Keluarga Ji Kalian Terlalu Menindas (4)
Keluarga Ji Kalian Terlalu Menindas (4)
Ji Jinchuan tiba-tiba masuk dari luar ruang tamu dan berkata, "Kamu tidak boleh melakukan itu."
Kedua orang yang berada di ruang tamu itu menatap Ji Jinchuan secara bersamaan. Ji Jinchuan mengenakan setelan hitam. Sosoknya menyatu dengan malam yang dingin dan ekspresi wajahnya yang juga dingin.
Chen Youran hanya melirik Ji Jinchuan sekilas, lalu mengambil kembali pandangannya. Dia mengepalkan jari-jarinya dan berkata, "Keluarga Ji kalian terlalu menindas!"
Ji Jinchuan menatap wajah Chen Youran yang pucat. Matanya memancarkan sedikit tatapan cinta. Dia mengangkat bibirnya dan berkata, "Tidak peduli apa yang kamu inginkan, tetapi dia tidak boleh masuk penjara."
Tatapan dingin Chen Youran yang mengarah pada Ji Jinchuan, lalu berpindah pada Ji Shaoheng dengan wajah sangat kesal. Tangannya yang tergantung di kedua sisi tubuhnya memegang gaunnya dengan marah. Meskipun dia sangat marah saat ini, tetapi dia tidak ingin terlalu terpengaruh oleh kemarahannya dan bertindak gegabah. Dia tahu bahwa dia tidak bisa mengirim Ji Shaoheng ke penjara sendirian karena dia akan menghadapi seorang Presiden Ji.
***
Setelah Lin Mo'an keluar dari toilet, Chen Youran sudah menghilang dari ruang perjamuan. Dia pergi ke ruang istirahat sementara terlebih dahulu, kemudian pergi ke taman belakang. Tetapi, dia tetap tidak bisa menemukan wanita itu di mana-mana.
Dalam perjalanan kembali ke ruang perjamuan, dia bertemu Bai Shiyan yang sedang menunggunya, "Presiden Lin…"
Lin Mo'an menatapnya dan tersenyum lembut, "Nyonya Hu…"
Di antara identitasnya sebagai Nyonya Hu dan Nona Bai, dia lebih memilih untuk dipanggil dengan sebutan opsi yang kedua. Senyum Lin Mo'an yang terlalu memesona benar-benar menyilaukan matanya. Bai Shiyan kemudian bertanya, "Apa kamu sedang mencari istrimu?"
Lin Mo'an mengangguk. Dia tertegun sejenak sebelum akhirnya bertanya, "Apa Nyonya Hu melihatnya?"
Bai Shiyan melangkah maju, mengangkat tangannya, dan membelai dada Lin Mo'an. Melihat wajah tampan Lin Mo'an, dia memunculkan senyum centil. Bibir merahnya terbuka sedikit dan dia mencoba merayu pria di hadapannya. Dia berdiri berjinjit dan mengembuskan napas di bibirnya seperti hendak mencium Lin Mo'an.
"Aku lebih cantik dibandingkan dia. Kenapa Presiden Lin tidak memikirkanku?"
Lin Mo'an sedikit mengernyit melihat perilaku Bai Shiyan. Dia meraih tangan nakal itu dan membuangnya dengan sangat kasar. Dia membalas, "Aku tidak tertarik pada wanita yang mengobral dirinya secara murah dan dengan jelas menggoda pria terlebih dahulu."
Setelah mengatakan itu, Lin Mo'an berhenti menatap Bai Shiyan dan berjalan menuju ruang perjamuan. Ketika baru saja mengambil beberapa langkah, dia mendengar Bai Shiyan berteriak di belakangnya, "Aku melihat Chen Youran pergi dengan pria lain. Mungkin dia akan berselingkuh darimu!"
Lin Mo'an menghentikan langkahnya dan menoleh kembali pada wanita itu, "Bahkan kalau dia berselingkuh di belakangku, aku akan tetap bersedia menerimanya. Tetapi kalau seorang wanita tidak tahu malu sepertimu ingin selingkuh, maka seharusnya mengambil cermin untuk melihat dirinya sendiri terlebih dahulu apa pantas berselingkuh atau tidak!"
Wajah Bai Shiyan seketika berubah menjadi biru dan putih. Dia mengentakkan kakinya dengan marah. Sepatu hak tinggi bertumit runcingnya menembus itu celah tanah berbatu. Pijakan kakinya menjadi tidak stabil dan dia pun jatuh ke tanah.
Lin Mo'an hanya melirik Bai Shiyan dengan samar. Dia tidak lagi memiliki sikap sopan seperti biasanya. Sebaliknya, dia langsung berbalik dan berjalan pergi. Melihat pria itu berjalan pergi, Bai Shiyan sangat marah sehingga dia memukul tanah beberapa kali untuk melampiaskan kemarahannya. Akan tetapi, itu malah melukai tangannya.
***
Ketika keluar dari kediaman utama Keluarga Ji, wajah Chen Youran sangat buruk. Dia tidak bisa mendapatkan taksi di tempat ini dan dia juga tidak membawa ponselnya, jadi dia harus terus berjalan kaki.
Setelah berjalan cukup jauh, sebuah mobil berhenti di sampingnya. Dia melirik Ji Jinchuan di dalam mobil itu, namun kemudian terus berjalan lurus ke depan tanpa berhenti. Mobil hitam melaju perlahan di sampingnya. Melihat wanita yang keras kepala itu, Ji Jinchuan membunyikan klaksonnya dua kali.
Hati Chen Youran saat ini lebih mudah tersinggung. Ketika dia mendengar suara yang keras, amarahnya semakin membara. Dia dengan cepat melepas salah satu sepatu hak tingginya, lalu melemparnya dengan keras pada kaca depan mobil Ji Jinchuan. Namun, kaca itu masih utuh. Merasa masih belum cukup, dia melepas sepatu hak tingginya yang lain dan melemparkannya ke kaca yang terbuka di kursi penumpang depan, tetapi sepatunya terhalang tepi jendela dan jatuh ke jalan.