Para Praktisi Papan Atas Berkumpul
Para Praktisi Papan Atas Berkumpul
"Ying Xuanzi … Ketua Sekte Dao sudah muncul…"
Berpasang-pasang mata di kota sontak menatap ke arah sosok yang muncul di langit. Suara bersahut-sahutan segera terdengar di sana. Ada beberapa seruan bersemangat di sana. Perselisihan antara orang-orang kuat seperti mereka tergolong jarang terjadi…
"Salam, Ketua Sekte!" Kelompok Chen Zhen, serta murid-murid Sekte Dao, saat ini ikut bersuka cita. Mereka segera berteriak dengan penuh rasa hormat.
Mereka semua jelas paham karena Ren Yuanzi sudah ikut campur, seandainya Ying Xuanzi tidak muncul, maka tidak akan seorang pun yang bisa menghentikan pria tersebut.
"Haha … Ying Xuanzi, akhirnya kau mau muncul…" Ren Yuanzi memicingkan matanya ketika menatap Ying Xuanzi. Tak lama kemudian, dia berbicara sambil tersenyum tipis.
Ying Xuanzi menatap Ying Huanhuan dan Lin Dong yang saling berpelukan. Saat mengetahui luka-luka mereka, sorot dingin terpancar di matanya. Suaranya terdengar lirih ketika dia menjawab, "Ren Yuanzi, bagaimanapun juga kau adalah seorang Ketua Sekte. Tapi rupanya kau rela membuang harga dirimu di hadapan begitu banyak orang dan menyerang murid-murid Sekte Dao-ku. Kau benar-benar tak punya harga diri…"
Ren Yuanzi mengernyit. Ekspresinya terlihat tidak alami. Sesaat setelahnya, dia berkata, "Murid-murid Yuan Gate-ku semua dibantai oleh Lin Dong dari Sekte Dao-mu! Bukankah tindakannya agak keterlaluan?!"
"Kompetisi Sekte Agung punya aturannya sendiri. Apa kaukira kerugian Sekte Dao kami selama beberapa Kompetisi Sekte Agung tidak besar? Semua orang jelas sadar apa yang dilakukan oleh murid-murid Yuan Gate-mu pada beberapa Kompetisi Sekte Agung terakhir? Tapi, apa Sekte Dao kami pernah menuntut akan hal itu? Apa kau benar-benar mengira Sekte Dao-ku takut terlibat pertarungan hidup dan mati dengan Yuan Gate-mu?" Ying Xuanzi mencemooh meresponnya.
"Whoaah!"
Suara tertahan terdengar di kota setelah Ying Xuanzi berbicara. Mayoritas orang-orang di sadar tahu betapa besar kerugian yang diderita Sekte Dao pada beberapa Kompetisi Sekte Agung sebelumnya. Bahkan beberapa orang yang sekedar lalu-lalang tidak bisa diam karena Yuan Gate menggunakan alasan tersebut.
Sorot gelap terpancar di mata Ren Yuanzi saat dia memandang Ying Xuanzi, dan perlahan-lahan berkata, "Lin Dong harus pergi ke Yuan Gate-ku dan menebus kejahatannya. Yuan Gate-ku tidak akan membiarkan masalah ini selesai jika kau bersikeras menghentikanku!"
Ada tambahan nada mengancam di suara Ren Yuanzi. Dia cukup memahami sifat Ying Xuanzi. Pria itu biasanya bersikap waspada dan tenang. Oleh karena itu, Ying Xuanzi biasanya mencoba menghindari urusan yang bakal memicu perang sekte. Walaupun dia sudah kehilangan murid tersayangnya—Zhou Tong—di masa lalu, pria itu akhirnya meredam permintaan untuk berperang di dalam sekte. Oleh karena itu, Ren Yuanzi percaya kalau Ying Xuanzi bakal memilih mundur dalam urusan kali ini.
Ying Xuanzi jelas bisa mendengar ancaman pada ucapan Ren Yuanzi. Sorot mengerikan segera terpancar di dalam matanya, dan dia perlahan-lahan mengepalkan tangannya erat. Tak lama kemudian, dia merasakan tatapan mata yang mengarah padanya. Pandangan mata Ying Xuanzi lantas dialihkan. Dia mendapati gadis muda di pelukan Lin Dong sedang menggigit bibirnya perlahan dan menatap ke arahnya. Ada sorot memohon di mata gadis itu…
"Swuush!"
