Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kamu Menyalahkanku Karena Mempermalukan Dia Secara Langsung



Kamu Menyalahkanku Karena Mempermalukan Dia Secara Langsung

1Fang Yaqing melirik Ji Jinchuan dan mengepalkan jari-jarinya dengan erat. Sebuah kalimat sederhana yang keluar dari mulut mantan kekasihnya tanpa jejak kasih sayang sedikit pun itu, terasa seperti pisau yang menyayat hatinya. Dia mengencangkan kepalan tangannya dan memberi tahu pelayan, "Kenapa kalian masih di sini? Cepat pe..."     

"Aku penasaran apa itu," kata Chen Youran yang memotong ucapan Fang Yaqing sambil perlahan-lahan meletakkan cangkir teh. Melihat beberapa orang menatapnya, dia berkata dengan lembut, "Apa kalian bersedia untuk menjawab rasa ingin tahuku?"     

Mendengar kata-kata Chen Youran, Ji Jinchuan berbalik untuk menatapnya. Matanya yang dalam tampak gelap dan sulit ditebak. Tidak ada yang bisa melihat emosi di dalamnya. Namun, alisnya yang sedikit bengkok menunjukkan rasa tidak setuju.     

Sementara itu, senyum Ji Shaoheng menjadi lebih besar dan semakin lebar, dia berkata, "Karena kakak iparku penasaran, ayo kita lihat."     

"Ji Shaoheng, kamu…"     

Sebelum Fang Yaqing menyelesaikan kata-katanya, Ji Shaoheng melepas kain putih yang menutup lukisan itu. Di atas penyangga yang dibawa oleh pelayan, terdapat sebuah lukisan yang menampilkan sosok Ji Jinchuan dalam setelan jas dan sepatu kulit yang mengkilap. Ji Jinchuan memegang seorang wanita di tangannya. Yang dilukis adalah bagian belakang si wanita. Wanita itu mengenakan gaun panjang, dengan desain berongga di punggungnya, sehingga memperlihatkan sebagian besar kulitnya. Terdapat sebuah tanda lahir di sebelah kanan tulang bahu wanita itu. Keduanya berpegangan tangan dengan memakai cincin berbentuk ekor. Di lukisan, sosok wanita itu tidak begitu jelas terlihat. Jadi orang lain mungkin akan menebak bahwa wanita tersebut adalah Chen Youran. Akan tetapi, Chen Youran tahu bahwa tidak ada tanda lahir di tulang bahu di punggungnya.     

Ji Shaoheng melirik Ji Jinchuan, yang masih tanpa ekspresi, lalu beralih menatap Chen Youran dan bertanya, "Apa yang kakak ipar pikirkan?"     

"Lukisannya bagus." Chen Youran berkomentar dengan santai.     

Ji Shaoheng tersenyum dan kembali bertanya, "Apa hanya itu?"     

"Lalu, apalagi?" jawab Chen Youran.     

Ji Shaoheng memandang Ji Jinchuan, dengan wajah seolah tidak takut pada banyak hal dan berkata, "Kakak, pria di lukisan itu adalah kamu. Apa kamu ingin menyimpannya sebagai kenang-kenangan?"     

Namun Ji Jinchuan tidak menjawab, dia bangkit dari duduknya dan berjalan ke tangga. Ketika melewati adiknya, dia meliriknya dengan dingin, lalu menaiki tangga dan kembali ke kamarnya. Setelah Ji Jinchuan pergi, Ji Shaoheng berkata kepada Fang Yaqing, "Kakak tidak mengatakan apa pun, jadi terserah kamu mau melakukan apa pada lukisan itu."     

Wajah Fang Yaqing tampak pucat dan sangat buruk. Dia tidak bisa menahan tubuhnya untuk tidak gemetar. Dia tidak pernah berharap Ji Shaoheng memasuki studionya. Lukisan itu jelas ditutupi dengan kain putih, bahkan para pelayan yang biasanya membersihkan studionya tidak pernah melihatnya, tetapi suaminya itu melihatnya. Dia memejamkan matanya dan menekan kabut di bagian bawah matanya. Sikap dingin Ji Jinchuan yang pergi begitu saja, memang membuatnya sakit hati. Namun penghinaan Ji Shaoheng di depan wajahnya secara langsung, yang membuatnya lebih sakit hati.     

Jika lukisan itu disimpan, entah berapa banyak masalah yang akan ditimbulkannya, jadi pengurus rumah berinisiatif untuk dan berkata, "Saya lebih baik membuang lukisan itu untuk Anda. Nyonya Muda Kedua, bagaimana menurut Anda?"     

Fang Yaqing mengerti apa yang dimaksud oleh pengurus rumah. Dia menekan air yang hendak keluar dari sudut matanya yang masam dan menganggukkan kepalanya.     

Setelah kejadian itu, Ji Jinchuan tidak turun dari lantai atas sampai makan malam. Ketika mereka semua sedang mengambil duduk di meja makan, Xie Suling yang melihat raut wajah anaknya tidak terlalu bagus pun bertanya, "Jinchuan, apa kamu merasa tidak nyaman?"     

Ji Jinchuan mengambil kursi di sebelah Chen Youran dan duduk. Dia lalu menjawab dengan singkat, "Tidak..."     

Usai makan malam, Ji Jinchuan dan Chen Youran berbincang-bincang sejenak dengan orang tua mereka, lalu membawa Ji Nuo kecil kembali ke Teluk Nanhai. Dalam perjalanan kembali, Ji Jinchuan dan Chen Youran tidak berbicara sama sekali di dalam mobil. Bahkan jika ada sedikit suara celoteh dari Ji Nuo, itu juga tetap menunjukkan suasana yang canggung.     

Maybach berhenti di halaman kediaman mereka di Teluk Nanhai. Bibi Wu segera keluar dari ruang tamu setelah mendengar suara mobil, lalu mengambil alih Ji Nuo dari gendongan Chen Youran. Ji Jinchuan berjalan terlebih dahulu, setelah dia memasuki ruang tamu, Bibi Sun melangkah maju mendekatinya. Namun dia bahkan tidak melepas mantelnya dan langsung menuju ke tangga, yang membuat Bibi Sun tercengang.     

"Apa kamu menyalahkan aku karena mempermalukan dia secara langsung?" Chen Youran akhirnya membuka obrolan di antara mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.