenqing masuk dan melihat Chen Youran juga di sana. Dia sedikit terpana. Beberapa saat kemudian, dengan senyum lembut di wajahnya dia menyapa, "Nuonuo…"     

"Nenek…" Ji Nuo memanggilnya dengan suara ceria.     

Ji Wenqing, yang berusia hampir 50 tahun, masih memiliki pesona pada dirinya. Kecuali lipatan halus di sudut matanya, dia tidak terlihat seperti orang pada usianya sama sekali. Dia berjalan mendekat dan berdiri di samping tempat tidur pasien, menyentuh pipi Ji Nuo, dan berkata, "Apa kamu baik-baik saja hari ini?"     

"Aku selalu baik-baik saja setiap hari." Ji Nuo menganggukkan kepalanya.     

Chen Youran bangkit dan berjalan ke samping untuk memberikan kursi kepada Ji Wenqing. Dia berjalan ke pintu masuk menuju balkon. Mendengar seseorang memanggil 'Presiden Ji' dari laptop, dia melihat kembali ke Ji Jinchuan.     

"Apa kamu sedang rapat?" tanya Chen Youran.     

Ji Jinchuan tiba-tiba teringat bahwa dia masih dalam konferensi video tadi. Dia pun dengan cepat berjalan ke balkon dan muncul di depan layar. Dia tampak santai dan dengan tenang berkata untuk melanjutkan, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Orang-orang di sana tidak berani bertanya kepadanya apa yang baru saja dia lakukan. Satu demi satu dari mereka menekan rasa penasaran masing-masing dan melanjutkan rapat.     

Dari kamar pasien, Ji Wenqing melirik pria yang ada di balkon. Pria itu selalu bersikap tertib, apalagi dalam hal pekerjaan. Jadi, Ji Jinchuan tidak akan membuat kesalahan walaupun sangat kecil. Dia pun merasa penasaran dengan apa yang terjadi sebelumnya hingga membuat pria itu meninggalkan rapat. Matanya secara tidak sengaja melirik apel yang terdapat noda darah di atas meja dan melihat plester melingkari ibu jari Chen Youran. Dia segera mengerti dalam sekejap dengan apa yang terjadi sebelumnya.     

Chen Youran melemparkan apel yang ada darahnya ke keranjang sampah dan mengambil satu lagi untuk dikupas. Ji Wenqing berkata, "Biar aku saja yang mengupasnya."     

Chen Youran mengerutkan bibirnya dan menyerahkan pisau serta apel padanya. Lalu, Ji Nuo memandang mereka dan bertanya, "Nenek Wenqing, bagaimana kamu dan Ranran bisa saling mengenal?"     

Ji Wenqing memiliki senyum di wajahnya dan mencoba menjelaskan dengan sangat lembut, "Panjang kalau harus menceritakannya. Aku harus memulai dari lima tahun yang lalu. Aku pertama kali melihatnya di toko buku milikku. Dia adalah pelanggan pertamaku…"     

Ji Wenqing menjelaskan situasinya saat itu, namun si kecil tampaknya sedikit bingung. Hal itu terlihat di wajah mungilnya. Ji Wenqing meliriknya dan tertawa, "Kalau kamu tidak mengerti, tidak apa-apa."     

Ji Nuo menolehkan kepalanya dan menatap Chen Youran, "Ranran, apa kamu sudah lama mengenal ayahku?"     

"Aku tidak mengenalnya." Chen Youran dengan cepat menjawab tanpa berpikir.     

"Oh," jawab Ji Nuo dengan suara pelan.     

Ji Jinchuan kembali ke kamar pasien setelah menyelesaikan konferensi video. Dia memandangi tiga orang dengan senyum di wajah mereka dan tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan. Matanya beralih pada Chen Youran. Meskipun wajah wanita itu tidak sebahagia Ji Nuo dan selembut Ji Wenqing, tetapi bibirnya yang sedikit melengkung cukup menunjukkan bahwa suasana hatinya sedang baik. Dia lalu meletakkan laptop di sofa, mengambil kopi yang sudah dingin di atas meja, dan meminumnya. Setelah itu, dia memijat sedikit pelipisnya yang lelah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.