Dia Sedang dalam Suasana Hati yang Buruk Hari Ini (2)
Dia Sedang dalam Suasana Hati yang Buruk Hari Ini (2)
***
Gu Jinchen terbangun di tengah malam. Dia meletakkan satu tangannya di dahinya karena merasa kepalanya sangat sakit hingga hampir meledak.
"Kamu sudah bangun…" Terdengar suara lembut seorang wanita.
Mendengar suara itu, Gu Jinchen duduk tegak dan memandang ke luar jendela. Rupanya, sekarang sudah larut malam. Mobil itu berhenti di pinggir jalan. Dia memandang Yiyou yang duduk di kursi pengemudi dan berkata, "Kenapa kamu yang mengemudi?"
"Kamu mabuk dan aku tidak tahu di mana tempat tinggalmu. Jadi, aku hanya bisa parkir di sini dan menunggu kamu bangun," tutur Yiyou sambil membalikkan badan untuk menatap Gu Jinchen.
Gu Jinchen meremas dahinya yang sakit. Dia menurunkan kaca jendela mobil, angin dingin masuk seketika membuatnya sadar untuk sementara waktu. Aroma anggur di dalam mobil pun menyebar keluar. Dia tiba-tiba berkata, "Kamu boleh pergi…"
Yiyou mendorong pintu hingga terbuka, lalu keluar dari mobil. Dia kemudian pergi ke toko serba ada yang buka 24 jam di seberang jalan. Setelah beberapa saat, dia kembali ke mobil Gu Jinchen.
Mendengar suara pintu mobil terbuka, Gu Jinchen menatap Yiyou dan bertanya, "Apa yang kamu lakukan di sini?"
Tangan Yiyou memegang sebotol air mineral. Dia membuka tutupnya, lalu menyerahkannya kepada Gu Jinchen sembari berkata, "Kamu minum dulu saja…"
Gu Jinchen mengambil alih air itu, lalu meminumnya sebanyak dua tegukan. Tenggorokannya yang awalnya terasa kering hingga terbakar, kini sudah sedikit lebih baik. Dia berkata, "Terima kasih…"
"Di mana tempat tinggalmu? Apa aku harus mengantarmu pulang?" tanya Yiyou.
Setelah itu, Gu Jinchen meletakkan botol air tersebut di kursi sampingnya. Dia mengeluarkan dompetnya dari saku, lalu menyerahkan semua uang tunai yang ada di dalamnya kepada Yiyou. Rasa sakit di kepalanya membuatnya mengerutkan alis sepanjang waktu.
"Ambil uangnya dan segera pergi," ucap Gu Jinchen.
"Saat ini sudah tengah malam. Aku bahkan tidak akan bisa mendapatkan taksi. Aku…" Yiyou melihat uang yang diberikan Gu Jinchen untuknya. Wajahnya seketika berubah menjadi pucat.
Gu Jinchen melihat arlojinya. Rupanya, sekarang sudah pukul 3 pagi. Benar-benar tidak manusiawi jika mengusir seorang wanita saat ini. Dia membungkukkan tubuhnya untuk bisa meraih tangan Yiyou dan meletakkan uang itu ke tangannya. Kemudian, dia berkata, "Ini hadiah untukmu, ambil dulu."
Yiyou melihat ke bawah. Pandangannya tertuju pada uang di tangannya, ada sekitar 2000 hingga 3000 Yuan. Di tempat seperti Sands Bay Club, ini adalah pertama kalinya dia bisa menghasilkan uang begitu banyak setelah seminggu. Dia hanya memegang uang di tangannya dan tidak berbicara.
Gu Jinchen bersandar di sandaran kursinya dan menggosok pelipisnya dengan satu tangan. Sepertinya, dia bisa mendengar napas mereka yang beradu di sekelilingnya. Setelah beberapa saat, dia bertanya, "Kenapa kamu bekerja di tempat seperti itu?"
Yiyou tidak menyangka bahwa Gu Jichen akan memiliki inisiatif untuk mengajaknya bicara lebih dulu. Dia tertegun selama beberapa detik sebelum menjawab, "Keadaan keluargaku tidak baik. Adikku membutuhkan uang untuk biaya sekolah, oleh karena itu, aku bekerja di sana."
"Sudah berapa lama kamu bekerja di sana?" tanya Gu Jinchen. Dia terus memutar kepala dan lehernya yang masih terasa sakit sepanjang waktu.
"Sudah satu minggu," jawab Yiyou sambil membalikkan badan dan bersandar di belakang kursi dengan dagu bertumpu pada lengannya.
Gu Jinchen tidak berbicara lagi. Dia meletakkan tangan kanannya di dahinya dan menutup matanya. Sementara Yiyou masih terus menatapnya. Wajah tampan pria itu tersembunyi dalam cahaya mobil. Dagunya tampak kuat dan kokoh. Sedangkan setelan jasnya memicu terpancarnya temperamen yang elegan. Sadar akan mata Yiyou yang terus menatapnya, Gu Jinchen tiba-tiba membuka matanya. Mata kedua orang itu saling menatap. Yiyou tampak sama seperti dengan pencuri yang sedang tertangkap basah dan mencoba menghindari orang yang menangkapnya. Dia berpura-pura memainkan rambutnya.
Ada celah di jendela, sehingga angin dingin masuk ke dalam mobil. Mau tidak mau, hal itu memicu orang untuk bersin. Gu Jinchen hampir sadar sepenuhnya sekarang dan sudah tidak ada bau anggur di dalam mobil, jadi dia kembali menaikkan kaca jendela ke atas.
"Presiden Gu, ini tinggal beberapa jam lagi sebelum fajar. Biarkan aku mengantarmu pulang," ucap Yiyou.
Gu Jinchen meneguk air mineral lagi, lalu berkata, "Pergi ke hotel…"
"Oke…" jawab Yiyou. Kemudian, dia melajukan mobil tersebut ke hotel terdekat.
Yiyou lalu menghentikan mobil di luar hotel. Dia kemudian mengingatkan pria yang duduk di kursi belakang, "Presiden Gu, sudah sampai…"