Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Nuonuo di Rumah Sakit (6)



Nuonuo di Rumah Sakit (6)

1Bukannya kontrak itu masih di tangan Ji Jinchuan pagi tadi? Batin Chen Youran.     

Kemudian, Chen Youran bertanya untuk memastikan, "Apa kamu yakin itu dari perusahaan Grup Hongtu?"     

"Ya, itu dikirim oleh sekretaris Presiden Qian," jawab Asisten Tang. Mereka baru saja bertemu tadi malam, jadi dia tidak akan mengenali orang yang salah.     

Chen Youran menurunkan pandangan matanya dan merenung selama beberapa saat. Setelah waktu yang lama, dia berkata, "Kirim ini ke Presiden Lin."     

***     

Pukul 2 siang…     

Saat sedang rapat, Ji Jinchuan menerima telepon dari sekolah tempat Ji Nuo belajar.     

"Tuan Ji, Ji Nuo pingsan di sekolah dan sekarang sedang dalam perjalanan ke rumah sakit…"     

Sebelum guru Ji Nuo selesai memberikan penjelasan, Ji Jinchuan langsung menutup telepon. Dia segera berdiri dan berjalan keluar dari ruang konferensi meskipun mata orang-orang yang berada di sana memandangnya dengan tatapan heran.     

"Presiden Ji, pertemuannya belum selesai, Anda…" ujar Xiao Cheng yang mengikutinya.     

"Pergi ke rumah sakit." Tidak ada keraguan dalam nada bicara Ji Jinchuan.     

Setengah jam kemudian, Ji Jinchuan tiba di rumah sakit. Ji Nuo masih berada di ruang gawat darurat dan belum keluar. Tampak sosok Guru Li, guru Ji Nuo, yang sudah menunggu di luar pintu ruangan tersebut.     

Ji Jinchuan melirik pintu ruang gawat darurat dan memandang Guru Li, yang menunggu dengan cemas, "Kenapa bisa begini?"     

Guru Li menatap wajah dingin Ji Jinchuan dengan ketakutan. Ada embusan napas yang kuat dari pria itu. Dia lalu berkata dengan gemetar, "Tuan Ji, Ji Nuo awalnya mimisan, kemudian tiba-tiba saja pingsan. Soal bagaimana kondisinya sekarang, saya akan bertanya kepada dokter nanti."     

Setelah beberapa saat, terdengar suara langkah kaki yang berisik di ujung koridor. Xie Suling, Ji Yangkun, dan Ji Shaoheng berbondong-bondong menghampiri mereka.     

Begitu mereka mendekat, Xie Suling menarik Ji Jinchuan dan bertanya dengan cemas, "Ada apa dengan Nuobao?"     

Ji Jinchuan saat ini sangat khawatir, tetapi dia tidak menunjukkannya. Wajahnya tampak kusam. Dia menjawab, "Aku bukan dokter."     

Xie Suling kemudian mengajak Guru Li untuk menjauh ke sebuah. Setelah Guru Li menjelaskan hal yang terjadi secara umum, dia mengerti bahwa cucunya yang masih kecil mengalami mimisan dan pingsan. Dia sempat mengkritik Guru Lu dengan beberapa kata, tetap Guru Li hanya diam dan menerima segala ocehannya. Guru Li tidak bisa melawan walaupun seberapa pahitnya itu.     

Setelah menunggu sekitar setengah jam, dokter pun keluar dari ruang gawat darurat. Xie Suling bergerak lebih cepat dari siapa pun dan bergegas ke dokter terlebih dahulu. Dia segera bertanya, "Dokter, bagaimana keadaan cucu saya?"     

Ekspresi bermartabat terlihat di wajah si dokter, dia menjawab, "Setelah pemeriksaan pendahuluan, kami mendiagnosis pasien menderita leukemia. Situasi spesifik dan hasil tes darah lainnya akan segera keluar."     

Setelah mendengar kata-kata dokter, Ji Shaoheng dan yang lainnya terkejut, sementara kepala Ji Jinchuan seketika menjadi kosong.     

"Bu… " seru Ji Shaoheng sembari menangkap tubuh Xie Suling yang jatuh pingsan.     

Dokter melirik seluruh anggota keluarga yang berada di sana dan melihat bahwa Ji Jinchuan adalah yang paling tenang. Dia pun berjalan ke arahnya dan melanjutkan, "Setelah dipastikan bahwa pasien menderita leukemia, pasien perlu untuk mendapat donor sumsum tulang belakang."     

Ji Jinchuan menggerakkan bibirnya, suaranya terdengar agak kering dan lemah, "Aku tahu."     

Ji Nuo dikirim ke kamar pasien. Xie Suling, Ji Shaoheng, dan Ji Yangkun pun menemaninya di dalam kamar itu. Sementara Ji Jinchuan berdiri di depan jendela koridor rumah sakit itu dan menyalakan sebatang rokok dari sakunya. Sejak terakhir kali muntah darah dua kali dan dibawa ke rumah sakit, Ji Jinchuan jarang merokok. Namun karena telah menjadi kebiasaan, dia selalu membawanya setiap hari.     

Istrinya meninggalkannya dan putranya menderita leukemia. Dia berpikir mungkin Tuhan sedang menghukumnya sekarang ini. Jika Tuhan benar-benar ingin menghukumnya, dia ingin semua rasa sakit ditaruh padanya. Ji Nuo masih sangat kecil, bagaimana dia bisa menanggungnya.     

***     

Kerja sama dengan perusahaan Grup Zhongsheng telah memasuki jangka menengah. Chen Youran kini sedang merencanakan rencana terperinci. Kelopak matanya tiba-tiba berkedut. Dia mengangkat tangannya dan mengelusnya, tetapi kedutannya masih terasa. Entah mengapa, dia punya firasat buruk. Dia pun merasa sedikit gelisah. Dia tidak bisa santai dan bekerja dengan tenang.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.