Ternyata Dia Masih Mencintainya (2)
Ternyata Dia Masih Mencintainya (2)
***
Di rumah sakit ketika tengah malam…
Suasana di koridor terbuka sangat sunyi. Hanya bagian di ujung koridor yang berangin. Chen Youran duduk tak bergerak di bangku sambil terus menatap pintu ruang gawat darurat.
Pintu lift tiba-tiba terbuka. Lin Mo'an keluar dari dalam dan bergegas ke ruang gawat darurat. Melihat Chen Youran yang hanya diam seperti patung, dia meletakkan tangannya di bahunya dan menghiburnya dalam diam.
"Kalau bukan karena dia, aku akan menjadi orang yang berbaring di dalam sekarang." Chen Youran berkata dengan suara serak. Ji Jinchuan mengencangkan sabuk pengaman untuknya, tapi tidak melakukan untuk dirinya sendiri. Pria itu melindunginya pada saat kritis, jadi dia tidak terluka begitu parah.
"Aku akan mencari perawat untuk mengobati lukamu," ujar Lin Mo'an sambil melirik wajah temannya yang pucat. Chen Youran tidak berbicara dan terus menatap pintu ruang gawat darurat.
Lin Mo'an berjalan pergi dan kembali setelah beberapa saat, diikuti oleh seorang perawat. Dia berkata pada si perawat, "Obati lukanya…"
Perawat tersebut mengeluarkan desinfektan dan kapas dari kereta dorong berisi obat, dia duduk di sebelah Chen Youran. Melihat tangan Chen Youran yang berdarah, perawat itu tidak tahan untuk memulai mengobatinya.
Chen Youran tidak tahu apakah darah di tangannya adalah darah dari Ji Jinchuan atau miliknya sendiri. Perawat dengan hati-hati mengeluarkan pecahan kaca di telapak tangan Chen Youran dengan capitan. Melihat bahwa Chen Youran hanya diam, perawat itu tidak bisa menahan diri untuk tidak mendongak ke atas.
Wanita di depannya bahkan tidak mengerutkan bibir karena kesakitan atau mendesis sama sekali. Wanita itu hanya terus menatap pintu ruang gawat darurat. Tidak ada yang aneh kecuali wajahnya yang sedikit pucat. Perawat itu pun sedikit mengaguminya. Jika itu dilakukan pada wanita lain, biasanya mereka akan meminta anestesi atau berteriak kesakitan. Dia mengobati tangan Chen Youran, lalu pamit undur diri setelah selesai.
Lin Mo'an melepas jas yang dikenakannya dan meletakkannya di bahu Chen Youran. Dia ikut menunggu bersamanya di luar ruang gawat darurat. Satu jam kemudian, pintu ruang gawat darurat terbuka. Dokter serta perawat pun keluar dari dalam.
Chen Youran duduk diam di tempatnya seolah-olah jiwanya telah keluar dari tubuhnya. Lin Mo'an memandangnya dan maju untuk bertanya tentang kondisi Ji Jinchuan. Tetapi sebelum dia membuka mulutnya, dokter berkata, "Operasinya sangat sukses dan pasien telah berhasil melewati masa kritisnya."
Sampai Ji Jinchuan dikirim ke kamar pasien, Chen Youran masih dalam keadaan linglung. Melihat pria yang terbaring di tempat tidur pasien, dia tidak mengerti kenapa pria itu harus melindunginya ketika dirinya sendiri bisa mati kapan saja.
"Dia baik-baik saja. Aku akan mengantarmu pulang," kata Lin Mo'an.
Bibir Chen Youran bergerak. Dia berkata dengan suara yang serak dan sangat pelan, "Pulanglah, aku ingin tinggal di sini sedikit lebih lama."
Lin Mo'an kemudian melirik jam tangannya dan berkata, "Aku akan menemanimu."
"Tidak perlu." Chen Youran tahu dirinya sedang berada di luar kendali hari ini dan tidak ingin orang lain melihatnya.
Lin Mo'an menatap Chen Youran sejenak dan memahami kontradiksi serta perjuangan batin wanita itu saat ini. Dia mengeluarkan ponsel wanita itu dari sakunya dan menyerahkannya padanya, "Telepon aku kalau terjadi sesuatu."
Chen Youran mengambil ponselnya dan menganggukkan kepala. Setelah diam sejenak, dia berkata, "Menyetirlah dengan hati-hati di jalan."
Setelah Lin Mo'an pergi, suasana di kamar pasien menjadi sunyi. Chen Youran berdiri di samping tempat tidur pasien dan menatap pria dengan kain kasa yang melilit kepalanya. Alih-alih senang akan penderitaan yang dialami Ji Jinchuan, dia bahkan lebih merasa bingung dan takut.
Melihat kepala Ji Jinchuan penuh darah, Chen Youran tiba-tiba takut pria itu akan mati dan dia tidak akan pernah melihatnya lagi. Pada saat itu, dia menyadari bahwa tidak peduli berapa banyak rasa sakit yang pria itu berikan padanya lima tahun yang lalu, dia masih mencintainya setelah lima tahun kemudian.