Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Youyou, Aku Sangat Bodoh Saat Itu



Youyou, Aku Sangat Bodoh Saat Itu

2Fang Yaqing berdiri di luar pintu sejenak untuk menyesuaikan suasana hatinya sebelum kemudian kembali ke kamarnya. Setelah kembali, Xie Suling bertanya padanya, "Ada apa di luar?"     

Fang Yaqing menurunkan pandangannya dan menjawab, "Kakak membawa kakak ipar pergi."     

"Ji Jinchuan, anak ini…" gumam Xie Suling yang tampak tak berdaya. Dia mengamati penampilan Fang Yaqing, lalu akhirnya tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Yaqing, katakan pada ibu dengan jujur, apa kamu membenci Keluarga Ji selama beberapa tahun ini?"     

Mendengar pertanyaan itu, Fang Yaqing tersenyum pelan dan menjawab, "Apa yang ibu katakan? Aku adalah anggota dari Keluarga Ji sekarang, bagaimana mungkin aku bisa membenci keluarga ini."     

Kekhawatiran Xie Suling yang terkumpul di lubuk hatinya selama bertahun-tahun akhirnya mereda saat mendengar Fang Yaqing berkata begitu. Dia mengambil tangan menantunya itu dan berkata, "Meskipun Shaoheng tidak lebih baik dari kakaknya, tetapi perusahaan Keluarga Ji adalah milik mereka berdua. Ketika kaki Shaoheng sudah baik-baik saja, kamu bisa memberikan anak laki-laki ataupun perempuan untuknya, lalu kehidupan suami istri kalian akan memiliki jalan yang lebih baik."     

Fang Yaqing hanya tersenyum dengan enggan. Dia menarik kembali tangannya yang dipegang oleh ibu mertuanya itu, kemudian pergi dan menambahkan secangkir teh panas. Dia pun memberikannya kepada Xie Suling, "Bu, minum teh dulu…"     

***     

Chen Youran sudah mengulangi pertanyaan itu dua kali, namun Ji Jinchuan tidak menjawabnya dan terus menyeretnya. Langkah pria itu sangat cepat, sehingga dia yang berjalan di belakangnya tersandung-sandung. Ketika mereka melewati kuil, kakinya hampir terkilir di tangga, namun untungnya suaminya itu segera memegang pinggangnya dan menstabilkan tubuhnya tepat waktu.     

Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan biksu gemuk yang kemudian menyapa mereka. Chen Youran bahkan tidak memiliki waktu untuk menjawab karena terus diseret oleh Ji Jinchuan. Dia hanya bisa membalikkan badan dan tersenyum pada Biksu Gemuk itu.     

Biksu gemuk itu menyentuh kepalanya yang botak, memandangi dua orang yang telah pergi, dan bergumam, "Musim ini benar-benar aneh."     

Rupanya, Ji Jinchuan membawa Chen Youran kembali ke asrama peziarah pria, mendorong pintu hingga terbuka dan menyeretnya masuk. Begitu mereka melangkah masuk, dia berbalik dan menutup pintu.     

"Kamu…"     

Ketika Chen Youran baru saja mengucapkan kata pertamanya, tubuhnya ditekan di belakang pintu oleh Ji Jinchuan yang tiba-tiba juga menciumnya. Dia mencium istrinya dengan sangat cepat, seperti hujan deras yang tiba-tiba datang, yang tiba-tiba membuat orang tidak siap. Dia mencium dengan sangat garang, namun gerakannya sangat lembut. Dia mengulum bibir Chen Youran, terus mengisapnya lagi dan lagi dengan kuat.     

Chen Youran tertegun selama beberapa saat. Dia pikir Ji Jinchuan sedang kesetanan, sehingga dia segera mendorong dadanya. Tetapi, perjuangannya dengan mudah ditangkis oleh pria itu. Ciuman pria itu pun bahkan menjadi lebih intens dan lama. Karena dicium dengan terlalu keras, tak lama kemudian, bibirnya pun mati rasa. Dia mencoba ingin memanggil namanya, tetapi suaminya menahan mulutnya lagi dan menggulung lidahnya.     

Keterampilan berciuman Ji Jinchuan sangat provokatif. Ketika kaki Chen Youran melemah, dia dengan cepat memegang pinggangnya. Lalu, dia meletakkan satu kaki di antara kedua kakinya, mendudukkannya di atas pahanya, dan memeluk pinggangnya erat-erat. Chen Youran tetap menjaga kesadarannya dan tidak pernah berani melupakan bahwa ini adalah kuil Buddha karena takut pria itu akan melakukan sesuatu yang diluar kendali. Meskipun Ji Jinchuan menciumnya lagi dan lagi, tidak ada tindakan yang tidak pantas dalam gerakannya. Jadi dia secara bertahap meluluhkan hatinya dan menerima bentuk kasih sayang dari suaminya.     

Setelah ciuman panjang yang sengit, pipi indah Chen Youran menjadi merah, membentuk seperti lapisan mawar, yang membuatnya tampak menjadi semakin menarik. Kepala Ji Jinchuan terkubur di lehernya dan terengah-engah. Embusan napasnya yang hangat mengenai kulit leher Chen Youran, terasa panas, tetapi segar.     

Setelah napasnya berangsur-angsur kembali normal, bibir tipis Ji Jinchuan perlahan terbuka sedikit dan berkata, "Youyou, aku sangat bodoh saat itu. Sekarang aku akhirnya tahu."     

Ketika berbicara, bibir Ji Jinchuan menggosok kulit halus di leher Chen Youran. Hal itu membuat Chen Youran sedikit geli, dia pun tidak bisa menahan diri untuk tidak menyusutkan lehernya. Namun, Ji Jinchuan malah memeluknya lebih erat, seolah-olah ingin menyatukan tubuh mereka ataupun merasuk ke dalam darahnya.     

"Apa yang kamu tahu?" tanya Chen Youran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.