Memutus Hubungan dengan Keluarga Ji (7)
Memutus Hubungan dengan Keluarga Ji (7)
Tidak ada seorang pun di ruang tamu saat ini. Namun, terdapat mantel pria yang tergantung di gantungan baju. Dia lalu pergi untuk meletakkan tasnya di sofa dan memasuki dapur. Di sana, Lin Mo'an mengenakan celemek di pinggangnya dan lengan bajunya digulung hingga setengah. Pria itu tampak memasak dengan lihai.
Mendengar sesuatu di belakangnya, Lin Mo'an tidak menoleh ke belakang, namun berkata, "Kamu sudah pulang?"
"Iya," jawab Chen Youran yang bersandar di ambang pintu masuk dapur.
"Apakah kamu punya janji bertemu dengan orang hari ini?" tanya Lin Mo'an.
"Iya, itu anak laki-laki yang tampan," jawab Chen Youran dengan nada suara malas.
Alis Lin Mo'an terangkat ketika mendengarnya, dia bertanya, "Apa kamu sudah mengubah seleramu?"
"Kalau aku memiliki perasaan kepada dia, itu berarti aku tidak berbeda dengan binatang buas." Nada suara Chen Youran terdengar sedikit kesal. Dia mengambil sepotong tomat dari piring dan memasukkannya ke dalam mulutnya.
"Apa maksud perkataanmu?" tanya Lin Mo'an.
"Dia baru berusia 6 tahun."
"Bukannya tidak berbeda dengan binatang, hanya saja binatang buas itu tidak sebaik dirimu."
***
Ji Jinchuan membawa Ji Nuo ke ruang kerjanya untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya. Ji Nuo baru saja menulis dua kata, lalu dia menggigit penanya dan berkata, "Ayah, aku bertemu dengan seorang wanita yang membuat hatiku berdetak."
Ketika Ranran menyeka sudut mulutku hari ini, aku tiba-tiba memiliki perasaan yang luar biasa, bukannya itu yang dinamakan hati berdetak? Batin Ji Nuo dalam hati.
"Apa kamu tahu apa itu hati berdetak? Kerjakan pekerjaan rumahmu dengan baik," tutur Ji Jinchuan sembari memukulkan dokumen di tangannya ke kepala Ji Nuo.
Ji Nuo bergerak sedikit lebih menjauh dan bergumam, "Sebenarnya, aku sangat menyukainya. Dia bahkan memberiku ciuman pertamaku, jadi aku harus bertanggung jawab untuknya."
Pelipis Ji Jinchuan melompat. Bagaimana Ji Shaoheng mengajari anakku? Dia mengajarkan beberapa hal yang tidak bisa dijelaskan, pikirnya.
Ji Shaoheng baru saja lewat di luar ruang kerja Ji Jinchuan saat ini. Ketika mendengar itu, dia mendorong pintu dan masuk, "Siapa namanya? Di mana dia tinggal? Apa kamu tahu keluarganya?"
"Tapi, Ranran milikku. Jangan merampok Ranran dariku!" Ji Nuo menatap pamannya itu dengan tatapan waspada.
"Ranran? Namanya tidak buruk." Ji Shaoheng menyentuh dagunya dan berpikir dengan serius. Menimbang bahwa anak kecil ini sudah jatuh cinta untuk pertama kalinya, dia berkata kepadanya, "Kita harus bertanya dengan jelas, sehingga kita bisa mulai."
Tidak hanya pelipisnya, tetapi alis Ji Jinchuan juga mulai melonjak. Dia pun membentak adiknya, "Ji Shaoheng!"
"Jangan terlalu keras, aku bisa mendengarmu," sahut Ji Shaoheng sambil menyentuh telinganya.
"Mulai besok, kamu kembali saja ke kediaman utama!" Ji Jinchuan menatap Ji Shaoheng tanpa ekspresi. Jika adiknya itu terus bersikap seperti ini, Ji Nuo akan dimanjakan olehnya.
"Aku juga ingin pergi dengan Paman Kedua saja," kata Ji Nuo sambil mengangkat tangannya.
Melihat putranya begitu lengket pada Ji Shaoheng, Ji Jinchuan menjadi semakin kesal, "Aku ini ayahmu!"
Ji Nuo bergumam dengan suara kecil ketika melihat raut wajah kesal Ji Jinchuan, "Tapi, ayah tidak pernah memberiku perhatian."
Ji Shaoheng paling dekat dengan Ji Nuo saat ini. Ketika mendengar apa yang dikatakannya, alisnya sedikit terangkat. Anak kecil tidak berperasaan itu selalu menurutinya karena tidak suka dipaksa makan sayur oleh ayahnya. Dia berpikir anak ini lebih menyukai dirinya daripada ayahnya.
Setelah Ji Nuo menyelesaikan pekerjaan rumahnya, Ji Jinchuan memandikannya dan tidak meninggalkan kamar sampai anaknya itu tertidur. Namun, setelah ada suara pintu tertutup, Ji Nuo yang berada di tempat tidur merangkak turun, menyelinap ke kamar sebelah, dan masuk ke selimut Ji Shaoheng.
"Paman Kedua, kalau Ranran setuju menjadi pacarku, aku harus merawatnya. Kamu harus memberiku lebih banyak uang saku di masa depan."
"Tanyakan pada ayahmu bagaimana pendapatnya." Ji Shaoheng baru saja keluar dari kamar mandi dengan handuk mandi yang melingkar di pinggangnya, tetesan air masih terlihat di otot dadanya.
Ji Nuo mengatupkan mulutnya dan tampak sedih, "Ayahku pasti tidak setuju dengan cinta monyetku. Dia pasti akan membunuhku."