Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia Dulu adalah Pria yang Sangat Sombong



Dia Dulu adalah Pria yang Sangat Sombong

2"Tapi…" ucap Chen Youran. Tubuhnya ditekan oleh Ji Jinchuan hingga kembali duduk di sofa. Pria itu lalu duduk di sampingnya. Dia pun melanjutkan perkataannya, "Dia adalah seorang tamu. Jadi, kalau ada sesuatu yang kurang, dia pasti terlalu malu untuk mengatakannya…"     

"Kalau begitu, berarti dia tidak menganggapmu sebagai teman," ujar Ji Jinchuan sambil membuka kancing kemejanya dari atas ke bawah. Tulang jarinya yang ramping tampak indah saat bergerak.     

"Emm… Tidak bisa dibilang seperti itu juga. Saat tidak tinggal di rumahnya sendiri, pasti seseorang akan merasa tidak nyaman. Dia pasti takut mengganggu kita," tutur Chen Youran. Kemudian, dia mendorong Ji Jinchuan untuk berjalan ke kamar mandi. "Kamu pergi mandi saja dulu, aku akan melihat Lin Xia."     

Ji Jinchuan pergi ke kamar mandi di bawah dorongan Chen Youran yang terus menerus. Setelah itu, saat mendengar suara air yang datang dari kamar mandi, Chen Youran mengambil mantel dari lemari dan memakainya. Dia keluar dari kamar untuk menemui Lin Xia.     

Di sisi lain, Lin Xia baru saja kembali ke kamar setelah minum air. Ketika mendengar ketukan pada pintu, dia pun membukanya. Dia melihat Chen Youran di balik pintu tersebut. Wanita itu sudah berulang kali menunjukkan sikap kepedulian sebagai tuan rumah yang baik hati dan bertanya apakah dia kekurangan sesuatu atau tidak. Dia pun menggelengkan kepalanya.     

"Kalau begitu, kamu sebaiknya tidur lebih awal." Chen Youran berkata sambil tersenyum.     

Ketika Chen Youran berbalik untuk pergi, Lin Xia tiba-tiba memanggilnya, "Youran…"     

Chen Youran pun melihat ke belakang, berkedip beberapa kali, dan bertanya, "Ada apa?"     

Lin Xia ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya berkata, "Kamu… Apa kamu bisa memberitahuku… bagaimana kabar kakak keduaku di Amerika Serikat?"     

Mendengar hal itu, Chen Youran tertegun selama beberapa saat. Saat memikirkan beberapa kemungkinan, dia mengangkat bibirnya dan berkata, "Apa kamu sudah memutuskan untuk pergi menemuinya?"     

"Aku hanya ingin tahu apakah dia baik-baik saja selama ini." Lin Xia meremas ujung piyamanya dan menggelengkan kepalanya.     

"Dia baik, tapi juga tidak bisa dikatakan terlalu baik." Chen Youran mengeratkan jubah tidurnya. Mata hitamnya tampak setenang air.     

Lin Xia menatap Chen Youran dengan pandangan kosong. Ada kabut di matanya yang berwarna coklat muda itu. Dia menunggu penjelasan dari Chen Youran.     

"Dia memiliki perusahaan sendiri di Amerika Serikat. Dia bekerja dari pukul 9 pagi hingga 5 sore setiap harinya. Dia tidak lagi harus bergantung pada alkohol untuk melumpuhkan dirinya sendiri," cerita Chen Youran yang masih berdiri di depan pintu. Mata hitamnya tampak gelap dan jernih. "Yang buruk adalah dia masih tidak bisa melepaskan wanita yang dibenci, tetapi juga dicintainya."     

Tangan Lin Xia yang memegang bagian bawah piyamanya mengencang perlahan. Tulang jarinya memutih dan tenggorokannya menjadi sangat tercekat, seolah-olah dia terjepit oleh sesuatu yang membuat napasnya agak sulit.     

"Seperti yang kamu tahu, dia dulunya adalah Tuan Muda Kedua Keluarga Lin. Sejak masih kecil, dia tidak pernah mengkhawatirkan tentang makanan atau pakaian. Tetapi, setelah memutuskan hubungan dengan Keluarga Lin, dia sama sekali tidak menarik uang di kartunya karena semuanya adalah milik Keluarga Lin." Chen Youran mengingat-ingat saat dia pertama kali bertemu dengan Lin Mo'an. "Kamu mungkin tidak pernah melihatnya hampir seperti akan kehilangan jiwanya selama hidupmu, tetapi aku pernah."     

Kemudian, Lin Xia menutup telinganya. Dia seolah bisa membayangkan hal tersebut walaupun tanpa melihatnya secara langsung. Dia lalu bertanya, "Bagaimana kalian bisa saling mengenal?"     

"Kamu mengenal di bar." Chen Youran kemudian menceritakan kisah hari itu. Dua orang yang terjebak dan disakiti oleh cinta akhirnya menjadi sahabat yang tak ada habisnya memiliki bahan obrolan untuk dibicarakan. Bahkan jika Lin Mo'an pergi ke Amerika Serikat untuk mengurus bisnisnya, pria itu akan mengunjunginya di California ketika memiliki sedikit waktu luang.     

Lin Xia mendengarkan cerita itu dengan tenang. Air matanya jatuh tanpa suara. Untuk waktu yang lama, akhirnya dia berkata dengan suara serak, "Kakak keduaku dulu adalah seorang pria yang sombong. Sepertinya sekarang dia sudah banyak berubah."     

Chen Youran terdiam. Sebelumnya, dia tidak mengenal Lin Xia. Dia berpikir tentang wanita seperti apa yang bisa membuat Lin Mo'an mengingatnya selama bertahun-tahun. Setelah mengetahui kebenarannya, dia bersimpati dengan Lin Xia dan lebih sedih kedua orang itu.     

Tak berapa lama kemudian, Chen Youran akhirnya kembali ke kamar. Ji Jinchuan sendiri sudah keluar dari kamar mandi sejak tadi. Dia pun bertanya, "Kenapa bisa begitu lama?"     

Alis Chen Youran sedikit melengkung. Dia lalu menjawab, "Aku menemaninya untuk mengobrol sebentar."     

"Kalian sering bertemu satu sama lain selama akhir-akhir ini. Apalagi yang belum kalian obrolkan satu sama lain?" tanya Ji Jinchuan. Dia mengenakan jubah mandi bergaris putih dan abu-abu dengan bagian yang sedikit terbuka di bagian atasnya, sehingga memperlihatkan dadanya yang rata dan kuat.     

"Kalau yang ini namanya curhat," jawab Chen Youran sambil melepas mantelnya dan menggantungnya di lemari.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.