Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kalau Tidak, Kamu Akan Menyesalinya



Kalau Tidak, Kamu Akan Menyesalinya

1Lu Jingnian tidak tahu harus berkata apa untuk sesaat. Dia hanya bisa menepuk bahu teman baiknya itu, mengambil segelas anggur, dan mengajaknya bersulang. Mereka berdua meminumnya dalam satu tegukan besar.     

"Mungkin dia sengaja melakukannya untukmu?" tanya Lu Jingnian. Ji Jinchuan seketika menatapnya dengan tatapan gelap. Dia pun menambahkan, "Mungkin dia hanya ingin kamu melihatnya dengan wanita lain, mencoba membuat seluruh Keluarga Ji gelisah."     

Ucapan Lu Jingnian yang masuk ke telinganya membuat Ji Jinchuan merasa kesal dan marah. Dia mengeluarkan kotak rokok dari sakunya dan menyalakannya, "Apa yang sebenarnya ingin dia lakukan?"     

Seorang seorang wanita cantik yang sejak tadi menatap mereka tiba-tiba menghampiri. Sebelum wanita itu meletakkan tangannya di lengan Ji Jinchuan, dia sudah disapu oleh tatapan mata pria itu yang dingin, lalu pergi dengan kesal.     

"Simpul hati Ji Shaoheng tidak dapat diselesaikan dalam semalam. Berdasarkan temperamennya, pasti akan ada masalah. Jangan lewatkan Chen Youran, kalau tidak, kamu akan menyesalinya," tutur Lu Jingnian.     

Kedua jari Ji Jinchuan mengapit rokok, dia mengisapnya hingga ujung berwarna merah rokok itu semakin menyala. Ketika percikan apinya padam, asap rokok pun berputar-putar di sekelilingnya. Bibirnya yang tipis sedikit mengerucut dan dia masih diam.     

Lu Jingnian duduk menemani Ji Jinchuan untuk minum bersamanya sampai pukul 10 malah. Ketika pukul 10 tepat, dia pun berpamitan untuk pergi. Setelah temannya itu pergi, Ji Jinchuan memanggil pelayan untuk memesan beberapa minuman lagi. Tiba-tiba, dia merasakan ponsel di sakunya bergetar beberapa kali dan mengeluarkannya. Namun tidak ada informasi panggilan yang tidak terjawab di sana. Itu adalah ilusinya sendiri. Dia mengejek dirinya sendiri dan memasukkan ponselnya kembali ke sakunya.     

Chen Youran bersandar di tempat tidur dan menatap ponselnya dengan linglung. Saat ini, waktu menunjukkan kurang 7 menit lagi sebelum pukul 12 malam dan Ji Jinchuan belum pulang juga. Dia kemudian turun dari tempat tidur, berjalan tanpa alas kaki ke jendela, membuka sudut dia, dan melihat ke luar jendela. Langit malam di luar tampak sangat gelap, bintang-bintang tampak sepi, dan seluruh dunia seolah telah tertidur. Dia berdiri sejenak di depan jendela sebelum kembali ke tempat tidur, berbaring, dan bersiap untuk tertidur. Namun ponselnya tiba-tiba berdering. Dia meraihnya dengan cepat, tetapi ternyata itu bukanlah telepon dari Ji Jinchuan. Itu adalah nomor yang tidak dikenal.     

Meski sempat ragu-ragu sejenak, Chen Youran akhirnya menghubungkan telepon dan meletakkannya di telinganya, "Halo…"     

"Nona Chen, aku Lu Jingnian. Jinchuan mabuk, jemputlah dia sekarang."     

Chen Youran sedikit terkejut, dia bertanya, "Di mana dia sekarang?"     

Lu Jingnian memberi tahu nama bar dan posisi Ji Jinchuan. Setelah menutup telepon, Chen Youran langsung mengangkat selimut, turun dari tempat tidur, berjalan ke lemari pakaian, dan dengan cepat mengganti pakaiannya. Bahkan dia tidak peduli dengan tasnya, dia langsung memasukkan ponselnya ke dalam saku mantelnya, turun ke bawah, dan mengambil kunci mobil di atas meja teh. Kemudian dia pergi ke garasi untuk mengambil mobil.     

Saat ini, waktu sudah menunjukkan lebih dari pukul 12 malam. Hanya ada beberapa kendaraan di jalan, jadi jalanan sangat mulus. Hanya butuh setengah jam untuk sampai ke bar tersebut. Ketika Chen Youran keluar dari mobil, dia melihat nama bar untuk memastikan. Dia menyaksikan para wanita dengan pakaian terbuka keluar dengan para pria. Secara refleks dia mengerutkan kening, kemudian masuk ke dalam bar tersebut.     

Pada tahun-tahun itu di California, Chen Youran sering memasuki bar, jadi dia tidak asing dengan lingkungan seperti itu. Musik yang memekakkan telinga, lingkungan yang bising dan ramai, wanita dengan pakaian terbuka dan para pria pencari cinta di mana-mana, yang menyatakan perasaan kesepian dan kehampaan di malam hari.     

Seorang pria menyambut kehadirannya dengan senyum, "Cantik, ayo kita minum."     

"Pergi!" Chen Youran menatapnya dengan dingin. Di bar di California, dia telah mengalami situasi seperti ini, jadi dia tidak asing dengan nafsu di mata pria.     

Pria itu merasa kesal, lalu berjalan pergi dengan getir, sambil mengumpat, "Dasar bocah sialan!"     

Chen Youran terus berjalan melewati kerumunan menuju ke kursi bermain kartu dan melihat Ji Jinchuan berbaring di atas meja. Dia berjalan mendekat dan melirik gelas kosong di atas meja. Keningnya mengerut lebih kencang. Dia kemudian menggoyangkan lengan suaminya sembari memanggil, "Ji Jinchuan…"     

Di lingkungan yang bising ini, Ji Jinchuan mendengar suara seorang wanita yang dikenalnya, dia dira itu hanya ilusanya semana. Namun ketika dia mengangkat kepalanya, dia melihat sosok Chen Youran, dengan matanya yang kabur.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.