Ren Yuanzi tersenyum tipis ketika memandang kejadian tersebut. Tangannya kemudian bergerak ke depan, dan berubah menjadi tangan hitam-putih raksasa yang langsung meraih ke arah Lin Dong.
"Ketua Sekte!" Kelompok Chen Zhen segera berteriak dan ekspresi mereka berubah ketika melihat kejadian di sana.
Mata Ying Xuanzi menggelap dan terlihat mencekam. Dia memandang ke arah sosok muda yang berlumuran darah di sana. Pemuda itu hanya diam dan mendekap gadis muda dalam pelukannya. Tidak ada ucapan memohon yang diucapkan oleh Lin Dong. Dia sekeras batu.
Mata cerah gadis muda itu masih memandang lekat pada Ying Xuanzi. Namun, darah merah gelap sudah merembes keluar dari bibirnya. Pemandangan itu terlihat menyedihkan, tapi luar biasa.
"Huff."
Helaan napas lirih akhirnya terdengar dari dalam hati Ying Xuanzi. Tak lama kemudian, sorot matanya sontak berubah serius. Dia mengayunkan lengan bajunya secara tiba-tiba dan dimensi di sana berubah terdistorsi. Sebagai akibatnya, tangan hitam-putih raksasa itu langsung hancur.
"Kau!" Mata Ren Yuanzi memicing.
"Aku pernah mengatakan pada pemuda itu kalau selama dia masih merupakan murid Sekte Dao, maka sekte akan membantunya. Kalau hari ini kau ingin menyentuhnya, maka Sekte Dao-ku akan bertarung melawan Yuan Gate-mu!" Ying Xuanzi memandang ke arah Ren Yuanzi. Suaranya yang bernada rendah itu seperti gemuruh dan menyebabkan langit agak bergetar.
Ekspresi Ren Yuanzi akhirnya saat ini berangsur-angsur berubah mengerikan. Rupanya dia tidak menyangka kalau Ying Xuanzi yang biasanya lebih menyukai perdamaian dan stabilitas, bakal berkata demikian.
Perang di antara sekte-sekte super jelas bakal sangat mengerikan. Meskipun Yuan Gate mereka lebih kuat dari Sekte Dao, tapi hati Ren Yuanzi paham kalaupun mereka memenangkan perang itu, mereka harus membayar harga yang besar.
"Ying Xuanzi … Sikapmu benar-benar tidak bijak." Ren Yuanzi berkata dengan nada dingin.
"Sekta Dao-ku tidak suka memulai konflik. Di masa lalu, Zhou Tong sudah bersikap sembrono karena sudah menyerang Yuan Gate-mu untuk membunuh. Oleh karena itu, aku tidak bisa berkata apa-apa. Tapi kali ini, meskipun Lin Dong membunuh semua murid Yuan Gate kalian di wilayah Unique Devil, dia melakukannya sesuai aturan. Dia tidak berbuat salah. Jika aku masih berpihak pada Yuan Gate-mu, bagaimana bisa aku menyelamatkan hati murid-murid Sekte Dao-ku?" Pandangan mata Ying Xuanzi terlihat sedingin es ketika dia berbicara.
Sorot gembira saat ini terpancar di mata lebar Ying Huanhuan. Gadis itu tahu, karena Ying Xuanzi sudah berkata demikian, bahkan Ren Yuanzi tidak akan berani bersikap sembarangan.
Ekspresi Ren Yuanzi berubah. Selama sesaat, dia tak bisa berkata apapun. Bahkan dia pun tidak berani memulai perang dengan semudah itu. Selain itu, sekarang … memang bukan waktu yang tepat…
"Ha ha, ucapan Ketua Sekte Ying memang beralasan. Urusan mengenai Lin Dong memang sesuai aturan. Yuan Gate kami tidak akan mendesak masalah ini lagi…" Suara tawa samar mendadak terdengar di langit sementara ekspresi Ren Yuanzi berubah-ubah. Sesaat kemudian, semua orang melihat dimensi di langit kembali terdistorsi, dan dua sosok perlahan-lahan muncul di sana.
Salah satu dari dua sosok itu mengenakan jubah hitam. Rambut hitam panjangnya terurai di punggung, tangan yang terulur dari lengan bajunya terlihat agak memucat. Meskipun demikian, ekspresinya sangat lembut seperti giok. Sepasang matanya terlihat seperti bintang, seolah memiliki kemampuan bisa melihat sisi kehidupan dan kematian.
