Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia Akan Mencintai Pria Itu Sepanjang Hidupnya



Dia Akan Mencintai Pria Itu Sepanjang Hidupnya

2Xie Suling akan pergi ke kuil setiap awal musim semi untuk menyalin kitab suci Buddha dan berdoa memohon berkah. Setelah mereka selesai sarapan, dia menyebutkan hal itu dan ingin mengajak semua anak serta menantunya untuk pergi bersamanya. Namun, Ji Shaoheng tidak ikut pergi karena kakinya terasa tidak nyaman.     

Karena Bibi Zhao ingin menjaga Ji Nuo kecil, kali ini Xie Suling tidak membawanya. Mereka harus pergi selama dua hari, jadi mereka pun menyiapkan beberapa hal sebelum berangkat ke kuil. Ji Jinchuan dan Chen Youran membawa mobil sendiri, sedangkan mobil yang ditumpangi Xie Suling dan Fang Yaqing dikendarai oleh pengemudi.     

Kuil yang mereka kunjungi berada di gunung belakang Resor Chengnan. Mereka tiba di kuil setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih dua jam. Karena Xie Suling selalu datang setiap tahun, kepala biara telah meminta orang untuk membersihkan kamar tamu. Kepala biara, Tuan Ci'en, menerima mereka secara pribadi dan meminta biksu muda untuk membawa mereka ke kamar tamu.     

Biksu muda tersebut adalah biksu gemuk yang memberi tahu Ji Jinchuan bahwa Chen Youran telah menggantungkan catatan permintaan saat terakhir kali mereka berlindung dari hujan di kuil tersebut. Biksu gemuk itu membawa mereka ke kamar tamu yang sudah disiapkan khusus untuk para peziarah.     

"Peziarah pria, ini kamar Anda," ucap biksu itu.     

Ji Jinchuan mengangguk dengan lembut, mendorong pintu kamar tamu, dan masuk ke dalam.     

Biksu gemuk itu lalu menyatukan kedua telapak tangannya dan sedikit menekuk pinggangnya sebagai respons balasan. Kemudian, dia beralih untuk melihat Chen Youran dan berkata "Untuk tiga peziarah wanita, tolong ikuti saya."     

Ketiganya menjawab dan mengikuti di belakangnya. Biksu gemuk tersebut membawa mereka berkeliling Kuil Buddha. Pertama-tama, dia mengatur akomodasi untuk Xie Suling dan Fang Yaqing, kemudian menunjuk ke salah satu kamar tamu di seberang dan berkata, "Peziarah wanita, ini kamar Anda."     

Kuil Buddha adalah tempat yang tenang, bahkan pasangan memiliki kamar sendiri-sendiri, sementara kamar tamu pria dan wanita tidak ada di dalam kuil tersebut. Chen Youran menyatukan kedua telapak tangannya dan sedikit membungkuk sambil berkata, "Terima kasih, biksu muda…"     

Postur tubuh biksu gemuk itu cukup besar. Dia menyunggingkan senyum ringan yang membuatnya tampak polos dan tampan. Dia juga menunjukkan gigi putihnya dan berkata, "Sama-sama, ini adalah tugas yang sudah seharusnya saya lakukan."     

"Apa kamu ingat aku, biksu muda?" Chen Youran tersenyum pelan.     

"Bahkan kalau saya tidak ingat Anda, saya juga ingat pria yang datang bersama Anda tadi."     

"Kenapa begitu?" tanya Chen Youran yang merasa bingung.     

Biksu gemuk itu memiringkan kepalanya dan mengingat situasi saat itu, "Terakhir kali ketika Anda pingsan, pria itu datang untuk berlindung dari hujan. Saya mendengar bahwa Anda mengikat kartu harapan di pohon harapan di luar. Pada saat itu, dia terlihat seperti orang gila. Dia mencarinya satu per satu di tengah hujan. Terlepas dari cedera kakinya, saya juga takut dimarahi oleh tuan saya, jadi saya mencoba untuk melarangnya. Tetapi dia tidak mendengarkan saran apa pun dari saya."     

Chen Youran tertegun. Dia melongo sejenak, kemudian bertanya, "Apa yang terjadi setelah itu? Apa dia menemukan kartu harapanku?"     

"Tentu saja, dia menemukannya. Dia melepas kartu harapanmu dan berkata…" Biksu gemuk itu belum dewasa, tetapi bahkan dia bisa menilai bahwa Ji Jinchuan sangat gigih. Setelah mengingat apa yang dikatakan Ji Jinchuan ketika membuka ikatan kartu harapan milik Chen Youran, dia berkata dengan nada suaranya yang terdengar polos, "Semua keinginannya terpenuhi olehku."     

Setelah itu, biksu tersebut merasa bahwa dia sudah banyak bicara dan buru-buru menutup mulutnya. "Jangan bilang saya yang mengatakannya…"     

"Oke…" Chen Youran tersenyum dengan tenang. Setelah biksu gemuk itu pergi, dia memasuki kamar dan menuangkan segelas air. Sebelum selesai minum, Ji Jinchuan masuk ke dalam kamarnya. Ketika dia melihat pria itu, dia ingat apa yang dikatakan biksu tadi, seketika hatinya seperti dipenuhi dengan tetesan madu. 'Semua keinginannya terpenuhi olehku', apalagi kalimat ini. Dia berpikir bahwa dia akan mencintai pria ini sepanjang hidupnya dan tidak akan menyesalinya.     

Ji Jinchuan melihat Chen Youran menatap dirinya dengan serius dan melamun. Dia mengibaskan tangan di depannya dan bertanya, "Ada apa?"     

Chen Youran lalu mengambil teko dan menuangkan segelas air untuk Ji Jinchuan. Dia lalu berkata untuk menyembunyikan perasaannya saat ini, "Sisi ini adalah kediaman peziarah wanita. Bagaimana kamu bisa masuk dengan santai?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.