Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Tidak Ada yang Boleh Membawanya Pergi



Tidak Ada yang Boleh Membawanya Pergi

0"Anda adalah wanita hamil dengan perut besar. Pasti terasa tidak nyaman untuk bepergian ke sana ke sini." Polisi Wang berkata dengan senyum tidak tulus.     

Chen Youran juga tersenyum dan tidak ingin memperpanjang percakapan lebih jauh. Jadi, dia mengangguk samar dan berkata, "Mari kita mulai..."     

Pada hari terjadi kecelakaan mobil, sopir telah datang ke kantor polisi untuk menjelaskan kesaksiannya. Petugas polisi hanya ingin bertanya kepada Chen Youran apakah dia dan Xue Ling memiliki dendam pribadi atau tidak. Ketika mereka mengajukan terlalu banyak pertanyaan, Chen Youran merasa kesal dan mengusir mereka.     

Kamar pasien umum…      

Seorang perawat mendorong pintu masuk dan melihat nomor tempat tidur di depan ranjang Xue Ling. Dia berkata, "Pasien No. 53, Anda harus dipindahkan."     

Xue Ling sudah terbangun di tengah malam kemarin. Ibunya, Jian Rui menginap dan menjaganya di sini kemarin dan baru saja pergi di pagi hari. Xue Ling berpikir bahwa biaya pengobatan di rumah sakit besar terlalu mahal. Saat ini, mereka hidup dalam kemiskinan dan tidak punya uang tambahan untuk membayar biaya pengobatan, jadi dia berpikir bahwa Xue Jie ingin memindahkannya ke rumah sakit umum.      

"Kapan?" tanya Xue Ling.     

"Sekarang," jawab perawat itu dengan sikap yang agak buruk. Dia memberi Xue Ling tatapan sinis.      

Xue Ling baru saja masuk kemarin dan tidak punya apa-apa untuk dibersihkan. Jadi, setelah perawat lain masuk ke dalam, mereka segera mendorong tempat tidur pasien keluar dari kamar pasien.      

***     

Xue Ling tidak mengetahui bahwa dirinya telah ditipu sampai dia akhirnya tiba di sebuah rumah sakit jiwa. Setelah itu, dia pun bersikeras untuk melepaskan diri dari orang-orang yang mengikatnya. Dia berteriak pada mereka, "Aku tidak sakit jiwa! Aku tidak tidak ingin tinggal di sini!"     

Kedua perawat itu didorong menjauh oleh Xue Ling dengan sangat kuat. Kemudian, dia berbalik dan berlari menjauh dari mereka. Namun, tiba-tiba Xiao Cheng menghentikannya dengan dibantu oleh beberapa pengawal. Xiao Cheng berkata, "Nona Xue, Anda akan masuk penjara kalau tidak ingin tinggal di sini."     

Xue Ling segera meraih lengan baju Xiao Cheng dan menatapnya dengan sedih. Dia mencoba memenangkan simpati asisten Ji Jinchuan itu. Dia berkata padanya, "Aku akan masuk penjara, aku lebih suka masuk penjara…"     

Meskipun harus dihukum karena merencanakan pembunuhan pada seseorang, setidaknya dia masih akan bisa keluar dalam beberapa tahun. Tetapi jika dia pergi ke rumah sakit jiwa, dia akan benar-benar menjadi gila. Dia tidak ingin menjadi orang gila yang tidak mengenali kerabatnya.     

Xiao Cheng mengempaskan tangan Xue Ling dan merapikan lipatan di lengan bajunya, lalu dia berkata, "Kamu tidak bisa memilih."     

Mendengar perkataan itu, Xue Ling menjadi pucat dan ingin melarikan diri, namun tubuhnya ditekan di dinding oleh dua pengawal. Dia pun kembali berteriak dengan keras, "Lepaskan aku! Lepaskan aku! Aku ingin bertemu Ji Jinchuan!"     

"Presiden Ji sangat sibuk dan tidak punya waktu untuk bertemu denganmu," ucap Xiao Chen yang berjalan mondar-mandir.     

"Aku salah… Katakan pada Ji Jinchuan kalau aku sadar aku salah. Aku tidak ingin tinggal di sini." Xue Ling menangis dengan tersedu-sedu dan memohon belas kasihan.     

Setelah itu, seorang dokter dan beberapa perawat bergegas menghampiri Xue Ling. Kemudian, beberapa dari mereka menahan kedua tangannya, sementara salah satu perawat memberi Xue Ling obat penenang. Akhirnya, wanita itu pun menjadi tenang.     

***     

Kantor Kepala Rumah Sakit Jiwa…      

Ji Jinchuan duduk di sofa kulit berwarna hitam gelap sambil memegang teh yang baru saja dibuat oleh Kepala RSJ Tian di tangannya. Dia meminumnya perlahan, lalu berkata, "Dia hanya bisa melihat orang dari luar sebulan sekali dan tidak ada yang boleh membawanya pergi."     

Kepala RSJ Tian berdiri dengan gemetar di samping Ji Jinchuan dan dengan cepat menjawab, "Baik..."     

"Gabungkan dan kunci dia dengan pasien lain," ucap Ji Jinchuan sambil perlahan meletakkan cangkir tehnya.     

Mendengar hal itu, Kepala RSJ Tian sempat merasa ragu, sebelum akhirnya berkata, "Kalau hal itu berlangsung lama, dia akan benar-benar menjadi gila."     

"Katakan padaku apa yang benar dan apa yang salah?" Ji Jinchuan menyipitkan matanya dengan dingin. Ada cahaya dingin yang seolah bisa membunuh orang di bagian bawah matanya yang dalam.     

Kepala RSJ Tian segera menyadari bahwa dia telah mengatakan sesuatu yang salah. Dia pun dengan cepat berkata, "Saya membuat kesalahan… Nona Xue dikirim ke sini karena dia tidak normal secara mental."     

Setelah itu, Ji Jinchuan bangkit perlahan dari duduknya. Dia mengancingkan kancing di tengah jasnya dan mengangkat kakinya melangkah keluar ruangan.     

Kepala RSJ Tian mengikuti dan mengantar Ji Jinchuan keluar dari kantornya. Dia lalu tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Presiden Ji, sampai kapan Anda akan mengurungnya?"     

"Sama seperti pasien lain." Ji Jinchuan berkata dengan wajah hangat.     

Kepala RJS Tian menghela napas setelah mendapat jawaban dari Ji Jinchuan. Pasien sakit jiwa biasanya meninggal karena usia tua di rumah sakit. Jadi, Presiden Ji secara tidak langsung berkata, mengurung dia sepanjang hidupnya? Batinnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.