Sudah Banyak Orang yang Mengetahuinya
Sudah Banyak Orang yang Mengetahuinya
Sementara itu, Ji Jinchuan yang baru bangun tidur, duduk sejenak di tempat tidur dan memijat dengan ringan dahinya yang terasa sakit. Samar-samar dia ingat bahwa dia meminta Lu Jingnian untuk pergi ke bar kemarin. Lu Jingnian kemudian pergi karena mendapat panggilan telepon dari Su Wansheng. Dia juga ingat bahwa dirinya ingin menghubungi Xiao Cheng, tetapi dia malah menelepon Lu Jingnian. Kemudian, orang yang menjemputnya justru Chen Youran. Dia tidak ingat lagi apa yang terjadi setelah itu.
Saat Chen Youran keluar dari kamar mandi, Ji Jinchuan masih duduk di tempat tidur dan tidak bergerak. Tatapan mata hitamnya tampak seperti orang yang sedang kebingungan. Chen Youran kemudian membuka lemari pakaian untuk mengambil sebuah kemeja putih dan dasi berwarna merah anggur, dia juga mengeluarkan jas Ji Jinchuan, lalu meletakkan semuanya di ujung tempat tidur. Dia pun keluar dari kamar tidur tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Ji Jinchuan melirik pintu yang tertutup dan menyapu mangkuk yang pecah di lantai. Dia mengerutkan keningnya erat-erat. Apa kami bertengkar lagi tadi malam? Batinnya.
Memikirkan hubungan mereka yang semakin memburuk, Ji Jinchuan merasa pelipisnya tiba-tiba terasa semakin sakit, seolah ingin mencabik-cabiknya. Dia mengusap dahinya, lalu bangun dari tempat tidur dan mengambil pakaian yang telah diambilkan oleh Chen Youran tadi. Dia memakai jubah tidurnya dengan cepat, kemudian pergi untuk membersihkan dirinya.
***
Chen Youran turun lebih dulu ke lantai bawah. Bibi Wu pun menyapanya, kemudian pergi ke dapur untuk menyajikan sarapan. Bibi Wu merasa ada yang aneh melihat pemandangan ini. Ji Jinchuan biasanya turun lebih dulu atau mereka akan datang bersama. Fenomena Chen Youran yang turun lebih dulu ini adalah yang pertama kalinya terjadi. Dia pun menjadi sedikit khawatir, lalu bertanya, "Nyonya Muda, apa ada yang salah dengan Anda dan Tuan Muda?"
Chen Youran duduk di kursi meja makan dan menjawab dengan singkat, "Tidak..."
"Baiklah…" balas Bibi Wu, lalu berjalan ke samping dan berdiri dalam diam.
Setelah beberapa saat, Ji Jinchuan turun dari lantai atas dan memasuki ruang makan. Bibi Wu pun segera membawakan sarapannya. Ji Jinchuan memandang Chen Youran yang sedang minum susu. Saat melihat wajahnya yang pucat, dia berpikir sejenak. Seketika terlindas beberapa perkiraan yang tidak pasti di benaknya, dia lalu berniat untuk bertanya, "Semalam aku ..."
Namun baru saja Ji Jinchuan bersuara, Chen Youran meletakkan cangkir susu dan berkata, "Aku sudah kenyang… Luangkan waktumu untuk sarapan terlebih dahulu."
Kemudian, Chen Youran bangkit dan keluar dari ruang makan. Ketika bangkit, kaki kursi dan lantai bergesekan dengan kencang sehingga menimbulkan suara yang sangat keras di ruang makan yang sepi itu. Ji Jinchuan mengerutkan kening dan menelan apa yang ingin dikatakannya. Nafsu makannya menjadi hilang dalam sekejap, walaupun sarapan yang dihidangkan begitu banyak. Bibi Wu menatap wajah Ji Jinchuan yang tanpa ekspresi, dikombinasikan dengan kepergian Chen Youran yang tiba-tiba barusan, dia menduga bahwa pasangan itu sedang berada dalam perang dingin. Dia pun hanya bisa menghela napas pelan.
***
Setelah rapat rutin pada pagi hari, Ji Jinchuan keluar dari ruang konferensi. Saat melewati kantor Departemen Sekretariat, Feng Yi segera mengikutinya ke kantor presiden. Ji Jinchuan duduk di kursi besar miliknya, sementara Feng Yi yang berdiri di depan mejanya membawakan koran hari ini untuknya. Dia pun meraih koran tersebut dan melihat isinya, wajahnya perlahan membeku. Di halaman pertama koran hari ini, terdapat sebuah berita yang menampilkan foto Chen Youran dan Liang Yanchen saling berpelukan erat. Sudut yang diambil membuat wajah kedua orang itu terlihat dengan sangat jelas.
Feng Yi menatap wajah Ji Jinchuan yang suram, dia sempat ragu-ragu, namun akhirnya tetap berkata, "Pria di foto itu adalah Liang Yanchen, putra Presiden Liang. Dia baru saja kembali dari luar negeri."
Ji Jinchuan tidak mengatakan apa pun. Feng Yi lalu melanjutkan, "Saya sudah berurusan dengan perusahaan media yang menerbitkan beritanya, tapi saya khawatir banyak orang sudah mengetahuinya saat ini."
"Apa itu kebetulan atau ada seseorang yang sengaja ingin melakukannya? Apa kamu sudah mengetahuinya?" tanya Ji Jinchuan dengan dingin.
Feng Yi menggelengkan kepalanya. "Saya tadi sedang berurusan dengan perusahaan media agar tidak memberitakan hal ini lagi, jadi tidak punya waktu untuk memeriksanya."
"Pergi dan cari tahu." Tampak ada jejak ketidaksenangan pada suara dingin Ji Jinchuan.
"Baik…" jawab Feng Yi, kemudian pamit undur diri dari kantor presiden.
Ji Jinchuan kini menatap koran di tangannya dengan kening yang mengerut tajam.