Aku Ingin Pulang (6)
Aku Ingin Pulang (6)
Ketika memasuki lift, Lin Mo'an menekan tombol menuju lantai VIP dan pintu lift pun perlahan tertutup. Dia melirik ke arah Chen Youran, ketika mereka bertemu Ji Shaoheng barusan, dia merasa ada yang salah dengan wanita ini.
"Apa kamu sangat tidak menyukai adik iparmu ini?" tanya Lin Mo'an.
Chen Youran memang tidak terlalu menyukai Ji Shaoheng sebelumnya. Namun untuk sekarang, mungkin bisa dibilang bahwa dia membencinya. Dengan wajah tampak sedikit dingin, dia berkata, "Dia yang membunuh kakekku."
Lin Mo'an seketika tahu dari mana kemarahan Chen Youran berasal.
Akhirnya, keduanya sampai di luar kamar pasien tempat Ji Nuo dirawat. Chen Youran berjalan memimpin di depan dan membuka pintu kamar pasien. Hanya ada Bibi Wu sendirian di sana, serta wadah bekal pengawet panas di atas meja yang terbuka. Kabut putih dari wadah itu tampak melayang di udara. Bibi Wu tengah mengisi mangkuk Ji Nuo dengan sup yang dibawanya.
Melihat keduanya datang, Ji Nuo tampak sangat senang, "Ranran, Paman Lin…"
"Ini hadiah untukmu," ucap Lin Mo'an sambil maju ke depan dan memberikan apa yang dibawanya.
Ji Nuo mengambilnya dan tampak penasaran, "Apa ini?"
"Buka saja dan lihatlah…" Wajah Lin Mo'an tersenyum lembut.
Ji Nuo mengeluarkan kotak hadiah itu dan meletakkannya di pangkuannya. Dia membukanya sedikit demi sedikit bungkusnya. Ketika melihat isinya, wajahnya bersinar dengan kegembiraan yang luar biasa.
"Wow! Transformers!" Mata hitam bocah kecil itu cerah dan penuh sinar. "Paman Lin, di mana kamu membelinya?"
Ji Nuo sempat memiliki satu sebelumnya, tapi itu rusak. Paman Keduanya mengatakan bahwa itu adalah edisi terbatas, jadi dia tidak bisa membelinya lagi. Perasaan kehilangan itu sempat menghinggapinya untuk waktu yang lama.
"Apa kamu menyukainya?" tanya Lin Mo'an sambil mengusap kepala Lin Mo'an.
"Aku sangat menyukainya. Terima kasih, Paman Lin…" Ji Nuo tidak bisa menutup mulutnya yang terus tersenyum.
Melihat Ji Nuo sangat bahagia, Chen Youran akhirnya tersenyum. Dia pergi untuk mengambil alih mangkuk sup dari tangan Bibi Wu dan meniupnya dengan mulutnya. Kemudian, dia mengarahkannya ke depan mulut Ji Nuo untuk menyuapinya.
Ji Nuo merasa sedikit tidak senang karena Chen Youran selalu memperlakukan dirinya sebagai seorang anak kecil, dia pun berkata, "Aku bisa melakukannya sendiri."
"Oke, silakan lakukan sendiri kalau begitu," kata Chen Youran sambil memberikan mangkuk kepadanya dan sudut bibirnya melengkung membentuk senyuman ringan.
Ji Nuo mengambil beberapa suapan dan menatap Bibi Wu dengan wajah kecil yang cemberut, "Nenek Wu, aku sangat kenyang. Bisakah aku berhenti memakannya?"
"Kalau begitu, sudah cukup makannya." Chen Youran mengambil mangkuk di tangan Ji Nuo dan meletakkannya di atas meja.
Ji Nuo mengambil mainan robot Transformer dan tidak mau meletakkannya. Dia kemudian bertanya, "Paman Lin, apa kamu pernah memainkan ini sebelumnya?"
"Aku tidak pernah memainkannya." Lin Mo'an menggelengkan kepalanya.
"Kalau begitu, aku akan meminjamkanmu milikku untuk sementara waktu." Ji Nuo memasang ekspresi yang tampak sangat murah hati, kemudian memberikan beberapa nasihat yang tidak enak, "Jangan merusak milikku, ya…"
"..." Lin Mo'an tidak bisa berkata-kata.
***
Ji Jinchuan mendorong pintu kamar pasien dan melihat Lin Mo'an bermain robot Transformer dengan Ji Nuo. Sementara itu, Chen Youran duduk di bangku dan menatap mereka. Ketiganya berinteraksi dengan dengan sangat harmonis dan hangat. Orang-orang yang tidak tahu akan mengira mereka bertiga adalah anggota keluarga.
Chen Youran dan Lin Mo'an menatap Ji Jinchuan yang baru saja masuk. Chen Yoran yang pertama menatapnya langsung membuang muka dengan samar. Sementara Lin Mo'an yang hendak menyapanya mengurungkan niatnya ketika mendengar suara Ji Nuo.
"Paman Lin, benarkah begitu?" Ji Nuo sedang bersenang-senang. Dia bahkan tidak mengangkat kepalanya, sehingga tidak melihat orang yang berada di pintu sama sekali. Lin Mo'an menundukkan kepalanya dan mengajari Ji Nuo dengan menggandeng tangannya.
Ji Jinchuan benar-benar diabaikan oleh tiga orang di ruangan itu. Tangan kanannya bahkan masih memegang kenop pintu, dia berdiri selama empat atau lima menit sebelum dia melangkah masuk perlahan. Dia berjalan ke sofa dan duduk di sana. Kemudian, dia membuka laptop di tangannya, meletakkannya di kakinya yang tumpang tindih. Dia langsung masuk ke halaman e-mail dan membuka pesan yang dikirim Xiao Cheng kepadanya.