Kamu Juga Harus Punya Rencana Lain
Kamu Juga Harus Punya Rencana Lain
Hari ini adalah akhir pekan, jadi Ji Jinchuan tidak harus pergi bekerja. Namun, dia sudah berada di ruang kerja di lantai atas sekarang. Sementara itu, di dapur, Chen Youran dan Lin Xia membantu Bibi Wu membuat pangsit. Tangan Lin Xia sangat terampil, fleksibel, dan cepat, sedangkan Chen Youran adalah seorang pemula, yang bergerak lambat dan kaku.
"Lin Xia, tanganmu benar-benar sangat terampil…" Chen Youran mengambil hasil tangannya dan membandingkannya dengan milik Lin Xia.
Lin Xia menurunkan pandangan matanya dengan lembut dan berkata, "Setelah lulus, aku menikah dengan seorang pria kaya dan tidak pernah pergi bekerja. Ketika aku bosan berada di rumah, aku mempelajari buku resep dan belajar memasak. Meskipun aku tidak terlalu sering membuat pangsit, tetapi aku pernah membuatnya beberapa kali, jadi aku masih mengingat teknik membuatnya."
Kebahagiaan Lin Xia hanya terletak pada saat ketika dia belum menikah dengan Huo Hanqian dan Lin Mo'an belum meninggalkan Keluarga Lin. Jadi, kata-katanya yang tidak disengaja mengingatkannya pada hal-hal sedih yang dialaminya.
Akhirnya, Chen Youran segera mengubah topik pembicaraan dengan berkata, "Bibi Wu, ini sudah begitu banyak. Apa sudah cukup?"
Bibi Wu juga dapat melihat bahwa suasananya tidak nyaman, jadi dia dengan cepat berkata, "Sudah cukup. Nyonya Muda bisa pergi dan meminta Tuan Muda untuk turun."
Chen Youran pun meletakkan kulit pangsitnya sembari berkata, "Kalau begitu, aku akan memanggilnya."
Saat Chen Youran keluar dari dapur, Ji Jinchuan baru saja turun dari tangga. Mantel hitam yang dikenakannya membuatnya tampak menjadi semakin dingin. Kakinya lurus dan ramping, dia mengenakan celana panjang yang dirancang dengan baik. Dia terlihat anggun dan elegan.
"Apa kamu akan pergi keluar?" Chen Youran melepas celemeknya dan memandang ke atas.
"Ada sesuatu yang harus aku lakukan, jadi kamu tidak perlu menungguku untuk makan siang," jawab Ji Jinchuan sembari mengangguk.
"Makanan akan segera siap. Apa kamu tidak bisa pergi setelah makan?" tanya Chen Youran dengan lembut.
"Tidak bisa…" Ji Jinchuan hanya menjawab dengan singkat dan berjalan menuju pintu.
Setelah selesai makan siang, Chen Youran dan Lin Xia mengadu keahlian membuat teh mereka di ruang santai. Kemampuan Chen Youran sedikit lebih baik dibandingkan Lin Xia.
Chen Youran berdiri di depan jendela dengan teh yang baru diseduh dan melihat es dan salju di luar. Setelah menerima telepon dari Chen Shuna, dia berkata kepada Lin Xia, "Aku harus pergi dulu…"
"Oke, kamu bisa melakukan kesibukanmu. Jangan khawatirkan aku," sahut Lin Xia sambil meletakkan teko di tangannya.
Chen Youran keluar dari ruangan tersebut, lalu memberi tahu Bibi Wu untuk meminta sopir menyiapkan mobil. Dia kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian dan keluar dengan membawa tasnya.
***
Chen Youran menempuh perjalanan satu jam sebelum tiba di kediaman Keluarga Chen. Dia kemudian melangkah ke ruang tamu. Bibi Zhang yang menyambutnya mengambil alih tas tangan dan syalnya. Pemanas di ruang tamu tersebut menghilangkan hawa dingin di tubuhnya. Dia lalu berjongkok dan memeluk Gu Yiyi yang datang berlari dengan kaki pendeknya.
Tampak Kakek Chen yang duduk di sofa yang berada di ruang tamu. Chen Shuna sendiri terlihat sedang membuat teh. Udara di ruangan itu pun dipenuhi dengan aroma teh. Kemudian, Chen Youran menggendong Gu Yiyi dan berjalan mendekati mereka. Ketika sudah dekat, dia menyapa satu per satu semua orang yang ada di sana.
"Kakek, ayah, ibu, kakak…"
Namun, Kakek Chen masih tidak ingin melihat Chen Youran. Dia menggosok-gosok jarinya di tangan yang lain dengan ibu jarinya dan bahkan tidak melirik Chen Youran sedikit pun.
"Kenapa Ji Jinchuan tidak ikut pulang bersamamu?" tanya Chen Yaoting.
"Dia punya urusan yang harus dilakukan, jadi dia harus pergi," jawab Chen Youran sembari meletakkan Gu Yiyi kembali.
Setelah itu, Tang Huiru membawa Chen Youran untuk duduk di sofa bersama mereka. Dia berkata padanya, "Di luar sangat dingin… Kenapa kamu tidak memakai lebih banyak pakaian? Lihat, tanganmu terasa sangat dingin."
Chen Shuna baru saja selesai membuat teh. Dia pun menyiapkan cangkir untuk mereka masing-masing dan mendorong salah satunya ke Chen Youran di sepanjang meja. Chen Youran memegang cangkir teh itu di telapak tangannya, sehingga menjadi lebih hangat.
Chen Yaoting melanjutkan topik yang terputus karena kedatangan Chen Youran dengan berkata, "Shuna, saat ini Gu Jinchen sudah memiliki wanita lain. Kamu juga harus punya rencana lain. Yiyi masih sangat kecil. Kamu harus memberinya sebuah keluarga yang lengkap. Jangan memberikan bayangan buruk kepada masa kecil anak."
Chen Shuna meletakkan teko tanah liat merah di atas kompor kecil dan menghangatkannya. Kemudian, dia menjawab, "Hal semacam ini bergantung pada takdir. Ayah tidak ingin membuatku mengalami perceraian kedua, kan?"