Perubahannya yang Tiba-tiba (4)
Perubahannya yang Tiba-tiba (4)
Ji Jinchuan mengerutkan kening ketika Chen Youran selesai minum anggur dan menuangkan lagi. Melihat Ji Jinchuan tidak menyalahkan Chen Youran, Fang Yaqing yang berada di atas merasa sangat kesal. Pria itu bahkan tidak mengatakan apa-apa. Akhirnya, dia kembali ke kamarnya dengan marah.
Setelah selesai makan malam, Chen Youran meminum banyak anggur. Wajah putihnya menjadi merah, mata hitamnya pun penuh dengan pesona. Dia kembali berpesan, "Tidak peduli berapa banyak anak yang kamu miliki di masa depan, Nuonuo adalah anak pertamamu. Lakukan apa pun yang lebih baik untuknya."
"Kamu sudah minum terlalu banyak." Ji Jinchuan menyentuh pipi Chen Youran yang kemerahan dan berjongkok di depannya. "Aku akan membawamu kembali ke kamarmu."
Chen Youran berpegangan pada meja dan berjalan keluar dari ruang makan menuju tangga. Ji Jinchuan mengikuti dan memapahnya. Chen Youran pun tersenyum padanya dengan senyum yang sangat menawan. Dia bersandar di bahu Ji Jinchuan dan berkata dengan lembut, "Gendong aku…"
Melihat hal ini, Ji Jinchuan tercengang. Chen Youran tidak pernah bersikap begitu centil kepadanya untuk waktu yang lama. Selama ini, wanita itu hanya bersikap dingin dan acuh tak acuh padanya. Bahkan, wanita ini tidak pernah ingin mengatakan sepatah kata pun padanya.
Ji Jinchuan yang tidak bergerak untuk waktu yang lama membuat Chen Youran berkata, "Tidak mau menggendongku? Baiklah, aku akan kembali ke kamarku sendiri."
Ji Jinchuan membungkuk untuk menggendongnya dan berjalan ke atas. Berpikir bahwa Chen Youran selalu tidur dengan Ji Nuo selama beberapa waktu ini, dia berencana untuk membawanya kembali ke kamar bayi. Namun ketika mereka tiba di pintu kamar tidur utama, wanita di lengannya berkata, "Aku minum anggur terlalu banyak dan tidak bisa tidur dengan Nuonuo…"
Ji Jinchuan pun menghentikan langkah kakinya. Dia berbalik ke samping dan menendang pintu kamar tidur utama dengan kakinya. Dia berjalan dengan membawa Chen Yoran dan meletakkannya di tempat tidur. Ketika dia hendak pergi, tangan Chen Youran melingkari lehernya. Wanita itu lalu maju untuk menciumnya. Dia pun tertegun selama beberapa saat. Di bibirnya, ada bibir tipis Chen Youran yang lembap dan dengan lembut mengisap bibirnya. Mulutnya penuh dengan aroma anggur yang lembut. Selama ini, meskipun mereka tinggal di bawah atap yang sama, sikap Chen Youran yang dingin dan selalu mengabaikannya lebih menyakitkan baginya dibandingkan dengan patah hati.
Mereka berdua saling berciuman dengan gila. Chen Youran menarik pakaian Ji Jinchuan. Sementara tangan Ji Jinchuan masuk ke dalam rok istrinya itu dan naik di sepanjang paha mulusnya. Bibir Ji Jinchuan menuju ke telinga Chen Youran. Suaranya yang rendah sangat memesona dan provokatif terdengar, "Youyou…"
Ji Jinchuan mengatakannya dengan lembut, seolah-olah dia mengatakan kata-kata cinta terbaik.
Bibi Wu kebetulan lewat di depan kamar tidur utama saat ini. Dia perlahan mengangkat kepalanya dan mengintip situasi di dalam kamar melalui celah pintu. Melihat adegan itu, dia akhirnya memiliki rasa lega di hatinya. Setelah sekian lama, akhirnya tuan dan nyonya muda mereka mau berbaikan.
Saat Bibi Wu hendak pergi ke bawah, dia melihat Fang Yaqing datang. Dia membungkuk dan menyapanya, "Nyonya Muda Kedua…"
"Di mana Jinchuan?" tanya Fang Yaqing.
"Tuan Muda dan Nyonya Muda telah beristirahat," jawab Bibi Wu.
Selama beberapa bulan ini, Fang Yaqing tahu bahwa mereka tidur di kamar yang terpisah. Ketika dia mendengar apa yang dikatakan Bibi Wu, hatinya dipenuhi dengan kecemburuan. Dia seketika melangkah maju untuk mengetuk pintu, namun segera dihentikan oleh Bibi Wu.
"Nyonya Muda Kedua, sejak Anda datang, tidak ada kehidupan yang damai dalam keluarga ini. Sekarang, hubungan antara Tuan Muda dan Nyonya Muda sudah berubah menjadi lebih baik. Jadi, sebaiknya jangan ikut campur dan merusaknya lagi. Anggap saja itu adalah upaya untuk mengumpulkan kebajikan untuk anak di dalam perut Anda." Bibi Wu berkata tanpa ekspresi. Sebagai seorang pelayan, kata-kata Bibi Wu memang sedikit kurang ajar. Tetapi, apa yang dia katakan adalah kebenaran.
Wajah Fang Yaqing pun seketika berubah. Dia hendak memarahi Bibi Wu, namun tiba-tiba terdengar suara desahan wanita dan pria yang sedang terengah-engah dari dalam ruangan itu. Kedua suara itu bercampur dan merangsang sarafnya. Dia mengepalkan jarinya, dan ekspresi wajahnya berubah menjadi sangat masam.