Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Apa Dia Tidak Menyukainya?



Apa Dia Tidak Menyukainya?

0Pada pagi hari, Feng Yi mengetuk pintu kantor presiden dan melaporkan susunan rencana perjalanan bisnis hari itu kepada Ji Jinchuan seperti biasanya. Setelah selesai melakukan laporan, dia menutup jadwal yang dibawanya dan berkata, "Presiden Ji, jika tidak ada yang yang ditanyakan, saya izin keluar dulu."     

"Apa sudah selesai?" tanya Ji Jinchuan tiba-tiba.     

Feng Yi sedikit terkejut mendengarnya. Sesaat kemudian, dia merenungkan apa yang masih kurang, setelah menyadari sesuatu, dia kemudian berkata, "Saya sudah memesan bunga kemarin. Untuk memberi kejutan pada Nyonya Muda, saya tidak meninggalkan nama Anda di toko bunga."     

"Kamu boleh keluar…" ujar Ji Jinchuan dengan wajah yang terlihat datar.     

Sepanjang pagi, Ji Jinchuan menunggu panggilan telepon dari Chen Youran. Ketika memproses dokumen, dia melirik waktu di sudut kanan bawah komputer setiap beberapa menit sekali. Namun ponselnya yang diletakkan di meja tidak pernah berdering. Pukul 10 pagi, ada rapat yang akan diadakan. Setelah Xiao Cheng datang untuk mengingatkannya, Ji Jinchuan pun sudah siap untuk pergi ke rapat itu. Keduanya telah berjalan ke pintu kantor, namun Ji Jinchuan berpikir bahwa rapat akan memakan waktu setidaknya satu setengah jam dan selama periode itu Chen Youran bisa saja meneleponnya, dia pun berbalik dan kembali berjalan ke mejanya untuk mencabut ponsel yang sedang diisi dayanya, lalu memasukkannya ke dalam sakunya.     

Selama rapat, Ji Jinchuan selalu memperhatikan gerakan benda di sakunya dan selalu tampak linglung. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya dan memutar-mutarnya. Sesekali dia melihat ke bawah untuk menatap ke layar ponselnya. Dia meletakkan tangannya di bawah meja konferensi, yang tidak terlihat oleh orang lain, dengan ekspresi wajah yang sama seperti biasanya. Jadi ketika dia melihat ponselnya, semua orang mengira dia sedang berpikir. Tidak ada yang mengira bos mereka yang selalu sangat teliti dalam pekerjaan sedang tidak fokus selama rapat berlangsung.     

Xiao Cheng yang berdiri di dekat Ji Jinchuan dapat melihat sikapnya dengan jelas. Pria itu akan melihat ponselnya setiap beberapa menit, seolah-olah sedang menunggu panggilan.     

Di akhir rapat, Ji Jinchuan kembali ke kantornya, sementara Xiao Cheng berjalan di belakangnya sambil membawakannya dokumen penting. Ji Jinchuan mengambilnya dan memegangnya di tangannya. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, tetapi malah bertanya-tanya dalam hati kenapa Chen Youran tidak menghubunginya sama sekali.     

Apa dia tidak menyukainya? Tidak mungkin. Selama itu adalah sesuatu yang aku berikan, dia pasti menyukainya. Tapi tidak ada telepon, bahkan pesan teks sekalipun. Apakah dia tidak menerimanya? Mustahil… Feng Yi dan Xiao Cheng selalu melakukan tugas dengan baik. Mungkin dia sedang tidak berada di kantor. Seorang rekan yang menandatangani untuk menerima bunganya. Dia belum kembali ke kantor majalah, jadi dia belum tahu ada kiriman bunga untuknya, pikir Ji Jinchuan.     

Xiao Cheng melihat Ji Jinchuan menatap dokumen di tangannya dengan linglung. Dia pikir itu pasti berhubungan dengan telepon yang sedang ditunggu oleh Ji Jinchuan. Hanya seorang Chen Youran lah yang bisa mengalihkan perhatian bosnya itu di tempat kerja. Dokumen itu sedang ditunggu untuk segera digunakan, jadi dia harus segera mengingatkannya, "Presiden Ji..."     

Ji Jinchuan membuka dokumen itu dan membacanya dengan cepat. Tidak ada masalah yang ditemukannya, jadi dia langsung menandatanganinya di halaman terakhir. Dia menutup kembali dokumen itu dan menyerahkannya kepada Xiao Cheng sambil berkata, "Panggil Feng Yi, suruh dia masuk ke sini."     

"Baik…" jawab Xiao Cheng, lalu dia membawa dokumen itu meninggalkan kantor.     

Setelah beberapa saat, Feng Yi mengetuk pintu dan masuk ke dalam kantor presiden. Ji Jinchuan langsung bertanya padanya, "Apa kamu benar-benar sudah mengirim bunganya?"     

"Sudah dikirim, Presiden Ji," ucap Feng Yi.     

Ji Jinchuan menatapnya dan kembali bertanya, "Apa kamu yakin?"     

"Iya," jawab Feng Yi sambil menganggukkan kepalanya.     

"Pergi dan pastikan apakah dia sedang tidak ada di kantor dan ada orang lain yang mewakili untuk menerimanya," kata Ji Jinchuan sembari mengetukkan jarinya di atas meja.     

"Presiden Ji, Nyonya Muda sendiri yang menandatanganinya," jawab Feng Yi. Di ponselnya, dia menerima pesan teks penandatanganan dari toko bunga, yang ditandatangani oleh Chen Youran sendiri.     

Alis Ji Jinchuan pun sedikit mengernyit. Dia merenung sejenak, kemudian berkata dengan lemah, "Kamu boleh keluar..."     

Sebelum Feng Yi pergi meninggalkan kantor, dia berkata, "Kalau Presiden Ji merasa gelisah, Anda bisa menelepon Nyonya Muda untuk mengonfirmasi langsung."     

Setelah makan siang, Chen Youran menerima telepon dari Ji Jinchuan.     

"Youyou, apa kamu sudah makan?" Suara Ji Jinchuan yang terdengar berat dan lembut itu datang dari ujung telepon seolah dipenuhi dengan magnet yang mampu membuat seseorang tertarik.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.