Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Memutus Hubungan dengan Keluarga Ji (3)



Memutus Hubungan dengan Keluarga Ji (3)

2Di sebuah kafe pada akhir pekan…     

Chen Youran memandang pria di seberangnya. Lima tahun bukan hanya mengubah dirinya, tetapi juga pria di hadapannya. Qiu Shaoze memperagakan sebuah pose, dia menggerakkan alis ke atas pada Chen Youran sebanyak dua kali, "Apa aku menjadi lebih tampan dari sebelumnya?"     

Chen Youran tidak mengiakan hal itu. Dia hanya menjawab dengan senyum tipis di wajahnya, "Sepertinya begitu…"     

Seorang pelayan membawakan kopi pesanan mereka, Qiu Shaoze pun segera duduk dalam posisi serius. Setelah pelayan pergi, dia berkata, "Sebenarnya, aku terkejut kamu mau datang hari ini."     

Chen Youran perlahan mengaduk kopinya. Urat nadi berwarna hijau pada jari-jarinya terlihat menonjol karena tangannya yang kurus. Dia bertanya, "Kenapa kamu berkata begitu?"     

Qiu Shaoze menghela napas berat dan menjawab, "Aku pernah pergi ke perusahaanmu untuk menemuimu sebelumnya, tetapi aku diusir."     

Chen Youran tidak tahu apa-apa tentang Qiu Shaoze yang pergi ke perusahaan mencarinya. Pasalnya, Asisten Tang tidak melaporkan semuanya padanya. Dia meletakkan sendok kopinya, mengangkat cangkir itu, dan menyeruput kopi di dalamnya. Setelah itu, dia bertanya, "Apa kamu baik-baik saja selama ini? Apa kamu sudah menikah?"     

"Belum, tapi aku akan segera menikah. Kamu mengenal calonku…"     

"Benarkah?" Alis Chen Youran terangkat, dia memegang dagunya dengan satu tangan dan mengedipkan mata dengan rasa ingin tahu. "Siapa itu? Katakan padaku…"     

"Sun Xiaoxiao," jawab Qiu Shaoze.     

Memikirkan wanita yang bernama Sun Xiaoxiao itu, Chen Youran menyipitkan matanya dan tidak mengatakan apa-apa. Lalu, Qiu Shaoze bertanya, "Bagaimana denganmu? Ke mana saja kamu selama dua tahun ini? Apa kamu bersenang-senang?"     

"Aku pergi ke Amerika. Aku adalah Nyonya Muda Lin sekarang," jawab Chen Youran dengan pelan.     

"Kamu bukan lagi Nyonya Muda…" Qiu Shaoze berkata begitu cepat, sehingga dia hampir menyebut marga pria itu.     

Meski begitu, Chen Youran mengetahui apa yang akan dikatakan oleh temannya ini. Dia pun hanya tersenyum tanpa mengatakan apa-apa. Matanya tiba-tiba tertarik pada bocah laki-laki di meja sebelah.     

"Kakak yang cantik, meskipun ayahku sedikit lebih tua, memiliki temperamen yang buruk, dan tidak terlihat setampan aku, tetapi dia sangat baik. Dia tidak bermaksud untuk tidak datang hari ini. Hanya saja, dia terlalu sibuk."     

Setelah si bocah laki-laki mengatakan itu, wanita di depannya sangat marah dan pergi tanpa melihat ke belakang dengan mengentakkan sepatu hak tinggi yang dikenakannya. Bocah laki-laki itu juga tampak sangat kecewa, sehingga dia terduduk di atas kursinya sambil menggumamkan sesuatu. Setelah beberapa saat, dia bangkit dari kursinya untuk pergi.      

Tiba-tiba, seorang pelayan melangkah maju dan berkata, "Anak kecil, kamu belum membayar teh susumu."     

Chen Youran mengangkat alisnya. Wanita itu hanya membayar kopinya sebelum dia pergi? Kalau dia benar-benar ingin menikah dengan ayah anak itu, dia tidak seharusnya mengabaikan dan mempermalukannya, batinnya.     

Ji Nuo tertegun sejenak, lalu bergumam, "Pelit sekali…"     

Kemudian, Ji Nuo bertanya kepada pelayan, "Berapa harganya?"     

"35 Yuan." Pelayan itu menjawab sambil tersenyum.     

Ji Nuo pun mengambil tas dari punggungnya, membuka ritsletingnya, mengeluarkan gulungan uang dari dalam, dan memberikan semuanya kepada pelayan tersebut, "Apa itu semua sudah cukup?"     

Pelayan menghitung dan menggelengkan kepalanya, "Ini tidak cukup."     

Wajah kecil Ji Nuo pun tampak cemberut. Dia berkata, "Tunggu sebentar, aku akan pergi ke paman sopir untuk mengambil uangnya."     

Namun, pelayan itu menarik tas Ji Nuo dan berkata, "Hey, kamu tidak boleh pergi."     

"Pelayan, biar aku yang membayar tagihannya," sahut Chen Youran tiba-tiba.     

Pelayan yang memegang Ji Nuo pun mengendurkan tangannya. Dia tersenyum dan mengiakan hal itu sebelum akhirnya pergi. Lalu, Ji Nuo memandang Chen Youran dan ingat bahwa neneknya sering mengajarinya untuk menjadi anak yang sopan dan baik. Dia sempat ragu-ragu sejenak, namun akhirnya perlahan berjalan ke depan menghampiri Chen Youran.     

"Terima kasih, kakak yang cantik…" ucap Ji Nuo.     

Dipanggil 'kakak' oleh anak berusia sekitar 5 atau 6 tahun membuat Chen Youran langsung merasa jauh lebih muda. Dia tersenyum dan mengangguk, "Sama-sama…"     

"Anak yang sangat cantik," kata Qiu Shaoze.     

Ji Nuo mengatupkan mulutnya dan mengoreksi kesalahannya, "Paman, anak laki-laki seharusnya tampan, bukan cantik."     

"..." Qiu Shaoze pun hanya diam. Sementara itu, Chen Youran tersenyum mencibir.     

Setelah itu, Ji Nuo mengeluarkan kertas dan pena dari tasnya. Dia memberikannya kepada Chen Youran sambil berkata, "Kakak, tuliskan aku informasi kontakmu."     

Qiu Shaoze mengira anak itu dewasa sebelum waktunya dan memandangnya dengan heran, "Apa orang tuamu tahu kalau kamu mempelajari sikap ini di usia muda?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.