Dokter Hantu yang Mempesona

Firasat Berbahaya



Firasat Berbahaya

1Feng Jiu menggeleng lagi. "Tidak." Dia hanya pernah melihat hantu.     

Wanita tua itu duduk dan berkata, "Orang-orang di kota ini sudah lama pindah karena keberadaan roh pendendam. Mereka mengira bahwa roh-roh itu adalah hantu. Pendeta Taoist yang mereka sewa tidak dapat berbuat apa-apa. Jadi mereka pindah."     

Setelah Feng Jiu mendengarkan jawaban untuk pertanyaan pertamanya, matanya gemetar. Dia mendengarkan dengan tenang. Nenek bungkuk itu memberikan kesan aneh, seperti orang yang sangat terampil dalam menghindari hiruk pikuk dunia di pedesaan.     

Orang-orang di kota ini telah pergi dan meninggalkannya di sini sendirian. Wanita tua itu tinggal di tempat seperti ini sendirian. Teman satu-satunya hanyalah roh pendendam di luar.     

Dia belum pernah melihat maupun mendengar tentang teknik Pemurnian Roh sebelumnya. Wanita tua itu menelan roh pendendam dan menggunakan tubuhnya sebagai tungku. Dia bahkan mampu membuatnya menjadi jiwa putih bersih yang terlihat seperti kapas.     

Dari kata-katanya, sepertinya dia sudah menyadari penyamaran Feng Jiu dan tahu bahwa dia adalah seorang gadis. Dia juga sepertinya tahu bahwa Feng Jiu adalah seorang alkemis. Kalau tidak, dia tidak akan membicarakan roh kuno yang digunakan untuk membuat ramuan obat.     

Tapi wanita tua itu menjelaskan hal-hal seperti ini padanya? Dia seolah-olah ingin menyebarkan ilmunya dan memberitahukan hal-hal yang belum pernah dilihat Feng Jiu sebelumnya. Bersikap seperti itu kepada seseorang yang baru saja dia temui jelas luar biasa.     

Meskipun Feng Jiu tidak mendeteksi niat membunuh dari tubuhnya, namun dia masih merasa agak cemas. Orang di hadapannya sangat tidak terduga sehingga dia merasa berada dalam bahaya.     

Indra keenamnya selalu akurat sehingga dia merasa ada sesuatu yang aneh dengan wanita tua itu. Meskipun Feng Jiu diam-diam waspada dan melindungi diri dari wanita tua itu, namun wajahnya tidak menunjukkan emosi apapun. Dia hanya berpura-pura menganggap wanita tua itu sebagai orang baik.     

Sampai saat ini, wanita tua itu masih belum melakukan apa-apa selain membantunya, jadi wajar jika dia menunjukkan rasa terima kasih dan kepercayaan.     

"Mereka semua sudah pindah, tapi saya suka berada di sini. Saya sudah tinggal di sini selama bertahun-tahun. Saya tidak ingin pergi." Wanita tua itu berbicara sambil mendongak. Matanya yang seperti sumur kering tanpa ombak tertuju pada Feng Jiu.     

Tatapan mata itu tidak terlihat istimewa. Tapi bagi Feng Jiu, tatapan mata itu sepertinya memiliki makna yang berbeda. Dia merasa sangat cemas ketika tatapan mata itu ditujukan padanya. Dia pun menyipitkan mata sambil tersenyum dan berbicara dengan lincah. "Banyak hal yang bisa menjadi kebiasaan. Contohnya saya, saya senang berjalan-jalan menggunakan pakaian pengemis."     

"Ya, itu semua adalah kebiasaan."     

Nenek bungkuk itu menjawab sambil menundukkan kepala dan matanya. Dia menarik seutas benang sepanjang tusuk gigi dari gaunnya dan mengikatnya dengan simpul.     

Setelah Feng Jiu melihatnya, dia mengeluarkan kue yang diberikan wanita tua itu sebelumnya. Dia melihat biji wijen yang ditaburkan di permukaan kue. Kemudian, dia menggigit kue itu dengan mata berbinar.     

"Nenek, kenapa anda bisa menggunakan tubuh anda sendiri sebagai tungku? Bukankah tubuh anda akan merasa kewalahan?" Dia bertanya sambil makan.     

Wanita tua itu mendongak untuk memandang Feng Jiu. Setelah itu, berkata dengan suara serak dan tua, "Tidak, karena tubuhku adalah tungku."     

"Lalu bagaimana dengan roh kuno ini?" Feng Jiu menunjuk ke benda kecil di bahunya. "Apakah dia akan tetap seperti ini? Sepertinya dia menyukaiku."     

"Haha..." Wanita tua itu terkekeh dengan suara gemetar. "Dia menyukaimu karena nafas murni di tubuhmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.