Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Penghalang Antara Dua Orang (1)



Penghalang Antara Dua Orang (1)

1Ji Jinchuan keluar dari kamar tidur menuju ke kamar tamu. Dia menyalakan sebatang rokok di balkon dan mengisapnya satu isapan demi satu isapan. Dengan mengembuskan asapnya, dia seperti ikut mengeluarkan amarah di dadanya juga. Nama Fang Yaqing seperti penghalang hebat di hatinya. Dia selalu merasa bahwa dia berutang pada wanita itu. Jadi ketika Ji Shaoheng mempermalukan Fang Yaqing di depan semua orang, dia akan merasa marah.     

Ji Jinchuan ingat dengan jelas bahwa Fang Yaqing dan Ji Shaoheng pergi ke Teluk Nanhai untuk menemuinya pada malam sebelum pergi ke luar negeri. Namun dia menghindarinya, Fang Yaqing dan Ji Shaoheng pun menunggu di bawah sepanjang malam. Tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya malam itu. Fang Yaqing meringkuk dan berjongkok di dekat taman bunga. Sementara Ji Jinchuan berdiri di depan jendela lantai atas. Dia melihat kedua orang itu yang tampak menyedihkan di tengah hujan yang dingin di malam musim gugur. Ji Jinchuan memaksa dirinya untuk menjadi kejam dan tidak melihatnya, mencoba membuat wanita itu agar mundur. Pada saat itu, dia sangat kejam dan tega pada Fang Yaqing.     

Ketika Ji Jinchuan keluar dari vila keesokan harinya, Fang Yaqing belum pergi juga. Tubuh wanita itu basah kuyup dan kuyu setelah semalaman diguyur hujan. Wanita itu meraih lengannya dan memohon dengan rendah hati, "Aku tidak ingin pergi ke New York dengan Ji Shaoheng… Aku tidak ingin pergi bersamanya. Aku tahu aku tidak pantas untukmu. Aku akan pergi jauh dan tidak akan muncul lagi. Tapi tolong jangan berikan aku padanya."     

Ji Jinchuan bahkan tidak memiliki keberanian untuk melihat sosok Fang Yaqing dan memilih untuk membuang muka. Dia berkata, "Karena Shaoheng menyukaimu, dia akan memperlakukanmu dengan baik. Tempat di New York sangat bagus, temani dia untuk mendapatkan perlakuan yang baik di sana."     

"Ji Jinchuan, kamu sangat egois! Aku ini seorang manusia, aku bukanlah suatu barang yang bisa kamu miliki ketika kamu masih menginginkan dan mencintaiku, lalu kamu berikan kepada adikmu ketika kamu sudah tidak menginginkan aku lagi. Kenapa kamu mengendalikan hidupku?!" Fang Yaqing mengeluh dengan mata yang merah.     

Namun Ji Jinchuan tetap diam, dia membiarkan Fang Yaqing memukuli dan memarahinya. Fang Yaqing sudah lelah menangis dan tubuhnya tiba-tiba ambruk ke tanah. Dengan suara serak, Fang Yaqing berkata, "Tapi ini karena aku mencintaimu, dia jadi mengganggu duniaku. Kupikir jatuh cinta padamu itu adalah hal yang paling bahagia. Sekarang aku menyadari bahwa ini adalah awal dari kemalangan."     

Akhirnya, Fang Yaqing mengikuti Ji Shaoheng ke New York. Pada saat itu, dia baru berusia 20 tahun. Dia seharusnya memiliki pemikiran dan haknya sendiri untuk memutuskan hidupnya, tetapi hidupnya malah dirampas oleh Keluarga Ji. Pada tahun pertama, Ji Jinchuan kadang-kadang menanyakan tentang Fang Yaqing dan Ji Shaoheng di New York untuk mengetahui apakah wanita itu baik-baik saja. Jika wanita itu diperlakukan dengan baik, rasa bersalahnya akan berkurang. Namun jika wanita itu tidak hidup dengan baik, dia akan mencoba yang terbaik untuk menebusnya.     

Sesekali, seseorang akan mengirimi Ji Jinchuan foto Fang Yaqing dan Ji Shaoheng. Mendengar bahwa dia baik-baik saja dan melihat foto-foto intim pasangan itu, dia merasa sedikit lebih baik. Setiap kali dia akan berpikir bahwa meskipun dia kejam padanya, tetapi saat ini wanita itu sangat bahagia. Jadi itu sudah cukup baginya.     

Setelah menghabiskan rokok di tangannya, Ji Jinchuan menyalakan yang lain. Dia mengisap rokok terlalu cepat dan batuk beberapa kali. Tiba-tiba, ponsel di sakunya berdering. Dan suara dering ponsel yang tiba-tiba memecah kesunyian di malam hari, seperti melodi paling primitif. Dia mengeluarkan ponselnya dan melihat nama di layar. Itu adalah telepon dari Fang Yaqing. Dia tidak mengangkatnya, tetapi malah memasukkan ponselnya ke dalam sakunya lagi. Dia kembali mengisap rokok di tangannya dan membiarkan ponselnya berdering sepanjang waktu. Mungkin karena bunyi dering ponsel yang berisik mengganggunya, sehingga kejengkelan semakin kuat di lubuk hatinya. Setelah berdering selama sekitar satu menit, telepon akhirnya menjadi tenang. Puntung rokok di tangannya sudah padam. Terdapat sekitar 4 atau 5 puntung rokok yang dilemparkan ke bahwa kakinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.