Pria di sisinya mengenakan jubah putih. Kulitnya tanpa cela dan dia terlihat biasa saja. Namun sepasang matanya terlihat berwarna hitam dan putih seperti Yin dan Yang yang saling-silang—sebuah pemandangan yang dipenuhi dengan misteri.
Saat dua sosok itu muncul, semua orang jelas bisa merasakan kalau dimensi di sekitar mereka terdistorsi dengan sangat hebat. Ternyata mereka bukan praktisi biasa.
"Tian Yuanzi, Di Yuanzi … tiga Ketua Sekte Yuan Gate sudah muncul semua…"
Suara-suara terkejut saat ini mendadak terdengar di dalam kota. Semua orang tercengang ketika memandang ke arah kejadian tersebut. Para praktisi papan atas Benua Xuan Timur yang biasanya mustahil ditemukan, rupanya terus bermunculan hari ini…
Sorot gelap terpancar di mata Ying Xuanzi ketika melihat dua sosok tersebut. Bahkan dia merasakan tekanan yang menyesakkan ketika berhadapan dengan tiga Ketua Sekte Yuan Gate.
"Haha, dua Ketua Sekte memang bisa melihat dari segi lebih besar. Pertarungan generasi muda seharusnya diselesaikan oleh mereka. Kita kemungkinan bakal kehilangan reputasi jika sampai ikut campur."
Setelah dua sosok misterius itu muncul di langit, dimensi di belakang Ying Xuanzi juga ikut terdistorsi. Seorang sesepuh berambut dan berjenggot putih serta berjubah biru juga tersenyum melangkah keluar dari sana.
"Sesepuh Agung!" Kelompok Chen Zhen segera sangat terperangah ketika melihat sesepuh berjubah biru memperlihatkan dirinya. Sorot gembira segera terpancar di mata mereka.
Dengan begini, kekuatan Sekte Dao mereka sudah meningkat pesat.
"Iblis tua Qian? Kau rupanya masih hidup…"
Ren Yuanzi memandang ke arah sesepuh berjubah biru yang muncul di sisi Ying Xuanzi, kemudian sorot terperangah segera terpancar di matanya. "Tak kusangka kalau kau juga berhasil bertahan melewati Life and Death Tribulation dan naik ke Tingkat Samsara?!"
"Ha ha, awalnya kukira aku hanya bakal duduk dan mati dengan damai. Tak kusangka rupanya aku masih hidup…" Pak tua berjubah biru itu berkata sambil tersenyum.
"Kalau demikian, aku harus memberi semangat pada Sekte Dao karena kembali memiliki tambahan praktisi Tingkat Samsara…" Di langit, sosok berjubah putih yang memiliki mata seperti Yin dan Yang tersenyum samar dan membungkuk pada pak tua berjubah biru.
"Ren Yuanzi, urusan mengenai Lin Dong akan kita tangguhkan. Aturan sudah ditetapkan dan kita tidak bisa membiarkan orang lain mengira Yuan Gate kita tidak bisa menerima kekalahan ini." Pandangan pria berjubah putih itu menoleh pada Ren Yuanzi dan terkekeh.
Ren Yuanzi mengernyit ketika mendengarnya. Tak lama kemudian, dia menunduk acuh.
Ying Huanhuan seolah terbebas dari beban berat di hatinya ketika mendengar ucapan tersebut. Sesaat setelahnya, dia menatap gembira ke arah Lin Dong. Namun, gadis itu tidak melihat rasa gembira di wajah pemuda tersebut.
"Urusan ini tak akan selesai semudah itu…" Lin Dong menunduk. Dia memperlihatkan senyuman yang dipaksakan pada gadis muda di pelukannya.
Di langit, Tian Yuanzi tersenyum penuh arti pada Lin Dong. Tak lama kemudian, dia menoleh pada tikus kecil yang dikurung dalam Life and Death World, dan berkata sambil tersenyum, "Tapi, urusan antara Yuan Gate dan Celestial Demon Marten kemungkinan adalah sesuatu yang diketahui oleh Ketua Sekte Ying. Oleh karena itu, kau sebaiknya mengatur muridmu dengan baik setelah ini…"
Raut gembira di wajah Ying Huanhuan perlahan-lahan membeku. Dia memandang ke arah raut garang yang merambat naik ke wajah Lin Dong, dan hatinya mulai gemetar.
"Maaf…"
Tangan Lin Dong yang berlumuran darah mengusap lembut pada wajah gadis muda yang sedingin es tersebut. Suara pemuda itu terdengar serak ketika dia berkata, "Dia adalah saudaraku … mustahil aku diam saja tak berbuat apapun…"