Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia Ingin Bercerai



Dia Ingin Bercerai

2Chen Youran masuk ke dalam ruang tamu dan Bibi Wu segera muncul untuk menyambutnya. Dia melepas syal dari lehernya, lalu diambil alih oleh Bibi Wu.     

"Nyonya Muda, apa Anda sudah makan?" tanya Bibi Wu.     

Tidak ada pemanas di ruang tamu, jadi Chen Youran hanya melepas syalnya, tidak untuk mantelnya. Dia kemudian menjawab, "Aku sudah makan di luar…"     

Bibi Wu menuangkan segelas air hangat untuknya. Chen Youran pun mengambilnya dan sekaligus menghangatkan tangannya saat meminumnya. Dia lalu berkata, "Apa Bibi Wu punya kunci ruang penyimpanan di lantai tiga?"     

"Kuncinya ada di Tuan Muda." Bibi Wu bersikap linglung.     

Mata Chen Youran tampak penuh keraguan. Itu hanyalah sebuah gudang. Apa dia perlu menyimpan kuncinya sendiri? Batinnya.     

"Ada apa saja di dalamnya?" Chen Youran bertanya dengan santai.     

"Semua itu hanyalah hal-hal yang tidak berguna," jawab Bibi Wu. Dia melipat syal majikannya itu, lalu menyimpannya. Setelah jeda sejenak, dia kembali berkata, "Nyonya Muda, setelah anak kalian lahir, Tuan Muda akan menyiapkan kamar bayi, ruang musik atau studio. Jangan khawatir tentang itu."     

"Aku hanya merasa sangat bosan hanya tinggal di rumah sepanjang hari. Aku ingin mencari sesuatu untuk bisa dilakukan," jawab Chen Youran sambil duduk di sofa.     

Bibi Wu pun mencoba memberikan saran, "Kenapa Anda tidak mendaftar untuk ikut kelas bayi saja?"     

"Kalau untuk itu perlu menunggu beberapa waktu lagi," jawab Chen Youran. Dia lalu meletakkan gelasnya, bangkit, dan pergi ke lantai dua. Dia kembali ke kamarnya dan tidur siang. Saat itu, kurang dari jam empat ketika dia bangun.     

Setelah bangun, Chen Youran membuka lemari tempat gaun-gaunnya diletakkan. Ada deretan gaun modis yang tergantung di dalamnya. Mereka semua terlihat cantik dan mahal. Jari-jarinya yang putih dan ramping menelusuri gaun-gaun itu, lalu akhirnya memilih yang dikenakannya terakhir kali. Hanya itu yang bisa digunakannya saat ini. Bentuknya tidak terlalu ramping dan tidak terlalu mengetat di bagian pinggang, jadi tidak akan menunjukkan gelembung di perutnya.     

Chen Youran pun berganti pakaian, lalu dia memakai riasan tipis pada wajahnya. Dia menyisir rambutnya sambil membuka laci perhiasan. Dia mengambil salah satu kalung dan gelang. Tiba-tiba, matanya tertuju pada sebuah bros yang indah. Ketika mereka masih dalam hubungan antara bos dan bawahan, Ji Jinchuan pergi ke Amerika Serikat untuk perjalanan bisnis dan membawakannya hadiah, yang merupakan kerajinan Chinatown. Bros tersebut kelihatan terlalu murah dibandingkan dengan setumpuk perhiasan mahal yang lainnya, akan tetapi, dia sangat menyukainya. Dan itu adalah pertama kalinya Ji Jichuan memberinya hadiah yang paling diinginkan, jadi dia menyimpannya.     

Chen Youran mengeluarkan bros tersebut dan mengaitkannya di gaunnya. Dia pergi ke cermin panjang untuk melihat penampilannya sendiri. Bros bergaya retro itu sangat cocok untuk gaun yang dikenakannya. Dia tidak bisa melihat bahwa itu adalah aksesori yang murah karena pengerjaannya yang halus membuat bros itu terlihat sangat mulus dan elegan.     

Saat Chen Youran sedang memilih mantelnya di lemari, ponsel di atas meja berdering. Dia pergi untuk melihat layar dan meletakkannya di telinganya Di Amerika Serikat seharusnya sudah tengah malam sekarang. Dia belum tidur? Batinnya     

"Youran, dengan identitasmu yang sekarang apa kamu bisa menemukan pengacara yang terkenal di Kota A?" Suara serak Lin Mo'an terdengar di ujung telepon.     

"Bisa…" jawab Chen Youran. Dia mengingat Zhou Xianglun adalah pengacara yang sangat terkenal di kalangan hukum. Pria itu juga adalah pengacara pribadi Ji Jinchuan, jadi itu bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan."Apa yang terjadi?"     

Lin Mo'an terdiam selama beberapa saat. Kemudian, dia berkata, "Dia ingin bercerai…"     

Chen Youran tertegun selama beberapa saat. Dia secara alami mengetahui siapa yang dimaksud Lin Mo'an dengan 'dia'. Dia pun bertanya lagi, "Apa aku boleh tahu apa alasannya?"     

Lama tidak ada suara dari ujung telepon. Jika bukan karena suara napas yang terdengar samar di ujung telepon, Chen Youran akan berpikir bahwa temannya itu telah menutup teleponnya.     

"Kalau merasa tidak nyaman, tidak perlu dikatakan," ujar Chen Youran. Dia tidak berniat untuk memata-matai orang lain. Hanya saja, jika dia meminta bantuan pada Zhou Xianglun, setidaknya dia harus memberi tahunya tentang situasinya.     

Setelah hening selama beberapa saat, Lin Mo'an berkata, "Suaminya memiliki wanita lain di luar dan dia mengalami kekerasan dalam rumah tangga."     

Kali ini ketika berbicara, napas Lin Mo'an jelas terdengar lebih berat dari sebelumnya. Dan suaranya masih terdengar dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.