Suruh Siapa Kamu Tidak Meninggalkan Namamu
Suruh Siapa Kamu Tidak Meninggalkan Namamu
Ji Jinchuan yang tengah menangani dokumen, mengangkat tangannya dan melihat arloji yang dikenakannya. Waktu menunjukkan hampir pukul setengah 5 sore, dia pun menutup penanya, memasukkan kembali ke dalam kotak, lalu bangkit dari duduknya. Dia berjalan mengambil jasnya, memakainya, kemudian keluar dari kantor.
Kebetulan saat itu Xiao Cheng tengah mengangkat tangannya dan hendak mengetuk pintu kantor Ji Jinchuan. Ketika dia melihat bosnya keluar, dia menarik kembali tangannya dan berkata, "Presiden Ji, ini..."
"Aku punya sesuatu untuk dikerjakan. Kamu bisa menangani semuanya sebelum pulang bekerja," tutur Ji Jinchuan, lalu dia melangkah pergi.
Setelah itu, Xiao Cheng melihat ke belakang dan berkata kepada Feng Yi, "Bukannya menurutmu Presiden Ji sangat aneh hari ini?"
"Kalau kamu tahu hari ini adalah hari ulang tahun Nyonya Muda, kamu tidak akan terkejut," ucap Feng Yi yang baru saja keluar dari ruang arsip dengan membawa setumpuk dokumen di tangannya.
Xiao Cheng tercengang mendengar hal itu. Ternyata itu penyebabnya, batinnya.
Ji Jinchuan naik lift menuju ke tempat parkir di lantai bawah. Kemudian dia mengendarai mobilnya pergi ke perusahaan Majalah Hongze. Ketika dia melewati toko bunga, dia menghentikan mobilnya di pinggir jalan, kemudian memasuki toko tersebut.
Pelayan toko bunga itu adalah seorang gadis yang sangat muda. Ketika melihat seorang pelanggan masuk, dia dengan cepat menyambutnya dan melayaninya dengan hangat, "Tuan, apa Anda ingin membeli bunga untuk pacar atau orang yang lebih tua, atau..."
"Aku mau seikat mawar," kata Ji Jinchuan dengan lembut.
Pelayan itu tersenyum dan membalas, "Oke, tunggu sebentar… Saya akan membungkusnya untuk Anda."
Ji Jinchuan pun menunggu dengan sabar. Gadis pelayan toko kemudian pergi mengambil seikat mawar dan mengemasnya. Ketika itu, tiba-tiba ada seorang wanita lain yang memasuki pintu.
"Aku mau seikat bunga lili..."
Mendengar suara yang dikenalnya, Ji Jinchuan pun mendongakkan kepalanya. Ternyata Fang Yaqing lah pelanggan yang masuk ke dalam toko bunga. Wanita itu mengenakan setelan putih dan celana hitam formal. Wajahnya yang cerah tampak dihias dengan riasan tipis yang indah.
"Baik… Saya akan segera menyiapkannya," jawab pelayan itu.
Ketika Fang Yaqing melihat Ji Jinchuan, dia tertegun selama beberapa saat. Lalu dia menyunggingkan senyum di wajahnya. Melihat mawar yang dikemas di tangan pelayan toko, dia tersenyum sedikit miris dan berbalik untuk menatap Ji Jinchuan, "Perasaan antara Kakak tertua dan kakak ipar sangat baik… Kalian sudah menikah, tetapi kakak tetap saja mengirim bunga kepadanya."
"Hmm…" Ji Jinchuan hanya menjawab seadanya dengan ekspresi acuh tak acuh. Ketika dia mendengar bahwa Fang Yaqing meinginkan bunga lili, dia pun dengan lembut, "Apa kamu mau pergi ke rumah sakit untuk menjenguk pasien?"
Fang Yaqing tersenyum dan mengangguk, "Iya, seorang teman sedang sakit dan dirawat di rumah sakit."
Ji Jinchuan tidak membalas lagi. Mereka berdua sama-sama berdiri dalam diam. Setelah menunggu beberapa menit, pelayan toko selesai akhirnya selesai membungkus bunga mawar itu dan menyerahkannya kepada Ji Jinchuan. Ji Jinchuan mengambil uang untuk membayar, lalu meninggalkan toko bunga. Sementara Fang Yaqing melihat punggungnya yang terus menjauh dengan tatapan kosong.
Ji Jinchuan meletakkan bunga di kursi penumpang belakang dan pergi ke perusahaan Majalah Hongze. Saat dia tiba di Majalah Hongze waktu menunjukkan belum pukul 5 tepat. Dia pun memarkir mobilnya di pinggir jalan dan menunggu istrinya.
Setelah selesai bekerja, Chen Youran adalah orang terakhir yang meninggalkan kantor. Dia berjalan sambil melihat ke bawah untuk mencari kunci mobil di dalam tasnya. Saat dia keluar dari kantor majalah, dia mendengar bunyi klakson mobil sebanyak dua kali, yang membuatnya mendongak dan melihat Maybach hitam yang terparkir di pinggir jalan. Dia berjalan mendekat dengan cepat, membuka pintu, dan masuk ke dalam mobil. Dia seketika mencium aroma bunga di dalam mobil, lalu dia melihat sekeliling dan melihat seikat besar bunga mawar di kursi belakang.
Dengan senyum di wajahnya, Chen Youran menjulurkan tangannya untuk mengambil bunga di belakang dan menatap pria di sampingnya, "Kamu membelinya untuk aku?"
"Kalau tidak, untuk siapa lagi?" jawab Ji Jinchuan sembari menyalakan mesin.
"Bukannya kamu sudah mengirimnya tadi pagi?" Hatinya Chen Youran menjadi semakin bahagia.
Ji Jinchuan menoleh ke samping dan menatap istrinya, "Bukannya kamu sudah membuangnya?"
"Siapa suruh kamu tidak menuliskan namamu di bunga itu." Tampak ada sedikit kekesalan di wajah Chen Youran ketika mengingatnya.
Ji Jinchuan mengangkat alisnya dan tidak mengatakan apa pun. Chen Youran tiba-tiba memikirkan sesuatu dan bertanya, "Ngomong-ngomong, kenapa kamu mengirimiku bunga hari ini?"
Ji Jinchuan tidak menjawab dan malah balik bertanya, "Memangnya tidak boleh?"
"Aku hanya ingin tahu bagaimana bisa kamu berpikir mengirim bunga untuk membuatku bahagia," tutur Chen Youran yang melirik suaminya.
"Apa menurutmu aku adalah orang yang diam-diam menghanyutkan?" Ji Jinchuan berbisik. Dia tidak tahu apa yang Chen Youran pikirkan hingga membuat wanita itu tertawa keras.