Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kamu Tidak Perlu Gugup



Kamu Tidak Perlu Gugup

1Du Ruowei merasa sangat kesal. Dia tiba-tiba mengangkat cangkir kopi di tangannya, bangkit berdiri, dan menuangkan semua isi cangkir tersebut ke wajah Chen Youran. Setelah itu, dia meletakkan cangkir kopinya dengan kasar dan menatap Chen Youran dengan dingin.     

"Kalau bukan karena Xu Chengyan dan aku, kamu dan Gu Jinchen akan dihantui oleh opini publik sekarang," ucap Du Ruowei.     

Cairan kopi pada wajah Chen Youran menetes ke pakaian berwarna krem yang dikenakannya, sehingga meninggalkan noda cokelat. Dia menghela napas dengan santai, menarik tisu, dan dengan lembut menyeka sisa kopi di wajahnya. Dia tidak menyangkal bahwa Du Ruowei mengatakan yang sebenarnya. Seseorang ingin menjebak dirinya dan Gu Jinchen, jadi itu semuanya sudah sepenuhnya dipersiapkan. Dia benar-benar tidak bisa membayangkan jika mereka berdua yang saat ini mengalami hal itu.     

"Nona Du, kamu memang benar-benar merupakan korban atas peristiwa itu, jadi aku menerima siraman secangkir kopi ini. Tetapi kalau kamu main-main lagi, jangan salahkan aku karena bersikap kasar." Chen Youran berkata tanpa ekspresi.     

"Apa menurutmu aku sedang min-main?" balas Du Ruowei dengan marah.     

Chen Youran meletakkan tisu yang sudah digunakannya untuk mengusap noda kopi di wajahnya tadi di atas meja, lalu menjawab, "Kamu adalah seorang putri dari wali kota. Tetapi kamu sangat arogan dan melakukan hal tidak masuk akal. Apa itu bukan main-main?"     

Chen Youran menatap Du Ruowei dengan dingin, meninggalkan ekspresi wajahnya yang marah dan pergi ke toilet di kafe itu. Tidak jauh dari mereka, tindakan Du Ruowei menuangkan kopi, membuat seorang alis pria yang juga berada di sana terangkat tinggi-tinggi dan matanya yang suram kini penuh dengan tawa jahat.     

Setelah Chen Youran keluar dari toilet, Du Ruowei telah pergi. Dia meminta bill pada pelayan untuk membayar tagihan. Namun, pelayan itu tersenyum dan berkata, "Pesanan Anda telah dibayar oleh tuan itu."     

Mengikuti arah yang ditunjukkan oleh pelayan, Chen Youran mengangkat pandangannya dan melihat ke meja yang tidak jauh dari kasir. Sosok Ji Shaoheng pun tersenyum padanya. Demi sopan santun antara ipar, dia berjalan ke arah Ji Shaoheng untuk menyapa. Dia mengeluarkan uang tagihan kopi dari dompetnya dan meletakkannya di atas meja, "Terima kasih..."     

"Kakak ipar, kenapa kamu melakukan ini? Kita adalah keluarga," kata Ji Shaoheng sambil melirik pakaian Chen Youran.     

Chen Youran tidak menganggap serius tatapan Ji Shaoheng, dia berkata, "Antara saudara ipar juga tetap harus menyelesaikan tagihan masing-masing dengan jelas, tidak terkecuali kita, bukan begitu?"     

Ji Shaoheng tersenyum, tetapi tidak menjawab. Dia bangkit dan mengambil mantelnya di belakang kursi. Dia mendekati kakak iparnya dengan tongkat di satu tangan, mengibaskan mantelnya dan hendak menyampirkan mantel tersebut pada tubuh Chen Youran. Namun kakak iparnya itu secara refleks menghindar melihat gerakannya. Ji Shaoheng kemudian berkata dengan senyum rendah, "Kamu tidak perlu gugup. Aku hanya ingin mengenakan mantel untukmu."     

Chen Youran merasa sedikit malu, dia merapikan rambut yang menjuntai di depan dadanya ke belakang telinganya dan berkata, "Tidak perlu…"     

"Apa kamu yakin akan pulang seperti ini?" tanya Ji Shaoheng yang melirik dada Chen Youran.      

Meskipun pakaiannya sudah dibersihkan, tetapi noda cokelat yang disebabkan oleh kopi di dadanya terlihat sangat jelas dan membuatnya sedikit malu. Chen Youran lalu berkata dengan tidak wajar, "Aku akan mengenakannya sendiri..."     

Ji Shaoheng pun menyerahkan mantelnya. Chen Youran lalu memakainya dan memasang kancing di dadanya. Setelah itu, dia berkata, "Terima kasih..."     

Tubuh Chen Youran sedikit kurus, jadi mantel berwarna merah marun milik Ji Shaoheng yang dikenakannya terasa sangat lebar dan membuat tubuhnya semakin terlihat sangat mungil. Ji Shaoheng lalu berkata, "Meskipun kamu tidak menyukaiku, jangan selalu mengucapkan terima kasih kepadaku. Kamu adalah kakak iparku, jangan terlalu kaku."     

Chen Youran tidak membalas ucapan Ji Shaoheng, dia hanya berkata, "Sudah larut sekarang, aku harus pulang..."     

"Kakak ipar, pulanglah dengan hati-hati..." Ji Shaoheng tersenyum.     

"Mantelmu akan dikirim ke kediaman utama Keluarga Ji setelah dicuci," ucap Chen Youran.     

Alis Ji Shaoheng sedikit terangkat, dia lalu berkata, "Kalau kakak ipar mau menganggapnya sebagai hadiah, juga tidak apa-apa, tidak usah dikembalikan."     

Lagi-lagi, Chen Youran mengabaikan kata-kata Ji Shaoheng yang sembrono. Dia berjalan kembali ke mejanya, mengambil tasnya, dan pergi dengan anggun. Setelah keluar dari kafe tersebut, dia menghentikan taksi di pinggir jalan, kemudian kembali ke Teluk Nanhai.     

Setelah Chen Youran sampai di kediamannya, Bibi Sun segera melangkah menghampiri dan menyapanya, "Nyonya Muda, Anda sudah pulang..."     

Chen Youran segera melepas mantel di bahunya dan menyerahkannya pada Bibi Sun bersamaan dengan tasnya, dia berkata, "Cuci mantel ini, lalu kirim ke kediaman utama Keluarga Ji."     

"Baik," jawab Bibi Sun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.