Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kenapa Membiarkan Dirimu Teraniaya



Kenapa Membiarkan Dirimu Teraniaya

0Di bagian selatan kediaman itu, terdapat pohon kamper yang besar dan tua. Ji Jinchuan dan Chen Youran duduk di sebuah bangku yang berada di bawah pohon itu. Matahari melemparkan bintik-bintik cahaya dan bayangan ke tanah melalui celah di antara dedaunan.     

Di salah satu kamar tidur di lantai tiga, Ji Shaoheng berdiri di depan jendela sambil memandangi dua orang yang sedang tersenyum dan duduk di bawah pohon. Dia mengeluarkan ponselnya, mengambil foto dan mengirimkannya pada Fang Yaqing.     

***     

Apartemen pribadi Bai Shiyan…      

Fang Yaqing menunjukkan beberapa gambar desain pada Bai Shiyan. Bai Shiyan mengambilnya dan melihatnya satu per satu. Dia merasa sangat puas dengan desain Yaqing.     

"Yaqing, aku sangat beruntung membiarkanmu menjadi desainer pribadiku," ucap Bai Shiyan.     

Fang Yaqing terkekeh dan berkata, "Seharusnya aku yang merasa terhormat bisa mendesain pakaian untuk ratu film sepertimu."     

"Kamu masih yang terbaik bagiku, bahkan kamu bersedia membantuku tanpa syarat." Bai Shiyan memegang bahu Fang Yaqing, lalu memikirkan hal-hal antara dirinya dan Ji Shaoheng. Dia merasa kasihan pada temannya itu. Dia kemudian bertanya dengan ragu-ragu, "Bagaimana kabarmu dengan suamimu akhir-akhir ini?"     

Fang Yaqing menyingkirkan gambar-gambar desain itu dan berkata dengan lemah, "Masih seperti itu."     

Bai Shiyan melirik Fang Yaqing dan bertanya dengan santai, "Apa kamu merasa tidak nyaman?"     

"Aku dan dia sudah menikah selama bertahun-tahun. Tetapi tidak ada hal yang baik." Fang Yaqing menunjukkan senyum kaku. Dia mengambil gelas yang berisi air dan meminumnya. Saat ini, ponsel di tasnya tiba-tiba berdering. Dia pun meletakkan gelas dan mengeluarkan ponselnya. Rupanya terdapat sebuah pesan yang berisi dari Ji Shaoheng. Dia membuka foto dan melihat pria di dalamnya menatap wanita di pelukannya dengan lembut. Warna darah di wajahnya seolah berangsur-angsur habis, sehingga membuat wajahnya berubah menjadi pucat.     

Melihat Fang Yaqing menatap ponselnya, wajah Bai Shiyan terlihat masam. Dia melirik untuk melihat apa yang dilihat oleh temannya itu, namun dia tidak menemukan apa-apa, jadi dia bertanya, "Ada apa?"     

"Aku harus pulang dulu. Ini baru draf pertama, lihatlah dengan cermat apa ada yang membuatmu merasa tidak puas terlebih dahulu, lalu hubungi aku," kata Fang Yaqing sembari meletakkan ponselnya kembali ke dalam tas.     

"Oke." Bai Shiyan menganggukkan kepalanya dengan segelas air di tangannya.     

Satu jam kemudian, Fang Yaqing akhirnya sampai di kediaman utama Keluarga Ji. Dia memasuki ruang tamu, tampak sosok Ji Yangkun dan Xie Suling yang sedang bercanda dengan Ji Nuo kecil.     

"Nyonya Muda Kedua..." sapa seorang pelayan yang mendekati Fang Yaqing dan mengambil alis tas tangannya.     

Fang Yaqing berjalan mendekat dan bertanya dengan pura-pura tidak tahu, "Bu, apa Ibu mengambil Nuonuo?"     

"Kakak dan kakak iparmu yang datang ke sini," jawab Xie Suling.     

Kemudian Fang Yaqing duduk di sofa dan melempar pertanyaan lagi, "Kenapa aku tidak melihat mereka?"     

Melihat Ji Nuo kecil akan tertidur, Xie Suling berkata dengan merendahkan suaranya, "Mereka sedang jalan-jalan."     

"Oh…" jawab Fang Yaqing. Dia duduk beberapa saat di sofa, sebelum akhirnya bangkit dan berkata, "Ibu, ayah, aku akan kembali ke kamarku dulu..."     

"Umm…" jawab Xie Suling dengan ringan sembari menepuk-nepuk punggung Ji Nuo kecil di lengannya. Tatapan matanya yang lembut tampak seperti nenek yang baik hati.     

Fang Yaqing melirik Ji Nuo kecil di lengan Xie Suling. Dadanya tiba-tiba terasa sesak dan tidak nyaman. Kemudian dia menarik kembali pandangannya dan segera naik ke lantai atas menuju kamarnya.     

Ketika mendengar suara pintu terbuka, Ji Shaoheng pun berbalik untuk melihat. Dia mengangkat lengannya, melihat arlojinya, kemudian tersenyum dan berkata, "Ini lebih lambat dari yang aku kira."     

Fang Yaqing berjalan mendekat pada Ji Shaoheng yang berada di depan jendela. Dia pun dapat melihat pemandangan sepasang pria dan wanita di bawah pohon kamper dari jendela yang terbuka itu. Matanya terasa kering dan panas. Dia tanpa sadar memegang erat pakaian di dadanya, mencoba menekan rasa sakit di dalam hatinya.     

"Apa ini membuatmu merasa sangat tidak nyaman? Apa kamu ingin menangis?"      

Suara jahat Ji Shaoheng lalu terdengar di telinga Fang Yaqing. Dia memaksakan dirinya untuk menekan rasa tidak nyaman di dalam hatinya, menutup jendela dan menjawab dengan singkat, "Tidak…"      

"Kenapa kamu membiarkan dirimu teraniaya?" Ji Shaoheng mengambil tangan Fang Yaqing dan berkata dengan suara menggoda, "Kamu dapat mengungkapkan keluhan penderitaanmu dalam beberapa tahun terakhir ini kepadanya."     

Fang Yaqing menatap suaminya dan berkata, "Apa kamu tidak takut aku akan menceritakan semua ini padanya? Atau orang tuaku?"     

"Kamu tidak akan melakukannya." Wajah Ji Shaoheng tampak menantang.     

Lalu Fang Yaqing menarik kembali tangannya dan mendorong tubuh suaminya. Ji Shaoheng menatapnya dan menghindarinya. Dibandingkan dengan kemarahan istrinya, senyumnya malah menjadi semakin jahat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.