Ternyata Dia Masih Mencintainya (1)
Ternyata Dia Masih Mencintainya (1)
"Masuk ke dalam mobil," kata Ji Jinchuan.
"Lepaskan aku!" balas Chen Youran sambil mencoba melepaskan tangannya.
"Kamu tidak akan bisa pulang dengan berjalan kaki seperti ini. Bahkan sampai kedua kakimu patah, kamu tidak akan bisa sampai di rumah," ujar Ji Jinchuan dengan tenang.
Chen Youran masih tetap keras kepala seperti 5 tahun yang lalu. Dia menatap Ji Jinchuan dengan dingin dan berteriak, "Tidak usah sok khawatir!"
Melihat bahwa dia tidak bisa membujuk Chen Youran, Ji Jinchuan menggendongnya di bahunya. Dengan mengabaikan tendangan wanita itu, dia berjalan ke mobil dan memasukkan wanita itu ke dalamnya.
Mendengar suara pintu mobil dikunci, Chen Youran berteriak dengan marah, "Ji Jinchuan!"
Namun, Ji Jinchuan tetap bersikap tenang. Dia menyalakan mesin dan melajukan mobil menuju ke jalan utama. Kematian Kakek Chen disebabkan oleh Ji Shaoheng, jadi Chen Youran benar-benar tidak ingin ada hubungan dengan Keluarga Ji lagi. Kemarahannya semakin besar dan kuat. Dia tiba-tiba mengambil rokok di dasbor dan melemparnya, namun Ji Jinchuan berhasil menghindarinya.
"Turunkan aku!" Mata gelap milik Chen Youran menyala seolah dipenuhi dengan api. Sementara Ji Jinchuan terus menatap ke depan dan tetap tidak bergerak.
"Ji Jinchuan!" Kemarahan Chen Youran telah mencapai puncak. Tiba-tiba, dia mencondongkan tubuh ke depan dan berusaha untuk mengambil alih kemudi, sehingga mobil pun melaju dalam bentuk S di jalanan.
Kematian Kakek Chen melayang di benak Chen Youran, memenuhi kemarahan di setiap sarafnya. Chen Youran seperti orang gila. Hatinya dipenuhi dengan kebencian terhadap Keluarga Ji. Dia sangat ingin turun dari mobil dan ingin menjauh dari pria di sampingnya.
Mobil meninggalkan arus jalan dan terlihat bahwa itu akan menabrak pembatas jalan di depan. Ji Jinchuan tidak bisa menghentikannya, dia pun bersandar untuk memeluk Chen Youran dan melindungi kepala wanita itu.
Saat tiba-tiba masuk ke dalam pelukan Ji Jinchuan membuat Chen Youran hanya bisa merasakan bahwa pemandangan di depannya gelap. Kemudian, mobil menabrak pohon dengan sangat keras. Benturan keras membuat kepalanya linglung selama beberapa saat. Dia merasakan cairan kental di wajahnya, lalu mengangkat tangannya dan menyentuh kepala Ji Jinchuan. Akhirnya, dia dapat mencium aroma darah.
"Ji Jinchuan?" Chen Youran memanggilnya, tetapi pria itu tidak menjawab. Cairan kental pun terus menetes di dahinya. Dia mendorong Ji Jinchuan menjauh, menatap pria yang entah apakah mati atau pingsan itu. Dia sangat panik dan terus mengguncang lengannya.
"Ji Jinchuan? Bangun!" kata Chen Youran. Lampu di dalam mobil agak gelap. Ji Jinchuan bersandar di sandaran kursinya dan terdapat cairan merah terang di wajahnya. Itu terlihat sangat menakutkan. Aroma darah yang kental pun tercium di dalam mobil.
"Ji Jinchuan…" Chen Youran semakin panik, hatinya dipenuhi ketakutan. Saat ini, dia merasa seperti ada pohon anggur yang melilit erat hatinya.
Chen Youran membungkuk dan mencoba mencari ponsel Ji Jinchuan dengan tangannya yang gemetar hebat. Dia menyentuh saku celana dan baju pria itu, tetapi dia tidak menemukannya. Kabut seketika muncul di bagian bawah matanya dan mengaburkan pandangannya. Dia menjadi bingung seperti lalat tanpa kepala dan tidak tahu harus berbuat apa.
Tangan yang gemetar itu tiba-tiba dipegang oleh sebuah tangan besar. Terdengar suara rendah dan berat Ji Jinchuan, "Ponsel ..."
Kepanikannya membuat Chen Youran tidak melihat ponsel di atas dasbor mobil. Kaca bagian depan mobil pecah dan jatuh ke atas dasbor, ketika dia meraih ponsel Ji Jinchuan, serpihan kaca pun mengenai telapak tangannya. Namun, dia tidak merasakan sakit sedikit pun.
"Apa kata sandinya?" Ada ketakutan yang bercampur dengan kebingungan dalam suara Chen Youran.
"Ulang tahunmu," jawab Ji Jinchuan dengan lemah.
Untuk sekarang, Chen Yoran tidak punya waktu untuk memikirkan mengapa kata sandi ponsel Ji Jinchuan tidak berubah setelah bertahun-tahun. Tangannya bergetar hebat hingga ponsel itu hampir jatuh. Dia salah menekan kata sandinya beberapa kali.
"Jangan panik…" Tangan Ji Jinchuan lalu memegang lengannya. Suhu di telapak tangannya menembus kulit Chen Youran.