Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kamu Sedikit Gugup (5)



Kamu Sedikit Gugup (5)

0Ji Shaoheng berbalik dan duduk lagi di kursinya. Dia pun berkata, "Karena kamu berteman dengannya, kenapa kamu tidak memberitahunya?"     

"Aku sudah mengenalnya selama bertahun-tahun dan aku tahu temperamennya." Xu Chengyan bersandar di sandaran kursi, dengan ekspresi tengil di wajahnya. "Meskipun Kakek Chen jahat padanya, tetapi dia adalah kakeknya sendiri. Kalau Youran tahu kematian Kakek Chen adalah perbuatan manusia, itu akan menambah kebencian di hatinya. Sekarang ini, dia cukup keras kepala."     

"Apa maksudmu dengan mengatakan begitu banyak padaku sekarang?" tanya Ji Shaoheng yang melirik Xu Chengyan.     

Xu Chengyan menempelkan ujung lidahnya ke gigi atasnya dan tatapan matanya setajam pisau, "Jangan alihkan perasaanmu pada Chen Youran."     

"Kalau Tuan Muda Xu belum menikah, aku pikir kamu pasti akan menyukainya juga," ujar Ji Shaoheng. "Oh… Tapi pernikahan tidak menghalangimu untuk menyukai wanita lain, kan?"     

Xu Chengyan ingin mengumpat, tetapi dia menahan dirinya. Dia hanya berkata, "Dia adalah orang yang disukai kakakku. Tentu saja aku harus melindunginya."     

"Gu Jinchen?"     

"Iya."     

Ji Shaoheng tersenyum. Dia berhenti berbicara dengan Xu Chengyan dan bangkit untuk pergi.     

***     

Chen Youran menolak diantar dan dijemput oleh Xiao Cheng setiap hari, jadi dia naik taksi untuk pergi dan pulang dari tempat kerja sebelum mobilnya selesai diperbaiki. Setelah selesai bekerja hari ini, dia keluar dari gedung perusahaan dan kebetulan menerima telepon dari Tang Huiru. Sambil berbicara di telepon, dia menghentikan taksi, membuka pintu, dan masuk ke dalamnya.     

Tang Huiru mengingatkan Chen Youran untuk membawa Ji Nuo datang ke kediaman Keluarga Chen di akhir pekan. Supaya Tang Huiru tidak khawatir karena berpikir yang macam-macam, Chen Youran tidak memberitahunya bahwa dia tidak bisa membawa Ji Nuo keluar dari Teluk Nanhai. Dia hanya mengatakan bahwa dia akan menghadiri pesta seorang rekan kerja di akhir pekan dan menunggu sampai dia punya waktu untuk membawa Ji Nuo ke sana.     

Setelah selesai menelepon, Chen Youran menyebutkan alamat di Teluk Nanhai kepada sang sopir. Akan tetapi, sopir itu tidak menjawab. Dia pun secara refleks melihat ke depan dan hanya bisa melihat bagian belakang kepala si sopir. Dia merasa curiga karena tubuh sopir tersebut terlalu kurus dan terlihat seperti wanita.     

Chen Youran pun merasa ada yang tidak beres. Setelah melihat dengan seksama, dia menemukan bahwa kulit di leher belakang pengemudi sangat putih, tidak seperti warna gandum kulit pria pada umumnya. Dia juga melihat daun telinganya. Dia memperhatikan orang di depan, perlahan menyentuh tasnya, mengeluarkan ponselnya, dan membuka catatan panggilan. Dia melirik dengan cepat daftar panggilan dan menemukan nomor telepon Xiao Cheng. Dia pun menekan tombol untuk melakukan panggilan keluar, kemudian menyembunyikan ponselnya di belakang punggungnya.     

Takut Xiao Cheng akan memanggilnya segera setelah telepon terhubung, Chen Youran dengan sengaja mengangkat suaranya dan berkata kepada sopir, "Apa kamu mendengarku ketika aku menyebutkan ingin pergi ke Teluk Nanhai?"     

Namun, orang yang berada di kursi pengemudi masih tidak menjawab. Chen Youran pun menambahkan, "Apa kamu bisa mengatakan sesuatu?"     

"Ada apa denganmu? Kalau kamu menyeretku ke tempat lain, aku tidak akan membayar ongkos taksi ini."     

Tidak peduli apa yang Chen Youran katakan, sopir yang berada di depan seolah tidak mendengar perkataannya.     

***     

Setelah Ji Shaoheng mengambil alih posisi sebagai presiden, Yan Hao menggantikan posisi Xiao Cheng. Sementara Xiao Cheng mengurus Departemen Sekretariat selagi Feng Yi pergi bersama Ji Jinchuan.     

Ketika tiba waktunya untuk pulang kerja, Xiao Cheng memilah-milah dokumen di mejanya dan bersiap untuk pulang kerja. Pada saat ini, ponselnya berdering. Dia mengeluarkannya dan melihat bahwa itu adalah telepon dari Chen Youran. Sebelum dia bisa menyapanya, dia mendengar suaranya datang dari ujung telepon.     

"Ada apa denganmu? Kalau kamu menyeretku ke tempat lain, aku tidak akan membayar ongkos taksi ini."     

"Sopir, apa kamu sudah menikah? Aku punya seorang sahabat. Kalau kamu belum menikah, aku bisa memperkenalkannya kepadamu."     

Begitu Xiao Cheng mendengar ini, detak jantungnya berdegup keras. Chen Youran tidak punya teman, jadi mana mungkin dia memiliki sahabat? Batinnya.     

Selain itu, setelah perceraian, temperamen Chen Youran sangat berubah dan jarang berbicara. Tidak akan ada waktu luang untuk peduli apa orang lain sudah menikah atau tidak.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.