Apa Kamu Mengerti?
Apa Kamu Mengerti?
"Alasan yang sangat tidak masuk akal," ucap Chen Youran dengan marah.
Mereka semua beristirahat sejenak. Beberapa saat kemudian, biksu yang memiliki tubuh gemuk itu datang untuk memberi tahu mereka bahwa ini saatnya makan hidangan vegetarian. Melihat Ji Jinchuan di kamar Chen Youran, dia sedikit tercengang. Namun, melihat kedua orang itu berperilaku baik dan tidak memiliki kontak dekat, dia tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya berkata, "Sudah waktunya untuk makan makanan vegetarian, para peziarah..."
"Oke, terima kasih," jawab Chen Youran.
Ketika mereka meninggalkan ruangan, Fang Yaqing melihat Ji Jinchuan keluar dari kamar Chen Youran. Jantungnya seolah dihantam oleh batu besar, yang menghalangi dadanya dan membuatnya sesak napas. Tidak bisakah kedua orang ini dipisahkan untuk sementara waktu? Apakah mereka harus bersama setiap saat? Pikirnya.
Keempat orang itu pun mengikuti biksu gemuk ke ruang makan. Kepala biara menyuruh orang menyiapkan makanan cepat saji, yang merupakan beberapa hidangan vegetarian paling umum dan sepiring roti kukus.
Xie Suling mengucapkan terima kasih dengan cara Buddhis, "Terima kasih, Tuan..."
Kepala biara tersenyum ramah seperti Maitreya (salah satu patung Buddha yang terkenal di Tiongkok), kemudian memandang Ji Jinchuan dan berkata, "Kuil ini menerapkan makan makanan vegetarian. Tolong jangan tidak menyukainya..."
"Tuan, makanan vegetarian di Kuil Ci'en terkenal. Meskipun mereka masih muda, mereka tidak memiliki pilih-pilih makanan," jawab Xie Suling.
Nama kuil tersebut berasal dari nama Buddha Tao Kepala Biara, Ci'en, yang berarti amal kebaikan. Kepala biara tidak hanya memiliki penampilan yang baik, tetapi juga berbicara dengan ramah. Dia tersenyum dan berkata, "Terima kasih telah meluangkan waktu kalian."
Kepala biara tersebut memiliki sesuatu yang harus dilakukannya, jadi dia terpaksa harus meninggalkan mereka terlebih dahulu. Dia meminta si biksu gemuk untuk menemani keempat orang itu. Mereka pun makan dengan tenang, sementara biksu gemuk hanya berdiri diam seperti biksu yang sudah tua. Dia akan menjawab hanya ketika mereka bertanya padanya.
Setelah selesai makan, Xie Suling mengganti baju dengan jubah biksu wanita. Setelah itu, dia membakar dupa dan pergi untuk berbicara tentang agama Buddha dengan kepala biara. Chen Youran dan Fang Yaqing juga pergi bersamanya, sementara Ji Jinchuan tidak pernah tertarik pada agama Buddha, jadi dia kembali ke ruang meditasi untuk beristirahat.
Chen Youran mendengarkan ajaran Buddha Tao untuk pertama kalinya. Dari awal hingga akhir ceramah itu, dia hanya mengerti beberapa kata. Dia beberapa kali melirik Fang Yaqing yang tampak melamun dan linglung sepanjang ceramah itu berlangsung. Adik iparnya yang linglung itu tampak seolah-olah sedang berkomunikasi dengan Sang Buddha.
Xie Suling sangat memuja agama Buddha Tao sepanjang tahun, jadi dia tahu banyak tentangnya. Dia terus mendengarkan dengan penuh perhatian. Ketika menemui beberapa masalah yang dia tidak mengerti, dia mengajukan untuk meminta nasihat dari kepala biara. Keduanya juga mengobrol dengan gembira. Sedangkan Chen Youran dan Fang Yaqing hanya duduk diam menemani Xie Suling. Jam-jam yang panjang berlalu sampai seorang biksu muda keluar untuk memberitahu bahwa sudah waktunya untuk makan malam.
Kepala biara menjawab biksu muda itu yang berada di luar, lalu bangkit dan melipat tangannya, "Nyonya Ji, terima kasih telah datang ke sini hari ini. Silakan makan malam di ruang makan."
Beberapa orang itu keluar dari ruang meditasi. Kemudian, Xie Suling kembali ke kamar untuk berganti pakaian terlebih dahulu, sebelum mereka bertiga akhirnya pergi ke ruang makan. Saat memasuki ruang makan, tampak sosok Ji Jinchuan telah menunggu di sana.
Setelah makan malam, Xie Suling yang merasa sedikit lelah ingin kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Ketiganya pun kembali ke kamar masing-masing. Ketika mereka sampai di pertigaan jalan, Xie Suling memandang Ji Jinchuan dan berkata, "Aku tahu kamu memiliki hubungan yang baik dengan Youran, tetapi bagaimanapun juga, ini adalah tempat agama Buddha yang damai. Jangan datang ke kuil Buddha peziarah wanita, terutama di malam hari."
Ucapan Xie Suling terdengar sangat ambigu. Dia hanya takut mereka akan tidur di kamar yang sama di malam hari. Dia bahkan lebih takut bahwa mereka akan melakukan hubungan intim dengan penuh semangat yang membara. Tentu saja hal itu akan mengganggu kedamaian di sini dan juga mengganggu Sang Buddha.
"Ehm…" ucap Ji Jinchuan dengan hangat, lalu pergi ke halaman peziarah pria.
Setelah itu, Chen Youran dan Fang Yaqing mengikuti Xie Suling keluar dari ruangan. Xie Suling tiba-tiba berbalik, menatap Chen Youran, dan berkata, "Youran, kamu mengerti apa yang baru saja aku katakan, kan?"